[16] Selamat membaca.....
Makan malam pun telah selesai, kini mereka memilih untuk berbincang bincang di ruang keluarga.
Terlihat raut wajah yang sangat bahagia terpancar di wajah mereka.
Obrolan ringan, yang disertai canda dan tawa.
Ara yang dari tadi terus mengintili Andin, dengan wajah yang sangat bahagia, dan tentu Andin dengan sifat keibuanya sangat mudah membuat Ara nyaman dengannya.
Sejak awal mereka bertemu, Ara yang hampir setiap hari bertanya mengenai tante cantiknya itu, dan ternyata kini ia berada di rumahnya datang bersama papanya Ara tak ingin menyia nyiakan kesempatan untuk bersama Andin tentunya.
Bagaimana nanti jika Andin dan Al menikah, kira kira betapa bahagianya gadis kecil itu.
"Jadi kapan ini?" Tanya mama Ros memecah suasana
"Apanya ma" Jawab Al
"Kalian berdua menikah" jawab mama ros
"Baru dikenalin udah tanya nikah" jawab Al melirik Andin terlihat salting tetapi tetap dengan senyum manisnya
"Yah siapa tau Al langsung gas nikah" goda mama ros
"Mama! Main gas gas aja" protes Al
"Oh iya Andin" panggil mama Ros
"Iya tan"
"Panggil mama aja ndin, hitung hitung latihan oke!" ujar maam ros
"Iya ma" jawab Andin dengan tersenyum manis, bahagia sekali rasanya bertemu dengan mama rosa yang membuatnya merasakan kembali kasih sayang seorang ibu.
"Kira kira kapan nih Mama ketemu sama orang tua kamu sayang?" Tanya mama Ros
Seketika raut wajah andin berubah menjadi sendu kembali. "Orang tua Andin udah meninggal ma" lirihnya
Mama Rosa pun merasa tak enak melihat wajah sendu Andin. "Maafin Mama ya nak, mama ngak tau" ujar mama ros
"Gapapa ma"
"Kamu bisa anggap mama sebagai mamamu sendiri sayang" ucap mama ros seraya merentangkan tanganya
"Makasih ya ma" ujarnya menghamburkan diri ke dekapan calon mertuanya itu, pelukan hangat yang ia rindu kan.
"Sama sama sayang"
Sedangkan Al sangat bahagia melihat interaksi Mamahnya dengan Andin, tak seperti saat ia mengenalkan Bianca dulu yang tidak langsung akrab dengan mamanya, bahkan setelah menikah.
"Oma, tante kok pelukan berdua aja, Ara ngak diajak?" Tanya gadis kecil itu sambil cemberut
Mama rosa dan Andin pun terkekeh melihat tingkah Ara
"Sini sayang" jawab Mama rosa, Ara pun ikut menghambur ke pelukan mereka
"Al dikacangin nih?"
"Astaghfirullah! Ayah sama anak sama aja" ucap mama ros terkekeh.
"Sini anak mama" ujar mama ros, mereka pun saling berpelukan satu sama lain... benar benar keluarga bahagia.
Beberapa saat kemudian merekapun melepaskan pelukannya.
"Tapi aku masih punya Grandma sama Grandpa ma"
"Really? Kapan nih mama bisa bertemu mereka?" Tanya mama Ros
"Grandma sama Grandpa aku tinggal di Belanda ma, rencananya Andin akhir tahun nanti mau berkunjung ke sana." Ujar Andin
"Nenek kakek kamu di Belanda? Terus kamu tinggal sendirian ndin?" Tanya mama Rosa
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Short StoryThis Story about Aldebaran and Andin. seorang Aldebaran yang pernah merasakan pahitnya penghianatan bertemu dengan seorang gadis yang perlahan mampu menghapus rasa pahit itu." siapa gadis manis itu." Batin lelaki itu. " siapa dia...... Akan kah tak...