Chapter 23 (Masa Penculikan Part 2)

961 177 40
                                    

Cerita Sebelumnya...

"Namaku Wonji. Dan yang di belakang, Hayoung-ssi."

"Hmm..."

Hayoung menatap bingung ke arah Jiwon. "Ada apa?"

"Ah—tidak, maafkan aku!"

"Biar kutebak." Hayoung mencoba menebak dari cara tatapan Jiwon yang sepertinya penasaran ke arahnya. "Kau mau bertanya jenis kelaminku, kan?"

"..."

"..."

"..."

Jiwon tak berani bicara kembali. Hal itu tentu membuat Hayoung marah hingga kepalanya mengadah ke depan, membuat suara rendah yang terkesan mengintimidasi tepat ke telinga Jiwon.

"Tunjukan ponselmu! Aku tau kamu merekam percakapan kami, cewek sialan!"

-Chapter 23 (Masa Penculikan Part 2)-

...

Deja vu..., ujarnya saat merasa dirinya mulai merasakan hawa bahaya.

Dokja menelan ludah.

Ia mencoba menggerakkan tangannya—namun terikat di belakang badannya. Ia mencoba menggerakkan kaki, bisa digerakkan—hanya saja ia mendengar suara rantai.

Ada yang mengganjal dipergelangan kakinya.

Matanya perlahan ia buka, namun yang terlihat hanya hitam.

Sebuah suara menginterupsi saat tahu ada gemericik rantai yang barusan ia bunyikan dari hasil menggerakkan kakinya.

"Bos! Dia sudah bangun!"

Lagi-lagi, Kim Dokja menelan ludah.

Penutup mata yang menghalangi penglihatannya kini dibuka. Samar-samar ia melihat dua orang lelaki seperti sedang menatapnya dalam diam, dengan mengenakan pakaian serba putih.

Satu orang yang sedang memegang penutup mata itu, kini mendekat. Bahkan terlalu dekat ke arah wajahnya.

"Aku tidak menyangka kau suka crossdress..." ucapnya. Dokja yang mendengar hal itu, berusaha mati-matian untuk menahan ketakutannya. Matanya menatap tajam, walaupun keringat dingin tak bisa membohongi kedua lelaki tersebut. "Tidak usah gugup seperti itu, selain itu, tatapanmu tidak membuatku takut. Hei—ambilkan kain untuk mengelap keringatnya."

"Eh?!"

"Cepat ambil. Sepertinya dia demam."

Dokja mengernyit aneh. Dalam hati, ia berkata, aku sedang tidak demam. Rasanya ia ingin mengucapkan hal tersebut. Tapi entah kenapa, mulutnya tertahan entah kenapa.

"Err..." lelaki yang disuruh itu tampak ragu. Bahkan melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat si lelaki yang dekat dengan Dokja ini kesal seketika. "Se-sekarang?"

"Enggak—taun depan! Ya sekarang lah, bego!"

"BAIK! LAKSANAKAN!!" Lelaki itu segera pergi dari tempat tersebut meninggalkan mereka berdua.

Dokja semakin keringat dingin. Ia tidak tahu apa yang akan lelaki itu lakukan padanya. Tapi tubuhnya reflek menjauhi lelaki tersebut, walaupun tertahan saat lelaki itu malah menimpanya di atas.

Kali ini, Dokja sedang kena kabedon dari atas kasur.

"Hei—" ucap lelaki itu sembari memandangnya.

Dokja yang kini sudah tak bisa menahan rasa takutnya, tiba-tiba merasa sesak napas.

Orang tersebut hanya bisa melihat dalam diam saat melihat ekspresi wajah Dokja saat ini.

Terutama saat napas Dokja mulai tidak karuan.

My CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang