Prolog

5.5K 509 44
                                    

Ketika malam yang biasanya terlihat indah dengan bintang-bintang dan bulan sebagai penerang bumi, kini semuanya berubah dalam sekejap ketika para dewa dan Dokkaebi datang memberikan kabar kepada semua umat manusia.

"Hanya orang yang kuat yang dapat bertahan!" begitulah kata Dokkaebi yang menyerukan sebuah perintah dari langit untuk diberitakan kepada umat bumi.

Sorak suara tak terima berseru dengan irama yang kacau--menunjukkan rasa protes yang keluar dari mulut penghuni bumi.

Namun, apalah daya mereka?

Karena bumi diciptakan oleh sang langit, manusia hanya menumpang untuk tinggal di karya sang pencipta.

Mereka harus bertahan.

"AAAAAAA!!"

Dalam sekejap semua makhluk yang tak pernah diketahui dan seperti tertidur dari tempat asalnya, kini keluar untuk menyerbu dan menghancurkan bumi. Orang-orang berhamburan kesetanan mencari perlindungan, walau kesempatan untuk hidup sangatlah kecil.

Tak ada yang berani untuk bergerak melawan.

Memilih lari dari kenyataan adalah cara paling mudah, walaupun bukanlah solusi.

Seorang lelaki sedang duduk menikmati angin debu sedang di pinggiran atap bangunan. Matanya tak melihat pada kegiatan manusia yang berada di jalan, tetapi melihat langit dengan emosi marah yang tak terbendung.

"Hei!"

Seorang wanita memanggil, kemudian menghampiri lelaki itu dengan bingung.

Wanita itu mengambil lengan lelaki tersebut dengan lembut, kemudian menaruh kepalanya bersandar pada bahu kokoh tersebut.

Tersadar, lelaki tersebut menoleh ke arahnya dengan membalas senyuman tersebut. Membiarkan lengannya dirangkul mesra oleh sang kekasih dengan kepalanya juga ikut bersandar pada kepala sang kekasih.

Keduanya menikmati malam dalam diam.

DHUARR!!!

Suara ledakan membuat bangunan yang mereka duduki bergetar dengan kuat. Keduanya sontak bereaksi, hingga membuat kedekatan keduanya mulai merenggang karena retakan yang telah memisahkan mereka. 

Dengan cekatan, lelaki itu segera menarik kekasihnya untuk kembali pada pelukannya.

Tapi semuanya terlambat.

Tangannya terlepas membuat keduanya kembali terpisah, namun kini dengan jarak yang semakin jauh.

Seakan waktu bergerak lambat, sang wanita mengeluarkan sebuah mage yang membuat kekasihnya terdorong untuk berpegangan pada dinding pintu sembari tersenyum dengan mengeluarkan air mata.

Dengan raut tak rela, ia melihat kekasihnya terjatuh dengan mengucapkan sebuah kalimat yang tidak ingin ia dengar sebagai akhir dari pertemuan mereka.

"Potter, Saranghae..."

—lalu semuanya gelap.

-TBC-

[NEW NOTES 2024: Hallo~ aku udah mulai start untuk memperbaiki kalimat2nya. Mungkin ada perubahan kalimat, tapi alur akan tetap sama. Jadi, ditunggu yaaa untuk update selanjutnya ^^. Terima kasih banyaaak yang masih menunggu cerita ini update~]



Aku dengan cerita baru, bagi yang belum tau orangnya seperti apa, kayak gimana, chapter selanjutnya akan aku kasih deskripsi mengenai character beserta gambarnya yaa ^_^


Oh recently, aku sebenarnya lagi maniak gak tau kenapa suka banget baca sejenis ORV, S Class Hunter (kalau di sebelah nyebutnya That S Class I Raised), sama Trash of The Count's Family.

Berulang kali aku reread dimana Dokja ketemu Joonghyuk, dan kesalah pahaman Jihye sama hubungan JoongDok ini, udahlah gak tau mau gimana tpi ini ngakak banget

tapi sayangnya aku gak baca novelnya walaupun udah tamat T_T

udah ketimpa spoiler, padahal aku kepincut gara-gara baca webtoonny dulu

Semoga aja, saat saya ada baca novelnya, saya tidak menangis

Inilah kenapa terlahir cerita ini

Disaat saya kepincut spoiler END, dan saya tidak suka, buatlah cerita versi saya sendiri

semoga kalian suka, dan tunggu chapter selanjutnya yaa


see you next Week

Update tiap Kamis


-Xelval-

My CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang