Saatnya menjalankan rencana kedua.
Selepas mengikuti—menguntit Mamahnya ke Rumah Sakit, siang ini Hongjoong ganti menjelajah ke daerah yang dituju Papahnya.
Prediksi nya tepat sasaran. Seperti dugaan Papahnya tidak hanya pergi ke kantor. Pria itu pergi ke suatu Perumahan yang Hongjoong sendiri tak pernah tahu itu ada.
Hongjoong tidak tahu ada keluarga yang tinggal di kota ini selain keluarganya karena Papahnya berkata bahwa anggota keluarga yang lain berada di kota yang berbeda.
Handphone nya menunjukkan bahwa mobil Ayahnya sedang berada di kantor. Ini kesempatan yang bagus untuk mencari tahu rumah siapa yang Ayahnya kunjungi.
Di setiap rumah, terdapat nama kepala keluarga yang menghuni rumah tersebut. Bae *** ***, bukankah itu nama perempuan? Mengapa bukan nama kepala keluarga yang tertulis disana?
Tok... Tok... Tok...
Hongjoong menunggu pemilik membukakan pintu. Namun beberapa saat berlalu, tak ada yang terjadi. Hanya sepi yang Hongjoong dapatkan.
Tok... Tok—
"Apakah anda mencari Nyonya Bae?"
Seorang wanita paruh baya berujar ramah pada Hongjoong, membuat laki-laki itu menjauh dari arah pintu dan menghampirinya.
"Iya, apakah beliau ada dirumah?"
Wanita tersebut menggeleng, "Nyonya Bae sedang pergi. Mungkin masih lama karena baru saja ia pergi."
Hongjoong mengangguk mengiyakan lalu menatap rumah minimalis itu sekilas. Siapa Nyonya Bae yang dimaksud?
—— 𝐧𝐨𝐭 𝐲𝐨𝐮 ——
Hongjoong sudah sampai di sebuah SMA yang megah. Banyak murid berlalu lalang karena ini adalah jam pulang mereka.
"Joong!" Panggil Seoho dari kejauhan.
Laki-laki yang baru saja pulang Sekolah itu berlari menghampiri Hongjoong, dengan Younghoon yang mengikuti sambil berjalan santai.
"Awalnya aku takut salah mengira Sekolah kalian, karna ditungguin nggak muncul-muncul."
"Si Seoho, handphone nya disita karna dipake main pas pelajaran, jadi harus ngambil ke ruang BK dulu", sahut Younghoon dengan kedua tangan yang dilipat di dada.
"Hehe, trus mau ngapain nih? Katanya kamu udah kangen rumah, mau hangout ato gimana nih?"
"Gimana kalo ke—"
Bughh
"Bangs*t! Mau lo apa hah?!"
Hongjoong terkejut melihat Seyoung yang sedang berkelahi dengan siswa lain. Itu sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi Seoho dan Younghoon, namun melihat perubahan 180° dari sang sahabat tentu belum dapat diterima baik-baik oleh otak bingung Hongjoong.
"Udah biarin aja, biasanya juga kek gitu", ujar Younghoon yang menyadari kemana arah tatapan Hongjoong.
"Yok Joong, kita—ehh kamu mau kemana?!" Seoho berteriak saat Hongjoong berlari kearah Seyoung, mendekati berandalan itu yang tak seharusnya ia dekati.
"Hei! Berhenti!" Hongjoong berujar lantang dengan beraninya. Sontak tindakannya langsung menyulut amarah Seyoung yang baru saja terganggu.
"Lo lagi! Mau cari mati hah?!"
"Kamu nggak seharusnya mukulin dia..."
Buaghh
Pipi Hongjoong menjadi sasaran empuk bogem mentah yang Seyoung layangkan. Sudah tahu Seyoung nya menjadi lebih kuat sekarang, tetapi Hongjoong masih saja nekat untuk melerai.
Tak apa, Hongjoong tidak selemah itu. Hongjoong bukan orang yang sekali kena pukul langsung tumbang begitu saja.
Grepp
Hongjoong menahan pukulan Seonghwa yang hendak mengenainya. Ia mencengkeram kepalan tangan itu dengan sekuat tenaga lalu menatap tajam pada manik Seyoung.
"Apa yang terjadi padamu? Seyoung ku nggak pernah nyakitin orang lain. Dulu kamu nggak kayak gini, orang baik-baik dan bukan berandalan yang kerjanya cuma nyakitin orang lain. Seyoung yang aku kenal itu suka musik, bukan pukulan!"
"Apasih! Gak usah sokab!"
Seyoung yang sudah terlanjur kesal mendorong tubuh Hongjoong lalu berjalan pergi membelakanginya. Hongjoong itu tengil, tiba-tiba muncul dan mengganggunya.
"Seyoung!"
"Apa kamu nggak ingat sama aku?!"
"Ini aku Hongjoong, Kim Hongjoong!"
Nampak seperti percuma namun tak apa, Hongjoong berharap Seyoung mendengar teriakannya.
—— 𝐧𝐨𝐭 𝐲𝐨𝐮 ——
Ketiga remaja itu, Hongjoong, Younghoon, dan juga Seoho sedang duduk bersisian di kursi panjang sebuah cafe.
"Kenapa sih lo kayak maksa banget buat nolongin dia tadi? Kan lo udah tau sifat cowok itu."
"Betul tuh, nekat banget kamu Joong!" Sahut Seoho membenarkan.
Hongjoong memijat pelipisnya sejenak, "ya lagian kasian tau, kalaupun emang mereka ada masalah kan bisa diselesain baik-baik", jawaban Hongjoong tentu tidak bisa diterima oleh kedua temannya. Bagaimana pun yang ia lakukan sangat beresiko.
"Ntar kalo sampe lo diincer jangan bawa-bawa gue ya, males", jiwa rebahan Younghoon sudah keluar lebih dulu sebagai antisipasi jika kedepannya ada sesuatu yang terjadi pada Hongjoong.
Meskipun pada faktanya Younghoon bukanlah orang yang setega itu pada temannya.
Tiing
Pintu cafe terbuka menampakan seseorang yang langsung mendapat binaran dari Younghoon, "Changmin sinii!"
Laki-laki yang dipanggil langsung menghampiri kearah mereka. "Nahh ini nihh, si Yono jadian nggak bilang-bilang, nggak pj pulakk", Seoho berujar sambil menunjuk-nunjuk kedua pasangan itu.
"Salah lo sendiri lah, cari pacar sono biar gak iri mulu ama gue", Younghoon berlagak seolah menyombongkan diri.
"Lo sendiri gimana Joong? Gak ada niatan buat cari pacar gitu?"
Hongjoong mengerjapkan matanya beberapa kali setelah tersadar dari lamunannya. Ia menatap Changmin yang juga menatapnya sekilas. "Soon, itu salah satu tujuan utamaku kembali. Dia ada disini, di Korea."
Tbc
Changmin tbz ya guys, ntar kalian ketuker lagi ama Changmin tvxq (meskipun nggak bakal ketuker tapi gapapa, ngingetin aja)
Makin lama makin gaje yaampun, mo nangis ⊂((。•́︿•̀。))⊃
Hayooo... itu si Papih ngapain coba natep Kak Camin?
—❤️✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Not You | Joonghwa [HIATUS]
Fanfictie"Gue emang egois. I'm ok, silahkan kalo lo mau benci Seonghwa si pembohong ini." status: □ on going ■ on hold □ completed © iglessciee ᵗʰᵘʳˢᵈᵃʸ ' ¹ᵒ ᶠᵉᵇʳᵘᵃʳʸ ²ᵒ²²