bab 7 🔞✅

4K 376 86
                                    

Setelah pergaulan mereka selesai, di mana keduanya benar-benar lelah saling memacu dan sekarang sama-sama kehabisan tenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pergaulan mereka selesai, di mana keduanya benar-benar lelah saling memacu dan sekarang sama-sama kehabisan tenaga.

"Kau menikmatinya kan, sayang?" bisik Mew di sela ia memaki baju. "Beristirahatlah calon istriku. Ingat, besok kita ada konferensi pers."

"Siapa calon istrimu, hah!" maki Kana atas rasa jijik pada Mew muncul kembali, Kana melempar Mew dengan bantal. Namun langsung Mew tangkap.

"Eits ..., tidak kena," ejek Mew. "Munafik!" ujar Mew meninggalkan Kana yang masih marah dengan melempar apa pun yang ada pada Mew.

***

Kana enggan untuk bangun, beberapa kali Ahan mencoba membangunkannya, namun Kana masih setia menyembunyikan dirinya di dalam selimut tebal.

"Biar aku yang membangunkannya!" ucap Mew kesal mengangkat tubuh Kana. Membuat Kana berontak seperti cacing dengan tenaga yang tidak sebanding dengan pria itu.

"Lepaskan aku, aku tidak sudi kau sentuh!" Kana meronta dalam gendongan Mew menuju kamar mandi.

"Aght!" ringis Mew, ketika Kana semakin ribut dan membuat kepalanya kembali terbentur ke tembok.

"Diamlah bodoh, kau mau Mati, hah!" geram Mew merasakan sakit.

"Kau kesal denganku, 'kan? Bunuh aku sekarang!" teriak Kana di depan Mew.

"Pria cantik tidak boleh mati dengan cepat, sayang. Kalau kau mati siapa yang akan melayaniku nanti?"

"Cuih ..." Kana meludahi Mew membuat emosi Mew terpancing.

"Fuck!" ucap Mew seketika mencekik Kana.

"Agh ..."

Kana tercekik hingga lidah Kana terjulur dengan mata melebar.

"Kau memang tidak tau diri, jalang sialan, beruntung aku membiarkanmu hidup sampai sekarang, pria bodoh sepertimu begitu menyusahkan, kini terserah, kau mau mati, kan? Silakan, tapi ingat bukan dirimu saja pergi ke neraka, anak-anakmu juga, akan aku keluarkan ginjal mereka satu persatu dan akan aku pastikan mereka semua menderita!" ancam Mew terdengar tidak main-main, kemudian meninggalkan Kana yang terendam di bathup.

***

"Bagaimana Kana, kau siap?" tanya Ahan, setelah Kana selesai mengenakan baju menuju tempat konferensi pers.

"Semua akan baik-baik saja, tenang lah," ujar Ahan, melihat Kana semakin gelisah.

"Bi, sebelum pergi dan setuju, boleh Kana bertemu dengan anak-anak sebentar?" pinta Kana penuh harap.

Bi Ahan setuju membawa Kana untuk menemui anak-anak panti asuahan.

"Kakak, Kana ..,." teriak seorang anak laki-laki dan beberapa anak lainnya langsung memeluk Kana. Mereka begitu merindukan Kana yang sudah lama tak mereka lihat. 

AT least (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang