Hari ini beda dari biasanya. Katanya Kevin ingin masuk kantor. Ya aneh aja, padahal sebelumnya Kevin paling malas dengan urusan kantor. Tapi Roy tak ambil pusing, dan pada akhirnya Roy pun berangkat ke kantor dengan Kevin."Yaudah mas, aku ke ruangan aku dulu ya," ujar Roy, saat ini mereka sedang berada di ruangan Kevin.
"Jadi aku ditinggal sendiri disini?" Tanya Kevin.
"Ya iya mau sama siapa lagi," jawab Roy.
"Sama kamu lah!"
"Aku juga harus ngerjain tugas aku, udah ah nanti saat jam makan siang aku ke sini."
Roy pun keluar dari ruangan Kevin meninggalkan Kevin sendiri. Dan Kevin pun mulai berkutat dengan berkas-berkas yang ada di mejanya.
Beberapa jam pun berlalu dan tibalah saatnya makan siang. Tiba-tiba pintu ruang Kevin diketuk oleh seseorang.
Tok tok!
"Masuk!"
Dan ternyata pegawai baru, Kevin kira itu Roy. Wanita yang berdiri di ambang pintu itu mengenakan dress biru dan membawa secangkir kopi.
"Pak, ini saya buatkan kopi untuk bapak. Sepertinya bapak kecapekan," ujar Wanita tersebut.
Kevin hanya menjawab dengan deheman membuat wanita tersebut sedikit bingung.
"Saya taruh di sini ya pak," ujar wanita tersebut, saat menaruh kopi di meja, dia sengaja menyentuh tangan Kevin.
"Don't touch me," ujar Kevin datar dan dingin.
"Ma-maaf pak, saya tidak sengaja," ujar wanita itu gugup dan sepertinya ketakutan.
"Keluar!"
Wanita tersebut keluar dengan tergesa-gesa. Lalu Kevin beranjak ke kamar mandi.
Roy yang baru datang pun bingung tak mendapati Kevin diruangannya.
"Lho kemana dia?" Ujar Roy pelan.
"Mas? Kamu dari kamar mandi? Ngapain?"
"Di sini ada pegawai baru?" Tanya balik Kevin.
"Iya ada, namanya Cindy, emang kenapa?"
"Tadi dia ke sini nganterin aku kopi, tapi dengan sengaja dia nyentuh tangan aku, yaudah aku buru-buru ke kamar mandi buat cuci tangan," jelas Kevin panjang lebar.
"Hahaha aduh mas sampai segitunya," tawa Roy pecah.
"Kok kamu ketawa sih!" Ujar Kevin kesal melihat Roy yang menertawai dirinya.
"Ya lucu aja kamu sampai segitunya."
"Biarin, pokoknya hanya kamu yang boleh nyentuh aku, begitupun sebaliknya!"
"Yakin hanya aku?"
"Ya yakinlah!"
"Terus Bintang gimana? Dia bahkan sudah menyentuh semua bagian tubuh kamu!"
Kevin langsung kicep saat mendengar kalimat Roy. Dan Roy terlihat nyengir saat melihat Kevin diam kebingungan.
"Aku mau makan siang, kamu mau ikut gak?" Tanya Roy.
"Iya ikut!"
Dan mereka pun menuju resto terdekat dari perusahaan. Setibanya di resto Roy bingung yang melihat Kevin tak kunjung memakan makanannya.
"Kok gak dimakan makanannya?" Tanya Roy.
"Ga enak, aku gak suka!"
"Jadi mau gimana? Apa kamu mau ganti menu aja?" Tanya Roy, dan Kevin hanya menggelengkan kepalanya.
"Terus mau gimana?"
"Kamu yang masakin buat aku!" Jawab Kevin.
"Kamu jangan aneh-aneh deh, masak aku harus ke dapur resto ini terus masak untuk kamu," jawab Roy kesal.
"Katanya sayang tapi disuruh masak aja gamau," cicit Kevin dengan kepala yang menunduk.
