bab 1✅

5.6K 473 79
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.

Sebuah mobil hitam berhenti tepat di halaman panti, keluar seseorang berbadan tegap dengan aura mematikan, ia langsung membidik Kana yang berjalan sendirian sehingga dia terjatuh dengan mudah, kemudian Mew membawa Kana pergi tanpa sepengetahuan siapa pun.

"Bangunkan dia!" suruh Mew sembari duduk di sebuah kursi yang menghadap Kana terikat kaki dan tangan.

Seember air mampu membangun Kana dari pingsannya. Bingung, kaget, bahkan sedikit takut, Kana mencoba berpikir di mana sekarang ia berada.

"K-kalian siapa? Dan apa-apaan ini?" tanya Kana mencoba melepaskan diri.

"GULFIENA KANAWUT 'seorang pembina panti di temukan mati di sebuah gedung tua tak bertuan, dengan luka mengenaskan di seluruh tubuhnya' bagaimana kita mulai dari sini ....?" Sebuah belati tajam diarahkan langsung menyapu kening hingga wajah Kana.

Kana yang tadinya sibuk mencoba melepaskan diri, sekarang terpaku menggigil merasakan dinginnya pisau tepat di depan wajahnya.

"A-apa m-maumu?"

"Melihat kulitmu, sepertinya terlalu mulus, mau aku beri tanda sedikit. Ow ..., tapi tidak usah, aku suka wajah cantikmu, bagaimana kalau di leher?" Belati tadi sudah di leher Kana yang putih.

"K-k-au mencoba menakut-nakuti? Aku mohon jangan s-sakiti aku," ujar Kana ketakutan, orang di depannya begitu fokus mengamati lehernya dari dekat.

"Hmp! Aneh, laki-laki, kenapa mempunyai leher yang begitu indah?"

Mew tak menghiraukan Kana, ia semakin sibuk mencari-cari bagian tubuh yang akan dilukai dengan pisaunya. Dia mengangkat pisau yang di pegangnya untuk mengamati betapa tajam belati ini.

Srek ....

Sedikit sentuhan di mata yang benar-benar diasah mampu merobek jemari pemiliknya ketika menyapukan satu jarinya di sana.

Kana yang takut darah langsung menutup mata, ketika tetes demi tetes jatuh ke lantai dari jari orang itu.

"Oppsss, pisau yang bagus," gumam Mew, dia langsung menjepit dagu Kana agar mendongak padanya.

"Am-pun, aku tidak mengenal kalian, aku mohon menjauh dariku," ucap Kana semakin berkeringat dingin. Kana merasakan deru nafas orang itu begitu dekat dengannya sekarang.

"Jangan takut, kau bisa keluar dari sini dengan selamat, jika kau menanda-tangani berkas ini."

Sebuah surat perjanjian ditunjukkan, langsung membuat Kana melotot, ternyata mereka menculiknya karena penjualan tanah yang diminta orang-orang yang datang tempo hari lalu.

AT least (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang