Chapter 9

131 14 1
                                    

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, dan jeongyeon sudah bersiap untuk berangkat.

Jeongyeon benar2 mulai bertekad mengambil tindakan.

" pak ayo berangkat"

" tumben pagi sekali non, gimana nanti kalau tuan jimin kesini "

" sudah ayo berangkat, oh ya dan untuk kalian para penjaga dan pelayan disini, jika nanti ada jimin kasih tau kalau aku sudah berangkat duluan "

Jeongyeon yang lembut dan manis sekarang mulai berubah sedikit tegas dan keras.

Mobil jeongyeon mulai berjalan melewati kota yang masih terlihat sepi, dimana biasanya dia berangkat jam 8 sekrang brangkat jam 6.

Sesampainya disekolah pukul set 7 membuat jeongyeon merasa aneh karena sekolah terlihat sangat sepi. Sedangkan ditempat lain jimin menuju rumah jeongyeon.

Sesampainya jimin di rumah jeongyeon, penjaganya mengatakan bahwa jeongyeon sudah berangkat kesekolah.

Jimin mulai kesal dan mencoba menghubungi jeongyeon, dan itu dia lakukan berulang2 karena tidak ada jawaban dari jeong.

Sesampainya disekolah jimin langsung turun dari mobil dengan tatapan yang dingin dan aurah yang sangat panas.

Dia langsung berjalan menuju kelas jeongyeon, tetapi dia tidak menemukannya. Lagi2 jimin mulai sangat marah.

" apa yg sedang dia lakukan hmm " dengan wajah yang sangat emosi.

Jimin yang mulai kesal pergi dan melanjutkan kegiatannya, dia berencana mencari jeongyeon saat istirahat.

Tapi lagi2 dia tidak melihat jeongyeon.

Sedangkan orang yang dicari2 jimim berusaha sangat keras menghindarinya .

" aduh gimana ini kalau ketangkap jimin. Sungguh ini sangat seram, aku pikir tadi tidak seseram ini tpi gimana ini sudah terlanjur "

Ringgggg ringgggg

Bunyi bel pulang sekolah. Disini jeongyeon mulai bingung dan bimbang. Sampai akhirnya pasra jika ketemu jimin.

Dan benar saja akhirnya dia bertemu jimin, lebih tepatnya dia melihat jimin

sampai akhirnya membuat jeongyeon memutuskan untuk masuk kemobil jimin.

" yah ini menakutkan untukku, aku trlihat bodoh sekali, kenapa aku tidak bisa berbuat jahat huaahauahua "

" jimin belom datang pak "

Sambil sopir membukakan pintu untuk jeong

" oh belum non, tadi pagi kerumah non jeong tpi non berangkat dulu "

" oh iya, apa dia masih lama "

" emm kurang tau non "

" ya udah tlfn dia kalau aku dah disini, aku pengen cepet2 pulang "

" baik non "

Saat didalam mobil akhirnya sopir menghubungi jimim untuk memberi tahukan pesan jeongyeon

" halo tuan jimin, ini non jeong sudah dimobil, dia menunggu disini "

Tanpa jawaban jimin menutup tlfn

Tiba2 jimin datang dan langsung membuka pintu mobil dan melihat jeongyeon disana dan langsung duduk disampingnya.

" apa yang kau lakukan hari ini haaa "

Jeongyeon yang mulai panik mulai menenangkan jimin dan berusaha menyentuh tangan jimin seolah2 menenangkannya.

" maaf2, sabar dulu aku jelaskan "

" apa kau pikir aku bodoh haaa, kau benar2 mulai berani ya "

Jeongyeon yang tiba2 tidak tau kenapa bisa mudah2 marah yang awalnya akan memberikan alasan untuk meredam jimin akhirnya dia berubah haluan.

" SOPIR BERHENTIIIII "

suara dengan lantang dan keras, tiba2 jeongyeon membuka pintu dan berusaha keluar tapi lagi2 jimin menahan.

" PAKK KELUAR DARI MOBIL SEKARANG "

Saat sopir keluar jimin mulai berusaha mencium jeongyeon dengan sangat paksa dan jeongyeon memberontak dan tiba2 jeongyeon menampar jimin.

Yah disini jeongyeon juga merasa kaget karena dia tidak menyadari bisa semarah ini.

" aku jelaskan padamu ya jimin, kau benar2 seenaknya terhadapku, apa kau pikir aku tk akan marah, tak akan kesal haaa, kau punya hak apa untukku, kau bukan siapa2 ku, jadi jangan berbuat sesukamu "

Jeongyeon benar2 diambang kemarahnnya.

Jimin yang benar2 kesal terhadap jeong berusaha mencium bibir jeongyeon yang berusaha terus berbicara. Dia benar2 tidak peduli dengan semua perkataan jeong, yang ada dia malah semakin marah dan kesal dengan perkataan jeongyeon.

Jimin mulai mencium bibir jeongyeon dengan sangat ganas dan paksa bahkan dia meremas breast jeongyeon, sampai jeongyeon kaget dan berusaha menahannya, tapi jimin tidak peduli dan terus mencium dan meremasnya.

Sampai akhirnya jimin melepaskannya dan dia berkata

" sudah kukatakan kau itu milikku, apa kau tidak mendengarnya "

" kalau aku tidak mau "

" kau tau aku tidak pernah menerima penolakkan "

Itu membuat jeongyeon merasa capek jika harus berdebat dengan jimin dan memutuskan untuk diam saja. Dia hanya marah kenapa jimin berani menyentuh badannya.

Sesampainya jeongyeon dirumah, jeongyeon akhirnya membuat keputusan baru, bahwa dia akan mengikuti alur jimin dan menjalani hidupnya dengan damai.

Jam menunjukkan pukul 7 malam.

Yah disana jimin menjemput jeongyeon untuk berangkat ke suatu tempat, dimana sebelumnya saat jimin mengantar jeongyeon pulang dari sekolah dia berpesan akan menjemput jeongyeon.

Jeongyeon berpakaian seperti biasanya memakai baju lengan pendek dan rok pendek dan tidak lupa dengan tas LVnya, dia berdandan seperti biasanya dengan rambut panjang terurai.

Saat didalam mobil jimin, jeongyeon masih tidak tau jimin akan mengajaknya kemana, dia hanya mulai malas untuk berdebat jadi dia ikut saja kemanapun jimin mengajaknya, dia berfikir lagi pula jimin jg tidak mungkin membunuhnya atau memutilasinya, hmmm itu membuat bulu kuduk jeong merinding.


🐑🐑🐑🐑


Sebenarnya aku udah mau up ini dari kemarin, tapi kemarin aku capek banget, trus hari ini sebenernya jg mau aku tunda karena capek tpi gak tau kenapa aku tiba2 publish ini  hehhee

Pokonya terima kasih telat membaca ini.














perfect and notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang