Chapter 17 (Menjadi Orang Lain Part 2)

1.2K 230 27
                                    

Cerita Sebelumnya...

"Duduklah, aku ingin cerita." Ucap Dokja yang membuat semuanya terpengaruh dan ingin mendengarkan cerita karangannya yang baru saja dibuat saat ini.

Ia menghela napas berat. Seolah-olah menunjukkan bahwa dirinya sedang terhanyut akan peran sedang merindukan sosok Kim Dokja—yang sebetulnya ia jijik jika harus mengatakannya kepada mereka.

Semuanya terdiam dan sudah duduk untuk mendengarkan. Dokja melihat semuanya sudah terlihat memperhatikannya. Ia sedikit gugup.

Karena untuk pertama kali, ia akan berakting di depan orang lain di umur sekarang—untuk mengelabui mereka bahwa sebenarnya ia sedang berakting.

Sekarang, saatnya ia melupakan status sebagai Kim Dokja seorang editor penulis. Tapi sebagai aktor—dengan berperan sebagai seseorang yang sudah ia siapkan siapa namanya.

Kim Dahee, namaku Kim Dahee, ucap Dokja dalam hati. Seorang perempuan transgender yang ingin menjadi kakaknya—Kim Dokja

-Chapter 17 (Menjadi Orang Lain Part 2)-

Dokja mengambil buku yang berjudul Omniscient Reader Viewpoints dan Three Ways Of Survived in Ruined World.

Ia menunjukkan raut sedih dan seolah-olah mengenang saat dimana Kim Dahee—nama palsunya—menyukai buku bacaan yang sama dengan Kim Dokja—nama aslinya.

"Sebelum dia menghilang—" ucapnya yang dimaksudkan pada dirinya sendiri. "kami sering sekali membaca buku bersama. Terutama saat ibu kami membacakan sebuah buku tentang seorang pahlawan yang menyelamatkan seorang putri dan berhasil menyelamatkan dunia—"

Matanya mengedar, menatap reaksi mereka setelah mendengar kalimatnya barusan.

"Seperti halnya anak-anak, kami selalu bermain bersama. Bahkan mencoba berperan menjadi salah satu tokoh—"

"Menggemaskan!" ucap seorang perempuan menginterupsi, membuat orang yang disebelahnya menyikut untuk diam.

Ia melihatnya. Cukup terkejut saat mendengar perkataan tersebut. Dengan bakat aktingnya, ia tersenyum seraya membenarkan walaupun masih menunjukkan raut sedih. "Ya, itu dulu. Dan semua berubah saat orang tua kami pisah. Kami dipisahkan sejak kecil, sehingga kami sudah tidak pernah melihat satu sama lain."

"Ke-kemana dia?!" Jiwon nampak terbawa emosi. Ada raut kesedihan saat mendengar cerita bohongnya.

Dokja menggeleng. "aku tidak tau kemana dia. Tapi yang aku ingat, seseorang memberikan barang-barang ini di depan apartemenku, seperti memberitahu bahwa dia benar-benar telah—"

"Oh tidak..."

Kumohon, terpengaruhlah kalian..., ucapnya lagi sembari memegang KTP dirinya.

"Aku—"—kumohon menangislah, ingat pada sesuatu yang membuatmu sedih, ingatlah pada sesuatu yang sedih..., ucapnya pada diri sendiri.

Hingga tiba-tiba, ia teringat akan adegan Yoosung pada cerita Three Ways di buku kesukaannya, yang membawanya pada kesedihan yang mendalam.

Akhirnya, air matanya keluar.

"Maafkan aku, aku tidak—" ujarnya tanpa mengelap air matanya yang kembali mengalir. Dalam hati, ia sudah berteriak senang karena merasa telah berhasil mengelabui mereka.

"Jiwon!" Surya membentak Jiwon yang kini ikut menangis. Ia merasa dibohongi kali ini. "Kau—"

"Maafkan kami, Dahee-ssi!" Surya membungkuk seraya minta maaf. Begitu pula dengan yang lain, membuat Dokja sedikit menyunggingkan senyuman.

My CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang