Bab 8 🔞✅

3.5K 379 85
                                    

"Jangan gegabah, biar Ibu yang mengurusnya, kau diam dan jangan melakukan apa-apa, Mew sedang mencarimu, bersembunyilah di tempat yang aman , sebentar lagi kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan, anakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan gegabah, biar Ibu yang mengurusnya, kau diam dan jangan melakukan apa-apa, Mew sedang mencarimu, bersembunyilah di tempat yang aman , sebentar lagi kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan, anakku."

***

"Kana bangunlah ...." bisik lembut Ahan pada Kana.

Kana sedikit terusik dan ia menyadari kehadiran Ahan di kamarnya, sedikit malu, Kana menarik selimut yang sedikit turun untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.

"Bangunlah, Bibi sudah mempersiapkan keperluanmu, hari ini adalah pernikahanmu, Kana."

***

Kana hari ini begitu tampan memasuki Attar pernikahan. Di ujung kain merah, Mew menunggunya untuk mengucap janji suci di depan pendeta bersama. Acara ini di hadiri beberapa wartawan untuk mendokumentasikan acara sakral tersebut.

"Aku Mew Jactachop Chananvevat, akan berjanji menjadi suami yang bertanggung jawab atas hidup Gulfiena Kanawut, menjaganya dalam suka, maupun duka, dan mencintainya sampai maut memisahkan kami."

Kali ini giliran Kana.

"A-aku ...," ucap Kana menggantung.

Jemarinya yang di dalam genggaman Mew, diremas untuk menghilangkan kegelisahan.

"Ayo ..," gerak bibir Mew, agar Kana melanjutkan ucapan yang sudah pendeta ajarkan.

"Aku G-Gulfiena Kanawut berjanji, sebagai istri Mew Jactachop Chanavevat, untuk mendampinginya dalam suka maupun duka, menjaga Kehormatannya dan mencintainya hingga hanya maut yang akan memisahkan kami."

Deg ...

Jantung Kana berdetak kencang, ucapan tadi sangat sakral baginya.

"Kalian berdua sah menjadi pasangan."

"Dia istrimu sekarang!" lanjut pendeta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dia istrimu sekarang!" lanjut pendeta. "Dan kau, dia suamimu. Hormatilah dia," ujar pendeta memberkati mereka berdua. 

"Ciumlah istrimu Tuan Mew!" teriak tamu undangan yang hadir.

"Ciumlah istrimu Tuan Mew!" teriak tamu undangan yang hadir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AT least (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang