12. Dicuekin

6.1K 434 29
                                    


Ni gue udah usahain up ya
Kalau gak rame gak bakal up lagi ok

Disiang hari yang panas, Kevin sedang bersantai di taman belakang dekat kolam renang sambil menikmati secangkir orange jus. Sedangkan Roy sedang rebahan di kamar.

Tiba-tiba ni Imah datang mengejutkan Kevin.

"Maaf tuan, di depan ada nyonya Tia," ujar Ni Imah. Tia adalah sepupunya Kevin.

"Hmm," dehem Kevin lalu berdiri untuk menemui Tia.

"Ada apa?" Tanya Kevin setelah melihat Tia duduk di ruang tamu.

"Aku mau pergi sama mas Dio, jadi aku titip Riko di sini ya. 3 hari doang kok," ujar Tia yang sedang menggendong anaknya Riko berumur 3 tahun.

"Gabisa-"

"Bisa kok!" Potong Roy yang sedang menuruni anak tangga.

"Is sayang nanti dia sama siapa, kamu kan kerja, sedangkan aku juga kerja," ujar Kevin kesal. Lagi-lagi tidak ditanggapi oleh Roy, Roy tetap berjalan santai menuju Tia lalu mengambil Riko dari gendongan Tia.

"Makasih ya Roy, memang kamu paling baik deh. Gak kayak yang ono," ujar Tia menyindir, sedangkan Kevin hanya memutar bola matanya malas.

"Iya kak sama-sama, aku juga kangen sama Riko," jawab Roy sambil tersenyum.

"Yaudah kalau gitu aku pamit dulu ya," ujar Tia.

"Iya kak hati-hati ya."

Kevin mukanya udah ditekuk dari tadi. Masalahnya guys, Kevin itu gak suka sama anak-anak. Menurut Kevin anak-anak itu bikin ribet. Bau eeknya, suara tangisannya, no! Kevin anti sama itu semua.

Sedangkan Roy suka sama anak-anak. Dia sangat menyayangi Riko, ia sudah menganggap Riko sebagai ponakannya sendiri.

Kevin makin khawatir dengan adanya Riko Roy malah tambah cuek.

"Sayang kamu kok mau sih urus si nakal itu!" Hardik Kevin.

"Apasih! Berisik aja dari tadi!"

"Kamu gak boleh ngurus dia, kamu cuma boleh ngurus aku!" Ujar Kevin mantap.

"Kita ke kamar yuk, main sama om, mau ya?" Ujar Roy berbicara seperti anak kecil pada Riko.

"Hihi mainn," ujar Riko sambil ketawa cekikikan.

"Iya kita main, yuk!" Roy pun membawa Riko ke atas melewati Kevin yang sedang cemberut.

"Dasar bocah ingusan!"

                           ✨

"Sayang liat aku bawa apa untuk kamu!"

Roy yang sedang main dengan Riko pun hanya pura-pura tidak dengar.

"Aku bawa nasi Padang lho, makanan kesukaan kamu," sekali lagi Kevin berusaha membujuk Roy, namun hasilnya tetap sama.

Sakit, itulah yang Kevin rasakan. Beberapa hari ini ia dicuekin, bahkan Kevin sudah melakukan segala cara namun Roy tetap cuek. Kevin berusaha tersenyum walau dirinya tak di anggap.

"Yaudah aku taruh di sini ya, jangan lupa di makan," ujar Kevin pelan sambil menaruh Bungkusan nasi tersebut di atas meja, lalu Kevin keluar meninggalkan Roy yang sedang bermain dengan Riko.

Kevin menuju taman belakang, di sana ia duduk dengan tatapan kosong. Seketika matanya berair, sakit banget rasanya dicuekin oleh orang yang sangat ia sayang. Jika tau akan seperti ini, tak akan ia mengkhianati Roy dulu. Namun nasi sudah menjadi bubur. Yang bisa ia lakukan adalah berubah dan berusaha memperbaiki kesalahannya di masa lalu.

