Sequel "Suami Perfecsionis"
"Abang io i love u!!!" teriak Aurel dari halaman rumahnya yang kini melihat Rio keluar rumah bersiap akan berangkat bekerja dengan setelan jas hitamnya yang menambah ketampanan Rio berkali-kali lipat.
"Dasar wanita frea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Abang Io, Uyel nebeng dungs" rayu Aurel yang kini berdiri tepat di halaman rumah Rio.
Rio pun yang kini sedang memanasi mobilnya, berdecak pelan. Mengapa bocah freak ini selalu mengganggunya ucap Rio membatin.
"APA?" ketus Rio ngegas
"Eits sama calon istri ga boleh ngegas begitu dosa!" peringat Aurel
"Calon istri, calon istri. Halu kamu!''
"Ayo dong, Uyel nebeng kan searah ya ya ya?" mohon Aurel dengan puppy eyes nya
"Hm" jawab Rio malas
"Aw, telimakaci calon suamik" Lalu Aurel pun mulai memasuki mobil Rio dan duduk anteng di kursi penumpang, menunggu Rio masuk
"Abang Io udah sarapan?" tanya Aurel saat Rio sudah duduk di kursi kemudi, dan mulai melajukan mobilnya.
"Udah" jawab Rio seadanya
"Yah, padahal Uyel dah masakin loh" ucap Aurel sembari menunjukan satu kotak makan pada Rio.
"Masukin aja ke tas" ucap Rio merasa tak tega melihat Aurel yang sepertinya sedih jika makanannya tak ia makan
"Oke" ucap Aurel semangat, dan memasukan kotak makanannya ke dalam tas kerja Rio
"Rell" panggil Rio dengan mata fokus kedepan
"Apa abang Io?"
"Stop deh, panggil saya Io. Nama saya itu Rio bukan Io, terus berhenti sok imut, nama kamu itu Aurel, dan kamu sudah besar gausah nyebut diri kamu sendiri dengan sebutan Uyel, jijik tau ga. Kalau masih kecil sih wajar kamu bilang Uyel, orang kamu bicara juga belum benar, sekarang kamu kan sudah besar jadi please ngomong nya yang bener, gausah sok imut Rel" ucap Rio panjang lebar
Aurel pun yang mendengar ucapan blak blak Rio barusan merasa tertohok, dan tersenyum masam.
"O-oh oke Bang, lain kali engga gitu lagi ya, kalau Uye eh aku inget" ucap Aurel terbata dan mencoba biasa saja
"Hm" dehem Rio singkat, dan kembali fokus menyetir
tiga puluh menit berlalu, kini mobil Rio pun berhenti di parkiran kampus Aurel.
"Makasih Bang Rio tumpangannya, Aku permisi" ucap Aurel pelan, dan segera menutup pintu mobil Rio.
Rio pun yang menyadari perubahan sikap Aurel merutuki dirinya sendiri, mengapa ia terlalu blak blakan kepada Aurel, pasti gadis itu akan sakit hati dengan ucapannya. Tapi Rio berharap semoga itu tak merubah sikap manis Aurel padanya, meskipun terkadang Rio merasa risih, namun saat satu hari pun Aurel tak mengganggu nya Rio merasa kehilangan dan ada yang kurang dalam hidupnya.
Setelah merenungi kesalahannya, Rio pun segera melajukan mobilnya kembali menuju kantor, untung saja kantornya dan kampus Aurel berdekatan jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke kantornya.
Dan Rio berniat akan meminta maaf pada Aurel atas ucapannya tadi, setelah ia pulang dari kantor ucap Rio yakin.