"Heh jangan sembarangan kamu ya, di rumah siapa yang masak untuk kamu? Enak aja bilang aku gamau masakin!" Ujar Roy bertambah kesal.
"Yaudah aku gak makan!" Ujar Kevin marah.
"Yaudah terserah, gak makan juga kamu yang kelaparan," ujar Roy cuek lalu melanjutkan makan tanpa memperdulikan Kevin.
Kevin hanya menunduk menahan air matanya agar tak jatuh. Andai aja ini di rumah pasti ia sudah menangis dari tadi. Tapi ini di tempat umum, apa kata dunia nanti kalau dia menangis?
Cielah gengsi wkwk
Beberapa menit kemudian Roy sudah selesai makan. Saat ia menoleh ke samping, terlihat Kevin yang menunduk sambil memainkan jarinya. Sebenarnya Roy tidak tega melihat kevin seperti ini, Roy tau kalau Kevin itu sangat pemilih dalam soal makanan.
"Huft ... Yaudah kita pulang yuk! Aku masakin kamu di rumah," ujar Roy lembut.
Kevin pun mengangguk, lalu setelah membayar mereka pun pulang.
"Kamu mau ikut aku ke dapur apa tunggu di kamar?" Tanya Roy.
"Nunggu di kamar aja," jawab Kevin yang masih menunduk.
"Yaudah, sekarang kamu ke kamar dulu. Aku mau masak."
Kevin pun naik ke atas menuju kamar dan Roy langsung memasuk. Roy memasuk sayur kangkung kesukaan Kevin, dan ikan balado. Tak membutuhkan waktu lama, masakan Roy sudah matang dan langsung dibawa ke kamar.
"Nih, dimakan ya sayang," ujar Roy lembut.
"Suapin," ujar Kevin menunduk.
"Liat aku dulu," ujar Roy sambil meraih dagu Kevin. Terlihat di mata Kevin ia sangat sedih ketika dimarahin saat di resto tadi.
"Maafin aku ya, aku gak bermaksud untuk marahin kamu," ujar Roy.
"Tapi janji ya jangan marahin aku lagi?"
"Iya janji, yaudah sekarang makan ya aku suapin."
Roy pun menyuapi Kevin hingga makanannya habis.
"Minum dulu."
"Aku ke dapur dulu ya, kamu ganti bajunya," ujar Roy.
"Iya jangan lama-lama ya."
Roy pun turun ke bawah sedangkan Kevin bergegas mengganti pakaiannya. Ketika Roy kembali ke atas, Kevin sudah mengenakan kaos oblong dan celana pendek.
"Sini tidur siang, mata kamu udah sembab," ujar Roy. Dan Kevin pun tidur bersama Roy yang pastinya mereka berpelukan.
"Akhirnya tidur juga, rewel banget dari tadi," gumam Roy pelan ketika melihat Kevin sudah terlelap.
Roy pun memperhatikan wajah Kevin yang sedang tidur. Dan Roy baru sadar ternyata Kevin tampan juga.
"Ganteng juga ya dia, kok gue gak sadar ya selama ini," batin Roy sambil cekikikan. Tangan Roy pun terangkat untuk mengelus pipi Kevin.
"Aku sayang banget sama kamu mas, kamu jangan selingkuh lagi ya," gumam Roy pelan sambil mengelus pipi Kevin. Seketika air mata Roy menetes ketika mengingat waktu dimana saat Kevin mengkhianati dirinya.
Cup!
Roy memberi kecupan singkat di pipi Kevin lalu memejamkan matanya mengikuti Kevin ke alam mimpi.
Bersambung!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Kejam
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika aib kamu terbongkar di keluargamu? inilah yang dihadapi oleh Roy. aibnya sebagai seorang g4y terbongkar di depan keluarganya sendiri. Semua ia rasakan, malu, sedih, semua bercampur jadi satu. Bahkan Roy diusir dari ru...