"Yang aku kangen..." Ujar Kevin lirih bersamaan dengan jatuhnya air mata.

"Maafin aku yang hikss."

                           ✨

Hari saat ini sudah malam, Kevin dan Roy bersiap-siap untuk tidur. Sedangkan Riko sudah tidur dari tadi. Kebetulan di kamar mereka memang ada box bayi, itu milik Riko yang ketinggalan ketika dulu Riko menginap di sini. Dan pada akhirnya sekarang Riko tidur di dalam box itu.

"Yang peluk," ujar Kevin takut-takut.

Roy sudah memejamkan matanya, tapi sebenarnya ia belum tidur. Dan ia mendengar permintaan Kevin yang minta peluk.

Roy tau kalau Kevin gak akan bisa tidur kalau gak dipeluk. Sama di puk-puk in. Ya, dipuk-puk pantatnya sama kek bayi. Itu sudah kebiasaan dari dulu. Kan gue udah bilang kalau Kevin akan menjadi kelinci jika bersama Roy, jadi Jan heran lagi yak.

Roy pun tertidur tanpa menghiraukan Kevin. Ditengah malam Roy terbangun ketika mendengar suara orang yang sedang terisak. Ketika membuka mata, Roy melihat Kevin sedang membelakanginya. Punggung Kevin terlihat bergetar seperti orang sedang menangis.

Lalu Roy melihat jam, dan jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Roy pun terkejut, jadi Kevin menangis sampai pukul 3 dini hari? Tiba-tiba saja Roy merasa iba pada Kevin. Ia jadi berfikir kenapa dirinya sampai setega ini?

Apa ini sudah keterlaluan ya? Ia tau Kevin mempunyai salah, tapi apa ini tidak berlebihan? Mencuekinnya dan membiarkannya menangis hingga sampai dini hari?

Tangan Roy terulur untuk menyentuh bahu Kevin, lalu membalikkannya. Terlihat mata Kevin sembab, idungnya berair dan isakan kecil yang masih keluar di mulutnya.

"Hiksss hikksss."

"A-aku ga-gabisa tidur hwaaaa," ujar Kevin diakhiri dengan tangisannya yang semakin kuat.

Roy segera mendekap dan memeluk erat Kevin. Tangan kanan ia gunakan untuk mengusap air mata dan rambut Kevin, sedangkan tangan kiri untuk puk-puk in pantat Kevin.

"Sshutt, udah jangan nangis. Ntar Riko bangun," ujar Roy menenangkan Kevin sambil mengusap keringat di dahi Kevin.

"Ka-kamu cuma merhatiin Riko doang hikkss, akunya nggak hiksss," ujar Kevin sambil menangis.

"Iya-iya aku akui aku salah, niat aku seperti ini hanya untuk memberi kamu pelajaran. Supaya kamu bisa belajar dari kesalahan kamu," jawab Roy.

"Hwaaa kan aku udah minta maaf."

"Yaudah mulai sekarang aku gak akan nyuekin kamu lagi. Tapi udahan dong nangisnya, nanti rikonya bangun."

"Janji ya?"

"Iya janji!"

"Yaudah sekarang tidur ya, aku puk-puk in."

"Iya," jawab Kevin sambil mengangguk. Kevin pun tidur sambil memeluk Roy. Dengan posisi yang sama, tangan kanan Roy untuk mengelus rambut Kevin dan tangan kiri untuk puk-puk in pantat Kevin.

Lama-lama akhirnya Kevin tertidur. Roy yang melihat Kevin tertidur dengan mata sembab pun jadi merasa bersalah. Dan Roy pun melanjutkan tidurnya sambil memeluk Kevin.

Bersambung!

Udahan yak nyiksa si Kevin nya? Gua kaga tega njir.

Rame lanjut
Sepi stop

Mafia KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang