Chapter 9 (Penasaran Part 2)

1.5K 291 50
                                    

Cerita Sebelumnya...

"Kamu mikirin apa, Dokja-ssi? Apa ada yang mengganggumu?"

Dokja mengernyit. Dalam hati berkata, ya ada. Dan tentunya, itu kamu.

Ia tidak tahu apa alasan Sangah terus-terusan berbicara mengenai Joonghyuk. Apalagi mengetahui hal-hal yang sepertinya tidak pernah diumumkan lewat media atau postingan media sosial Joonghyuk.

Matanya mengernyit curiga. Sangah yang merasa ditatap nampak gugup dan bingung secara bersamaan.

Dokja tak hentinya menatap lamat ke arah Sangah. Mencoba berspekulasi terhadap sebuah hipotesa yang belum sempurna.

Ia butuh jawaban dari yang bersangkutan.

Setidaknya, memastikan jawaban dari mulut sang lawan bicara.

"Yoo Sangah-ssi—"

"Y-ya?"

"Apa kau sasaeng-nya Joonghyuk-ssi?"

-Chapter 09 (Penasaran Part 2)-

Seoul, Korea Selatan

Selasa, 05.00 PM

Menuju Yeoksam Dong Apartmant

Sembari melewati market kecil terdekat, Dokja membeli beberapa makanan yang setidaknya bisa di masak dan di makan secara langsung olehnya dan keponakannya.

Makanan frozen food. Ia tidak terlalu bisa menghidangkan makanan yang enak. Karena menurutnya akan lebih efisien memasak makanan yang hanya tinggal menggoreng dan memanaskannya saja.

Namun, karena teringat ia tidak hanya sendiri. Sepertinya, mau tidak mau ia harus memasak—seperti makanan bibimbap dan jomukbap. Mungkin sesekali makan-makanan hot-pot juga menarik.

Membayangkan hal tersebut, seketika ia tersenyum kecil. Semenjak kedatangan Yoosung dan Sooyoung, ia merasa bahwa ia harus menjaga keduanya.

Sejak kecil di masa sekolah, ia merasa bahwa hidupnya dipenuhi dengan rasa kesendirian. Bahkan ia harus merelakan keinginannya untuk menjadi aktor, semenjak kejadian sang ibu menghilang entah kemana—bersamaan dengan sang ayah yang tidak ia ketahui dimana keberadaannya.

Ia merasa ditinggalkan. Dibiarkan hidup sendiri di rumah tersebut, bahkan harus mencari pekerjaan di masa belia. Anehnya, walaupun begitu ia selalu dikirimi uang dari seseorang yang tidak dikenal.

Termasuk sebuah surat yang membuatnya tidak berhenti sekolah hingga ke universitas.

Ia sendiri tidak tahu siapa orang tersebut, tapi dengan kejadian itu, ia sangat berterima kasih.

Nama samaran yang terdiri dari dua huruf itu juga membuat dirinya bertanya-tanya. Bahkan ia sempat berharap untuk bertemu dan membalas kebaikan orang tersebut.

Ia bisa dekat dengan keponakannya, saat tante—ibu dari Shin Yoosung datang membawa Sooyoung. Kejadian itu muncul saat di masa kuliahnya di tingkat empat.

Dokja sempat tidak mengenalinya. Termasuk saat melihat Sooyoung yang baru ia kenal saat itu. Dulu ia sempat menolak, tetapi saat tantenya mengatakan bahwa ia adalah adik dari ibu kandungnya, mau tidak mau harus menerima dengan berat hati.

Pada awalnya, ia memang tidak dekat dengan mereka. Bahkan sering kali kerap mengabaikan. Sibuk dengan dirinya sendiri. Seakan-akan, bahwa existensi di kehidupannya ini—hanya ada dirinya sendiri. Walupun itu berubah, saat ia tidak sengaja melihat kejadian tidak terduga.

Sooyoung tergeletak tak berdaya di atas lantai saat ia baru pulang dari univeritas. Dengan cepat, ia segera memanggil Sooyoung untuk pertama kalinya.

Berulang kali Sooyoung seperti sedang mencari udara—nafasnya tidak karuan. Seperti sedang sekarat, ia kembali mengingat dirinya di masa lalu. Dimana ia merasakan kesendirian—tidak ada seorang pun yang menolong saat dirinya sangat membutuhkan bantuan. Walaupun didetik-detik terakhir ia berhasil diselamatkan oleh seseorang yang tidak dikenali dengan berpakaian serba hitam.

My CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang