Sepulang dari jalan-jalan malam, Atsumu sudah ditunggu oleh Osamu di depan pintu kamar. Senyum si pirang berangsur-angsur meredup saat melihat kembarannya dan menyuruh Tobio agar masuk lebih dulu.
"Akaashi akan menjemput kita semua besok." Pria abu itu diam bersedekap.
Atsumu menyela. "Samu, aku berpikir untuk membawa Tobio pulang ke California—"
"Kita tidak pulang ke California, itu bukan rumah kita. Apa kau sudah lupa tujuan kita semua mempertaruhkan nyawa kemarin, Tsumu?! Tobio untuk Bokuto bukan untukmu!" Pria itu mendorong-dorong Atsumu dan nada suaranya meninggi.
Bukannya Osamu tidak menyetujui hubungan Atsumu dan Tobio hanya saja. "Pikirkan tentang yang lain. Tentang Rin, Komori, Kiyoomi, Korai, Sachi, mereka sudah mempertaruhkan semuanya untuk misi ini!"
Atsumu terdiam. Bolehkah dia egois dengan tetap membawa Tobio pergi. Kepala si alpha menunduk bingung. Osamu mendorong pundaknya sampai membentur tembok lorong seraya mencengkramnya.
"Kau mau mengecewakan mereka untuk kedua kalinya? Membuat mereka gagal dan bertarung sia-sia lagi?"
Seketika pikiran Atsumu blank. Kalimat itu menusuk tajam kebatinnya, seolah luka lama yang kembali ditaburi garam. Trauma dua tahun lalu, jeritan orang-orang tidak bersalah, wajah putus asa semua orang, dan kekecewaan besar saat mereka semua dikeluarkan dari kemiliteran.
Tiba-tiba kepala Atsumu berkedut sakit. Ia mundur sambil memegangi kepalanya. "Maaf.. Maaf.. Maaf aku mengacaukan semuanya.."
"Tsumu aku tau berat untukmu tapi—"
"Maaf.. Maaf aku mengacau.. Maaf.." Yang tadinya mau masuk ke kamar Atsumu jadi berlari pergi kembali ke lift.
"Tsumu.."
Ceklek
Tobio membuka pintu kamar dan menyembulkan kepala. Netranya melihat kearah Osamu. "Osamu-san, Atsu—"
"Masuklah ke kamar. Atsumu perlu waktu sendiri." Osamu hanya melirik omega itu sekilas sebelum masuk ke kamar dengan membanting pintu.
Tobio mengerjapkan mata dan menunduk. Ia pun mencabut kartu kamar dan berjalan keluar untuk mencari Atsumu.
.
.
."Atsumu-kun!" Tobio melihat Atsumu yang duduk di bangku umum trotoar. Kaki kecilnya melangkah kearah sana. "Atsumu-kun.."
Atsumu mendiamkannya. "Pergilah Tobio." Suasana hatinya kelam. Pikirannya sedang keruh dan dilema berat malam ini. Tangannya meremat-remat rambut.
Si raven pelan-pelan duduk di samping Atsumu dan menguarkan feromonnya yang menenangkan. Seolah ruangan sumpek yang bertahun-tahun tertutup rapat akhirnya dibuka. Begitulah isi otak Atsumu saat merasakan feromon segar dan tenang Tobio. Langit pikirannya yang muram jadi sedikit berawan.
Tobio tidak mengatakan apa-apa lagi. Tidak bertanya apapun lagi. Yang ia lakukan hanya duduk diam menemani Atsumu sampai beberapa waktu berlalu.
Grek
Atsumu bangkit berdiri. "Kembalilah ke kamar."
"Atsumu-kun mau kemana?"
Atsumu tak menjawab, dia berbalik dan melangkah pergi. Tobio mengikutinya membuat Atsumu semakin merasa sumpek. Tidakkah ada orang yang mengerti perasaannya sekarang? Dia sedang stress, jika Tobio terus didekatnya bisa-bisa makhluk kecil itu habis ditelan oleh amukannya.
"Pergilah Tobio!"
Tobio tercekat seraya langkahnya berhenti, orang-orang yang berlalu lalang disana pun juga beberapa jadi melihat kearah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere We Call Home (END)
Fanfiction(Omegaverse, criminal au) Disaat kehadiran omega sudah menjadi langka dan diperebutkan para alpha. Pair: AtsuKage, BokuKage, Oikage No hate on any chara this is fanfiction only. Charas and arts aren't mine, but storylines is. Do not copy nor remake...