Hari ini cuaca tidak begitu buruk, tidak terik dan juga tidak ada tanda-tanda akan adanya hujan. Seorang pemuda bersurai blonde tengah menunggu bus, pemuda itu adalah Sabo, kakak kedua dari Luffy. Ia baru saja kembali dari study nya di negara tetangga, ia baru saja bisa kembali sekarang.
Dan Sabo adalah orang kedua yang tidak mengetahui tentang kondisi Luffy, tentu saja yang pertama adalah Ace. Mereka semua sepakat tidak memberitahu Sabo agar ia tidak khawatir dan mengganggu belajar nya.
Sabo di sana berdiri dengan setelah casual yang menambah kesan tampan pada dirinya, dan tidak lupa dengan plastik berisi makanan kesukaan Luffy. Saat bus telah tiba ia langsung saja memasukinya, duduk disebelah kiri lalu memasang earphone.
"Bagaimana ya keadaan Luffy saat ini, aku tidak sabar menunggunya."
Perjalanan menuju rumah Luffy memakan waktu sampai dua jam lamanya. Akhirnya setelah sampai Sabo bergegas melesat ke rumah Luffy.
Sabo kini telah sampai di rumah adik tercintanya tersebut, dengan lembut ia mengetuk pintu rumah.
Tok tok tok
Seseorang memunculkan diri, itu adalah ibu dari Ace, Portgas D. Rouge. Wanita itu tersenyum ke arah Sabo dan lalu membiarkan Sabo masuk.
"Kenapa tidak bilang dulu jika ingin pulang, Sabo? Padahal Roger bisa menjemput mu nanti." Ujar Rouge.
"Haha, aku tidak ingin merepotkan tante." Jawab Sabo.
"Apanya yang merepotkan! Itu sama sekali tidak merepotkan. Ayo, makan malam sebentar lagi. Jika mau ke atas tolong panggil kakek Garp, oke?" Ujar Rouge lagi sambil menata piring.
Saat Sabo ingin ke atas tiba-tiba seorang pria muncul dari arah taman belakang, siapa lagi kalau bukan Roger, ayah dari Ace.
"Yo! Sabo kau sudah pulang!" Ujarnya sambil tertawa ala ayah-ayah.
"Haha, iya aku sudah pulang. Oh ya, paman di mana Luffy? Biasanya ia akan sangat tidak bisa diam jika sudah melihat tante Rouge masak?" Tanya Sabo.
Roger dan Rouge terdiam. Mereka memikirkan cara terbaik untuk memberitahukan tentang kondisi Luffy ke Sabo.
"Eum, nanti saat makan malam kita bicarakan. Sekarang kita bersiap untuk makan malam dahulu." Ucap Rouge dengan senyum lembutnya.
Dengan perasaan sedikit tidak enak Sabo menuju lantai dua rumah tersebut. Sebelum ia pergi ke kamarnya ia pergi dulu ke kamar Garp untuk memanggilnya.
"Garp, tante Rouge memanggil mu. Lebih baik langsung turun kebawah daripada membuatnya marah." Ujar Sabo lalu pergi ke kamarnya.
Sesampainya Sabo langsung berjalan ke arah kamar mandi. Setelah selesai membersihkan tubuh ia pergi kebawah untuk makan malam. Di meja makan ada Garp, Roger, Rouge, dan juga Dragon.
Makan malam pun di mulai. Sabo ingin sekali bertanya kembali tentang Luffy, tapi ia sedikit tidak enak hati. Padahal seharusnya Luffy akan menjadi orang paling bersemangat jika bersangkutan dengan makanan, tapi sekarang ia malah tidak ada di sini. Apa Luffy sedang ada kegiatan kuliah?
"Eung, paman Dragon jika aku boleh bertanya. Apa kau tahu apa yang terjadi pada Luffy? Biasanya Luffy akan jadi orang pertama yang sangat bersemangat jika tentang makanan." Tanya Sabo.
Hening, semua orang di sana terdiam. Rouge menghela nafas dan lalu membelai rambut Sabo halus.
"Berjanji lah ketika tante memberitahukannya, kamu akan memikirkan itu dengan kepala dingin. Berjanji lah untuk tetap tenang." Ujar Rouge, dia mengarahkan jari kelingkingnya kepada Sabo.
Sabo membalas janji tersebut.
"Luffy, bagaimana mengatakannya. Dia sakit, sekarang sedang dirawat."
Badan Sabo melemas, Luffy sakit katanya? Mereka semua di sana seperti sudah tahu akan bagaimana reaksi dari Sabo.
"Kau dan Ace adalah satu-satunya yang tidak mengetahui itu. Sekarang baru saja kau diberitahukan." Ucap Garp.
"Kenapa? Kenapa dirahasiakan begitu?"
"Kami tidak ingin membuat konsentrasi mu terganggu, Sabo. Kita semua juga sedih apalagi kamu sebagai kakaknya. Tapi tolong tetap lah tenang, amarah dan kegaduhan tidak akan membuat Luffy sembuh." Ujar Rouge.
"Penyakit apa?"
"Entahlah, kata dokter itu adalah sebuah penyakit yang tidak bisa disembuhkan."
Sabo mulai menangis, ia tidak bisa membayangkan bagaimana penderitaan Luffy selama ini. Ia merasa menjadi kakak yang tidak berguna.
"Aku besok akan menjenguknya, di mana ia dirawat?"
"Tidak, kamu belum bisa menjenguk nya untuk sekarang. Keadaannya minggu lalu memburuk, untuk satu minggu kedepan kita belum boleh menjenguknya. Bagaimana jika kita ke sana saat Ace pulang, itu hanya sembilan hari lagi bukan?" -Rouge.
Tanpa menghabiskan makan malamnya, Sabo beranjak dari meja makan ke kamarnya. Ia menjadi tidak punya keinginan untuk makan.
"Maaf semuanya aku akan pergi ke kamar. Aku sudah tidak lagi ingin makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Home || LawLu [END]
Fiksi PenggemarTrafalgar D. Water Law namanya, seorang dokter muda yang terbilang sangat sukses. Bagaimana motivasinya untuk terjun ke dunia medis adalah sang kekasih sendiri. Bagi Law kekasihnya adalah tempat ia berpulang, tempat di mana ia akan kembali pada reng...