Our Last Fight (Taelice) END

4. Our Last Fight

I hope this war will be our last fight

•
•
•
🛡

Hari ini adalah hari yang paling Lisa tunggu-tunggu dalam tujuh tahun terakhir hidupnya. Hari dimana ia bisa membalaskan dendam ayahnya.

Hari dimana Lisa bisa mempertaruhkan nyawanya untuk marga Bythrone kebanggaannya.

Sekaligus hari dimana ia akan mengakhiri kisah cinta pelik miliknya.

Kisah cinta?

Masihkah pantas Lisa menyebutnya cinta jika rasa ini diiringi bersamaan dengan dendam yang bergemuruh?

Lisa sendiri tak bisa mendefinisikannya dengan jelas. Yang Lisa tahu pasti adalah ia sangat berambisi untuk menghabisi Victory yang telah membunuh ayahnya dengan sangat memalukan dan merebut kembali wilayah Westberguth yang ia ketahui merupakan wilayah milik Bavereast sebelumnya, namun merasa ragu di saat yang bersamaan pula karena beberapa hal yang tak pernah terjawab di hidupnya.

Lisa tak pernah bisa mendapat jawaban atas mengapa Victory melatihnya dengan baik secara tulus tentang dunia peperangan seperti ini jika memang tujuannya adalah untuk meruntuhkan Bavereast. Bukannya jika Lisa tak salah ingat Victory sangat membenci marga Bythrone? Lalu mengapa Victory justru mempersiapkan Lisa untuk segala kemungkinan buruk pasca kematian ayahnya?

Lisa selalu mempertanyakan apa sebenarnya tujuan utama Victory selama tujuh tahun terakhir.

Lelaki itu menghancurkannya dengan tak berperasaan, namun juga memastikan bahwa Lisa tak akan hancur dengan terpaan apapun yang datang pada hidupnya.

Lelaki itu sungguh penuh teka-teki yang membuat kepala Lisa hampir pecah tiap malam.

Belum lagi tentang perpecahan Bythrone yang terbagi menjadi dua kubu yaitu Bavereast dan Wesberguth. Lisa masih sangat belum merasa puas atas jawaban-jawaban yang ia dapatkan dari semua buku di perpustakaan kerajaan ataupun kisah langsung tetua petinggi istana.

Lisa tahu ada yang janggal tapi tak bisa mencari lebih jauh sekalipun ia memegang posisi tertinggi di kerajaan.

"Tapi mengapa pada akhirnya kedua negara ini saling menyerang dan berseteru? Pengkhianatan apa yang dilakukan raja westberguth?"

"Tidak selamanya yang dihukum adalah yang bersalah, dan tidak selamanya yang terbaik tidak pernah terhasut"

Tentu saja Lisa masih ingat betul setiap kata yang terucap dari bibir Victory kala itu dan Lisa yakin Victory mengetahui semuanya entah karena hal ini hanya di rahasiakan di wilayah Bavereast atau memang Victory telah sangat dipercayai raja Westberguth untuk mengetahui kebenarannya.

"Tuan ratu, kau siap?"

Lisa tersadar dari lamunannya kala panglimanya menyentuh lengannya dengan sangat hati-hati.

Lisa menoleh sebentar ke arah panglimanya dan meluruskan pandangannya ke arah depan dimana musuhnya sudah berada tepat di depan matanya lalu kembali menoleh dan mengangguk tegas meng-iya-kan.

Segala keraguan Lisa sudah tidak penting karena perang telah berada tepat di depan mata.

Lisa yakin bahwa keputusannya adalah benar. Terlepas dari apapun alasan yang tak pernah Lisa dapatkan jawabannya, Lisa sangat yakin segala keputusan yang ia ambil demi leluhur dan rakyatnya adalah benar. Maka dengan secepat kilat Lisa mengubah tatapannya menjadi tatapan tegas yang penuh dengan tekad.

Panglima Bavereast yang telah mendapat anggukan dari ratunya pun akhirnya berteriak lantang untuk menyerang. Membawa teriakan kompak dari puluhan ribu prajurit yang memiliki kobaran semangat yang sama dengan pemimpinnya untuk mengangkat senjata dan berlari maju ke pusat padang gurun tempat mereka berperang tanpa rasa takut sedikitpun.