Run

628 108 13
                                    

Oke sudah empat, cukup🤒

.

"Samu!! Sakusa!!" Suna yang kaki kanannya tergigit anjing ganas meminta bantuan. Pitbull terkenal dengan gigitannya yang tidak akan lepas kecuali perintah dari majikan atau ditembak mati.

Samu segera menembak anjing itu dan bersama Sakusa, keduanya memapah Suna berdiri. "What the fuck Suna.. Berapakali ku suruh kau latihan akurasi." Ujar Osamu.

"Setelah ini aku tidak perlu menembak seumur hidup." Balasnya.

Mereka berlima keluar dari gedung. "Dimana omega dan Atsumu, Motoya?" Tanya Korai yang sudah terengah-engah. Gedung pemerintahan itu mengalami kebakaran hebat.

"Aku bersama omega menuju ke helikopter. Kalian ke helikopter juga tanpa aku sekarang!" Perintah baru dari HT.

"Ja pergi sekarang." Mereka memasuki mobil dan segera menuju gedung pencakar langit tempat helikopter berada.

.
.
.

Kaki Tobio memerah panas berlarian tanpa alas kaki. Hujan angin terjadi membuat pandangnnya mengabur. Tangan Atsumu adalah satu-satunya hal yang menjadi pegangan dirinya. Napasnya sudah hampir putus tidak kuat.

"Shit." Atsumu berhenti, ia menyeret Tobio kebelakang tubuhnya. Pria itu mengarahkan senjata pada sekawanan manusia rabies. Saat hendak menembak, Tobio mendorong senjata Atsumu keatas sehingga menembak kosong kearah langit.

"Apa yang kau lakukan?!!" Bentak si kuning.

"J-jangan.. Mereka manusia.." Ujar Tobio terbata. Wajah Atsumu merengut apa-apaan. Dari belakang, sebuah tangan hendak merebut Tobio dengan sigap Atsumu melayangkan tinjuan telak.

Ia menarik Tobio kembali berdiam di belakangnya. Atas permintaan omega itu, Atsumu bertarung dengan tangan kosong. "Lari." Mereka berdua kembali bergandeng tangan dan berlarian di bawah rundungan hujan.

Tobio tidak kuat lagi. Atsumu yang menyadari hal itu segera berjongkok dan menggendong si omega di punggungnya. Si raven memeluk Atsumu erat. Para manusia rabies mulai keluar dari gang-gang mengejar mereka.

3 kilometer.

2 kilometer.

1 kilometer.

500 meter.

"Itu mereka. Sachi!" Teriak Korai dengan teropong. Sang ahli sniper menembak kaki para manusia rabies yang mengejar Atsumu. Membuat beberapa mereka langsung jatuh ditempat dengan sangat cepat. Osamu membawa Suna ke dalam, Komori menyalakan helikopter.

Atsumu memegang tali dan menggetarkannya, memberi tanda untuk ditarik keatas. Sakusa menginjak tombol, seolah katrol dengan kecepat tinggi mengangkat Atsumu dan Tobio melesat naik keatas.

"Selesai." Mereka lengkap berada di dalam helikopter. Transportasi baling-baling itu perlahan terbang dan pergi. Mereka bisa bernapas lega untuk saat ini.

Tobio memandang kearah luka Suna. Melihat orang terluka naluri menolongnya jadi kembali bangkit setelah sekian lama. Omega manis itu merobek kain dressnya untuk kemudian menutup luka di kaki si surai hitam. Semua orang terdiam menatap kearah Tobio. Kehadirannya membuat kadar kepanikan para wolf shadow menurun.

Setelah sedikit menolong Suna, Tobio bersimpuh dengan keadaan yang lusuh. Tubuhnya menggigil, kedinginan selepas kehujanan, ditambah pakaiannya yang sangat minim.

Grep

Sebuah sweater bulu lembut diletakkan di bahunya, tak lama Atsumu mengikat kedua lengan sweater itu agar mengalungi leher Tobio. Si pria besar pun terduduk juga.

Somewhere We Call Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang