Selamat Membaca...
" Alhamdulillah akhirnya sampek rumah juga, huftttt capek " ujar Andin sambil memasuki rumahnya dan duduk menyender di sofa.
Tak sengaja netranya menatap fotonya saat bersama orang tuanya. Dan raut wajahnya berubah menjadi sedih" mah, pah, Andin kangen mama papa" lirih Andin sambil meneteskan air matanya.
" kenapa mama papa pergi begitu cepat meninggalkan Andin, sekarang Andin sendiri disini ma, tante udahmenetap lagi di Amsterdam karena udah nikah. " curhat Andin sambil menatap foto itu, tak terasa air matanya menetes.
“ Aku sayang kalian, aku kangen, Andin janji akan tepati janji Andin sama papa suatu saat nanti, Andin janji akan selalu menjadi anak yang baik.” Ucap Andin sampil menghapus air matanya.
“ lebih baik aku mandi, setelah itu istirahat mempersiapkan diri untuk besok” gumam Andin
Sedikit cerita mengenai Andin
Andin merupakan anak tunggal dari pasangan Surya Adrianus William dan Sarah Anastasya William. Surya merupakan keturunan Indonesia – Belanda, ayahnya merupakan seorang pebisnis besar asal Belanda, dan ibunya merupakan orang Indonesia tapi Sejak kecil keluarganya menetap di Belanda. Sedangkan Sarah ia berasal dari Bandung, orang tuanya meninggal beberapa tahun setelah Sarah menikah.
Surya kembali ke Indonesia untuk memulai bisnisnya disini, bisnisnya sangat maju pada jamannya, ia bertemu dengan Sarah dan menikah, mereka dikaruniai seorang putri yaitu Andini Anneliese William.
Orang tua Andin meninggal di saat Andin masih berusia 12 tahun Pada saat itu orang tua Andin pergi ke Bandung untuk pertemuan dengan rekan bisnisnya, pada saat itu mereka tidak mengajak Andin untuk ikut karena Andin masih ada ujian nasional, walaupun dengan berat hati akhirnya Andin pasrah tidak ikut bersama orang tuanya.
Namun, takdir berkata lain, orang tua Andin mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat, hal itu membuat Andin sangat terpukul. Setelah orang tuanya tiada Andin tinggal bersama tantenya, Sebagian saham perusahaan PT. William's Group dijual untuk investasi masa depan Andin, hal itu dilakukan bukan karena kakeknya tidak mau membiayai Andin, akan tetapi beberapa saham perusahaan tersebut anjlok penjualan saham dilakukan agar tidak terjadi kerugian yang lebi besar. Sebagiannya lagi dikelola oleh utusan kakek Andin dikarenakan Andin masih kecil dan belum cukup umur untuk mengelola itu semua.
Sebenarnya Andin diminta agar pindah dan hidup di Belanda, akan tetapi Andin menolaknya karena ia tak ingin jauh dari mama papanya. Akhirnya Andin tetap tinggal di Indonesia bersama tantenya yang kebetulan berada di Indonesia untuk mengenang masa kecilnya dan tak tega karena Andin sendirian disana. Kakek dan Nenek Andin sesekali menyambangi Andin di Indonesia.
Sebulan setelah ia lulus SMA tantenya kembali ke Amsterdam untuk menikah, tentu saja Andin iku bersamanya karena ini Acara penting ia harus ikut dalam perayaan pernikahan sang tante.
Saat ingin kembali ke Indonesia, Andin dicegah oleh kakek neneknya, mereka tak tega jika Andin harus tinggal sendiri di Indonesia. Sang kakek menyuruhnya untuk berkuliah saja di Amsterdam setelah lulus baru mereka menizinkan Andin untuk kembali ke Indonesia dan berkarir disana. Akhirnya Andinpun setuju, Ia berkuliah di Amsterdam University Collage, Progam Studi Economics and Business.
Andin tumbuh menjadi gadis cantik, baik, dan mandiri. Selama tiga tahun ia jalani hari harinya di Amsterdam dengan berkuliah, jalan jalan menjelajahi Amsterdam, dan pergi ke kantor kakeknya untuk belajar mengenai bisnis, marketing bahkan basic Administrasi, kakeknya sengaja mengajari Andin bassic bassic dunia perbisnisan agar ketika Andin kembali ke Indonesia mudah untuk meniti karirnya karena bukan hanya pembelajaran kuliah tapi ia bisa praktik kerja lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Short StoryThis Story about Aldebaran and Andin. seorang Aldebaran yang pernah merasakan pahitnya penghianatan bertemu dengan seorang gadis yang perlahan mampu menghapus rasa pahit itu." siapa gadis manis itu." Batin lelaki itu. " siapa dia...... Akan kah tak...