[9] Coby 2/2

446 50 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hari itu Coby menjadi sering menjenguk Luffy, hal itulah yang kemudian adanya rasa cemburu pada diri Law

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hari itu Coby menjadi sering menjenguk Luffy, hal itulah yang kemudian adanya rasa cemburu pada diri Law. Di satu sisi ia senang sang kekasih ada yang menemani, namun di sisi lain ia tidak suka bagaimana keakraban yang terjadi antara Luffy dan Coby.

Ketika Coby seolah-olah mengetahui banyak sekali tentang Luffy, dan bagaimana Coby seperti masih memiliki perasaan yang sama kepada Luffy.

Law tidak suka itu!

Ia ingin Coby tidak mendekati Luffy lagi tapi apa boleh buat, Luffy terlihat bahagia bisa berbincang dengan pemuda berambut merah muda tersebut.

Law hari ini tidak ada jadwal bekerja apapun, yang ia lakukan hanyalah menemani sang kekasih yang tengah tertidur pulas.

Beberapa menit berlalu, seseorang memasuki ruangan tersebut. Dan benar saja jika itu adalah Coby. Dengan wajah yang selalu tidak bersahabat, Law melirik ke arah Coby.

"Selamat siang, Law-san. Ini kubawa kan makanan kesukaan Luffy-san."

"Selamat siang, dan terima kasih."

Coby kemudian berjalan ke arah lemari kecil di samping kasur Luffy, dan menaruh makanan yang baru saja ia beli di sana.

"Law-san tidak akan makan siang?"

"Tidak, aku tidak lapar."

Mereka berdua kemudian dibalut oleh kecanggungan. Tidak ada diantara keduanya yang berusaha buka suara.

Law melirik ke arah Coby yang terlihat sedang memandangi wajah Luffy. Tapi tanpa sadar Coby mengelus pipi Luffy, yang kemudian hal tersebut mengundang amarah kepada Law.

Law menghampiri Coby dan mencengkeram kerahnya, mendorong Coby ke dinding dengan keras.

"Apa yang kau lakukan, brengsek? Sudah cukup kau kubiarkan berkunjung kemari setiap hari! Kau malah melihatnya seolah-olah itu ada kesempatan mu untuk menyentuh Luffy, huh?"

"Tidak! Tidak seperti itu, Law-san! Itu tadi sesuatu hal yang kulakukan tanpa sadar! Aku tengah melamun tadi."

Perkataan Coby tidak didengar oleh Law. Bahkan pria berambut hitam itu berada di ancang-ancang siap memukul. Sebelum Law sempat memukul Coby, Nami datang di saat yang tepat.

Nami masuk ke dalam ruangan Luffy berniat untuk menjenguk, dan alangkah kagetnya ia ketika melihat sang kekasih Luffy sedang ingin memukul seseorang.

"Apa yang kau ingin lakukan, Torao!"

"Nami-ya...."

Nami menghampiri keduanya dan melerai hal tersebut. Bisa-bisanya mereka berdua bertengkar di rumah sakit, ruang inap Luffy lagi. Nami tidak habis pikir.

Coby lalu menghampiri Nami dan kemudian menjelaskan segalanya pada wanita tersebut.

"Hah, kalian ini! Apa kalian sebodoh itu?"

Mereka kemudian berhenti ketika mendengar Luffy yang mengerang pelan. Luffy terbangun dari tidurnya karena mereka.

"Ah, Luffy maaf, kami pasti berisik." Ujar Nami mencoba mengelus rambut Luffy.

Namun tiba-tiba saja Luffy mengalami kejang-kejang lagi. Itu mengundang kepanikan bagi semua yang ada di sana. Law selaku dokter mengambil tindakan pertama.

Tidak pernah ada satupun perkembangan membaik dari Luffy, walaupun sudah terapi atau melakukan operasi. Hasilnya tetap sama, penyakit itu terlalu kuat dan Luffy mungkin akan kalah.

Seperti sekarang keadaan Luffy kembali jadi jauh lebih buruk lagi. Coby memandang mantan kekasihnya tersebut. Jauh di dalam lubuk hatinya ia masih sangat mencintai Luffy.

Andai saja penyakit ini tidak pernah ada, Coby dan Luffy sekarang sudah pasti bahagia sebagai sepasang kekasih.

-

"Coby!"

Pemuda yang dipanggil pun menengok, ia dapat melihat sang kekasih yang berlari ke arahnya sambil membawa kue.

"Lihat ini, Coby! Aku beli kue dari toko yang baru di buka dua hari lalu. Toko nya sangat populer di kalangan anak muda."

"Luffy-san, apa kau membelikan ini untuk ku?"

"Em, tentu saja!"

"A- akan ku ganti nanti uang nya, aku jadi tidak enak hati kepada mu, Luffy-san."

"Eh? Coby selalu saja seperti itu. Ayolah, aku juga ingin membelikan mu sesuatu! Tidak usah begitu, kita kan sepasang kekasih, hehe."

-

Bagaikan sebuah memori yang utuh, Coby masih bisa mengingat bagaimana bahagia nya ia dulu. Bagaimana hangatnya senyum dan pelukan Luffy nya.

Untuk kedepannya, Coby mungkin tidak akan pernah melihat Luffy kembali, hanya mampu melihat dari balik bingkai foto. Pria itu akan pergi jauh dari hidup Coby, mustahil untuk dijangkau.

"Nami-ya! Coby! Keluarlah terlebih dahulu dan panggil dokter yang lain! Aku janji akan memberikan yang terbaik bagi Luffy-ya!"

Coby dan Nami bergegas pergi keluar kamar inap seperti instruksi dari Law. Nami kemudian pergi memanggil dokter yang lain.

Di dalam hati Coby tidak berhenti merapalkan do'a. Berharap ada secercah harapan bagi sang mantan kekasih.

 Berharap ada secercah harapan bagi sang mantan kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You're My Home || LawLu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang