20. Hoek!?

4K 287 13
                                    


Happy reading!
.
.
.
.
.

Pagi ini rasanya Roy tidak enak badan. Dan pada akhirnya Roy pun memutuskan untuk tidak masuk kantor. Entah kenapa kepalanya terasa pusing, perut yang mual ingin muntah tapi tidak bisa.

"Hoek ... Hoekk!" Roy pun berlari ke kamar mandi. Tapi setibanya di kamar mandi tidak ada muntah yang keluar. Kepalanya terasa sangat sakit.

"Sayang kita ke rumah sakit ya," ujar Kevin sambil mengoleskan minyak angin ditengkuk Roy.

"Gak usah mas, aku ga papa," jawab Roy dengan nada yang lemah.

"Tapi kamu lemah lho, aku gak mau kamu kenapa-napa," ujar Kevin khawatir.

"Aku mau istirahat aja," ujar Roy. Kevin pun menggendong tubuh Rey apa bridal style lalu meletakkannya di atas ranjang.

"Mas aku pengen ketoprak," ujar Roy tiba-tiba.

"Yaudah kamu tunggu sebentar ya."

"Tapi harus yang di depan kantor," sergah Roy.

"Jauh yang, di pertigaan kan ada," ujar Kevin menolak.

"Pokoknya aku mau yang di depan kantor titik! Gak mau yang lain!" Ujar Roy final.

"Hufftt, iya yang di depan kantor. Kamu tunggu di rumah ya, jangan kemana-mana," ujar Kevin yang diangguki oleh Roy.

Kevin pun pergi membeli ketoprak yang diinginkan oleh Roy. Sebelum pergi tak lupa Kevin mengecup dahi Roy terlebih dahulu. Kevin berusaha secepat mungkin karena ia tak mau meninggalkan Roy lama-lama di rumah. Beberapa menit kemudian Kevin pun kembali.

"Sayang ini ketopraknya," ujar Kevin sambil membangunkan Roy yang sedang tidur.

"Wahhh makasih mas," ujar Roy sambil melihat ketoprak dengan mata yang berbinar-binar.

"Hoek! Kamu ganti parfum ya mas?" Ujar Roy sambil menutup hidungnya.

"Nggak kok, aku pakai yang biasa," jawab Kevin sambil mencium lengan bajunya.

"Jauh-jauh mas, kamu bau banget aku gak tahan," ujar Roy yang terus menutup hidungnya.

"Tapi aku udah mandi sayang."

"Gak! Pokoknya jauh-jauh!"

Dengan terpaksa Kevin menjauh dari Roy. Setelah cukup jauh, Roy pun duduk dari tidurnya dan memakan ketopraknya dengan lahap. Kevin sedikit bingung melihat Roy. Biasanya kalau sakit Roy tidak seperti ini. Yang biasanya tidak nafsu makan sekarang malah nafsu makan. Lalu, Roy tidak pernah merasa bau jika sakit tapi sekarang malah merasa bau.

"Sumpah enak banget ketopraknya mas," ujar Roy sambil terus memakan ketoprak tersebut. Sedangkan Kevin berdiri agak jauh dari ranjang dengan raut wajah kebingungan.

"Emm sayang kamu udah gak papa?" Tanya Kevin ragu-ragu.

"Masih pusing mas tapi udah mendingan," jawab Roy.

Kevin pun berinisiatif untuk mandi, semoga saja setelah ia mandi Roy tidak merasa bau lagi berada di dekatnya. Setelah beberapa menit di kamar mandi Roy keluar dengan aroma yang sudah wangi. Tapi yang anehnya Roy tetap merasa tubuh Kevin bau.

"Hoekkk mas kamu pakai sabun apa sih bau banget," ujar Roy muntah lalu menutup hidungnya.

"Aku pakai sabun yang biasa lho kok bau sih jelas-jelas wangi gini," ujar Kevin tak terima.

Kevin pun segera menelepon dokter pribadinya. Beberapa menit kemudian dokter pribadi Kevin sampai dan segera memeriksa Roy.

"Gimana keadaan Roy?" Tanya Kevin datar dan dingin.

Terlihat raut wajah dokter tersebut seperti orang bingung. Kevin yang melihat itu dibuat semakin penasaran.

"Sekali lagi gimana keadaan Roy!" Ujar Kevin dengan sedikit nada yang tinggi.

"Maaf tuan saya harus menyampaikan ini, tuan Roy ha- hamil."

Kevin dibuat terkejut oleh pernyataan oleh dokter. Pasalnya Roy ini laki-laki bagaimana mungkin dia bisa hamil?

"Jelaskan mengapa dia bisa hamil!"

"Tuan Roy istimewa tuan, dia memiliki rahim."

"Kamu boleh pergi."

Dokter pun pergi dari hadapan Kevin.
Senyuman terbit di wajah Kevin. Apa artinya ia akan menjadi Daddy? Apa ini semua nyata? Ia sedang tidak bermimpi? Mimpinya ingin jadi seorang ayah akan terkabul?
Kevin pun segera menyusul Roy ke kamar.

"Mas," ujar Roy sambil berusaha untuk duduk.

"Kamu jangan banyak gerak sayang," ujar Kevin menahan Roy untuk duduk.

"Apa yang dibilang dokter mas? Aku sakit apa?"

"Kamu gak sakit sayang, kamu hamil. Sebentar lagi kita akan jadi orang tua," ujar Kevin dengan sangat antusias.

"Mas kamu kalau bercanda yang lucu dikit dong," ujar Roy dengan cekikikan khasnya.

"Aku gak bercanda sayang, kamu beneran hamil. Di sini ada calon bayi kita," ujar Kevin sambil mengusap perut rata milik Roy.

"Sayang kamu tau? Aku bahagia banget dengar berita kamu hamil. Itu artinya mimpi aku menjadi seorang ayah akan terwujud sayang. Sebentar lagi kita akan punya anak," ujar Kevin dengan sangat gembira lalu memeluk erat tubuh Roy.

Sedangkan Roy ia hanya diam membeku. Ia masih tidak bisa percaya bahwasanya dirinya sedang hamil. Mengingat jenis kelaminnya laki-laki tidak mungkin ia bisa hamil.

Entahlah ia harus senang atau sedih. Di satu sisi ia senang melihat Kevin yang sangat bahagia sebentar lagi akan punya anak. Disitu sisi ia sedih, apa kata orang-orang jika tau dirinya hamil? Sudah pasti ia akan dihina dan dicaci.

"Mas? Kamu kok nangis?" Tanya Roy heran melihat Kevin menangis.

"Aku bahagia yang, bahagia banget. Sebentar lagi mimpi aku akan terwujud. Makasih ya sayang," ujar Kevin sambil menghapus air matanya.

"Tapi aku nggak mas, apa aku gugurkan aja bayi ini?" Batin Roy.
.
.
.
.
.
Bersambung!

Mafia KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang