bab 5 🔞✅

4.2K 401 50
                                    

Thami, orang terdekat dengan Kana setalah Tor, dari semalam menunggu kepulangan Kana, rasa cemas terus menghantuinya, Kana begitu berharga baginya bahkan Thami sudah menganggap Kana sebagai anak sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thami, orang terdekat dengan Kana setalah Tor, dari semalam menunggu kepulangan Kana, rasa cemas terus menghantuinya, Kana begitu berharga baginya bahkan Thami sudah menganggap Kana sebagai anak sendiri.

Satu tahun yang lalu, Thami kehilangan semuanya, rumah, anak dan suami, secara bersamaan pergi darinya. Hidup menjadi janda dan tidak memiliki siapa-siapa di usia tua membuatnya kehilangan semangat hidup, namun semua itu berubah ketika Thami bertemu Kana di sebuah pasar, wanita tua itu terlihat linglung waktu itu.

***

Kana hanya bisa tidur meresapi nasib pahitnya, matanya sesekali mengamati kamar itu, terlihat perabotannya sedikit kuno dan rastik, tapi masih elegan dengan nuansa kayu yang lumayan menenangkan. Apa pria jahat tadi tinggal di tempat seperti ini? Pikirnya enggan mencoba duduk dengan rasa nyeri di bagian bawahnya.

Kana, si pria lembut, mudah tersenyum, namun itu sebelum ini, seketika berubah, sekarang ia tampak muram, di sekujur tubuhnya penuh luka lebam dan memar bekas cumbuan pria yang sama sekali tidak dikenalnya, bukan hanya itu, beberapa orang mati begitu saja tepat di depan mata kepala Kana sendiri. Air mata Kana seakan kering, hidupnya sudah hancur.

Klik ...

Mata sayunya teralih melihat pintu terbuka, seseorang masuk, kemudian mendekati nakas mengambil sepiring buah-buahan yang sudah terpotong, lalu mendekati Kana.

"Kau tidak lapar?" tanya Mew seperti mengejek, kemudian mengambil salah satu potongan buah itu lalu memakannya lagi, ia juga mengembangkan senyuman membuat Kana sangat jijik.

"Kau jatuh dari mana, sih?" ucap Mew menghampiri Kana, lalu menyentuh wajah itu dengan jemarinya yang Kana tepis.

"Sangat cantik, tapi bodoh." Lagi-lagi tersenyum remeh. Kemudian bangkit setelah melempar piring buah itu ke atas kasur di mana Kana duduk dengan tubuh terbungkus selimut.

"Makanlah, baby, agar bisa melayaniku lagi," ucap Mew sebelum pergi.

Mendengar Kata-kata menjijikkan itu, Kana seketika langsung mengambil piring buah itu, ia lemparkan tepat mengenai kepala Mew, entah apa yang membuatnya berani.

"F-Fuck!" Mew berbalik setelah benturan keras di kepalanya, ia berjalan kencang berbalik pada Kana, bahu Kana ia tekan sangat kuat. Tampak aliran darah mulai merembes di tengkuk leher Mew.

"Kau mau mati jalang, sialan!"

Kana seakan tidak takut mati setelah apa yang dialaminya, ia menantang pria yang sudah memperkosanya itu.

"Bunuh saja kalau kau ingin," ucap Kana menahan tangis.

Mew langsung marah dan mencium Kana kasar. Ia melumat bibir Kana dan meremas milik Kana tiba-tiba.

"Kau ingin Mati, kan? Matilah setelah kau melayaniku, laki-laki munafik sepertimu ingin bermain, hah!" Mew membuka celananya cepat, kemudian menarik kaki Kana yang hendak kabur lalu menahannya.

AT least (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang