Disini sekarang jaemren berada di sebuah minimarket untuk berbelanja bahan makanan, bahkan renjun sudah mengambil troler untuk meletakkan barang belanjaan yang akan dia beli bersama dengan jaemin.
Renjun benar-benar tidak berpikir dan memasukkan segala hal yang dia lihat, bahkan segala macam daging-daging pun dia masukkan, jaemin hanya melihatnya dan tersenyum kecil, karena sepertinya sih mungil di depannya itu sangat suka sekali makan. Bahkan dia juga mengambil bahan untuk membuat berbagai macam makanan termasuk cake. Tidak lupa cemilan dan sebagainya, Untung aja jaemin kaya.
"Totalnya 10.000.000 won tuan." Ucap kasir itu dan renjun cukup kaget lalu hendak mengurangi belanjaannya.
"Kenapa?" Ucap jaemin menatap renjun.
"Itu kebanyakan ternyata. Kurangi aja." Ucap renjun.
"Sudah tidak perlu. Masukkan aja lagi mbak." Ucap jaemin datar.
"Baik tuan." Ucap kasir itu lalu memasukkan kembali beberapa barang yang dikeluarkan oleh renjun.
"Ini mbak." Ucap jaemin memberikan blackcard nya pada kasir itu dan memasukkan kantung belanjaan ke dalam troler biar mudah membawa ke mobil mereka.
"Ini tuan." Ucap kasir memberikan struk dan kartunya kembali.
"Ambilin. Ayo " Ucap jaemin berjalan lebih dulu dengan trolernya dan renjun langsung membungkuk sekilas lalu menyusul jaemin.
Saat dia berada di dekat jaemin, dia melihat jaemin sedang memasukkan semua belanjaan ke dalam mobil mereka.
"Nih." Ucap renjun memberikan kartu dan struknya pada jaemin.
"Pegang aja sama kamu." Ucap jaemin yang asyik memasukkan barang-barang belanjaan mereka.
"Yaudah nanti jangan lupa minta lagi ya." Ucap renjun memasukkan dalam saku Hoodie nya lalu diapun masuk lebih dulu kedalam mobil. Sedangkan jaemin tersenyum lalu diapun menutup bagasi dan segera masuk kedalam bangku kemudi.
Selama di perjalanan renjun hanya diam begitu pula dengan jaemin. Suasana di dalam mobil itu benar-benar seperti di kuburan. Sangat sepi sekali.
Tak lama setelah itu mereka berduapun sampai di apartemen dengan jaemin yang membawa barang belanjaan dalam kantung besar sedangkan renjun diberikan yang kantung kecil oleh jaemin.
Renjun langsung menuju dapur di ikuti oleh jaemin dan diapun langsung menyusun barang-barang yang dibeli kedalam kulkas juga beberapa lemari untuk menyimpan bumbu-bumbu makanan tersebut. Setelah beres renjunpun mendudukkan bokongnya di sofa lalu menguap tanda dia sangat mengantuk dan jatuh tertidur begitu saja.
Jaemin yang kembali dengan segelas kopi ditangannya tersenyum melihat renjun yang tertidur dengan nyenyak lalu diapun menggendong renjun secara perlahan menuju kamar mereka berdua dan meletakkan renjun keatas tempat tidur lalu menyelimutinya.
"Tidur yang nyenyak Mrs. Na." Ucap jaemin lalu mengecup kening istrinya itu dan kembali ke ruang tengah mengingat segelas kopinya dan juga beberapa hal yang harus di bereskan.
Sementara itu nohyuck sudah selesai makan siang dan sekarang Haechan tengah menyuci bekas makan mereka berdua. Sedangkan jeno berada di ruang tengah dengan laptop dan beberapa map yang Haechan bingung map itu berisi apa sebenarnya.
Lalu haechanpun kembali dengan segelas kopi dan memberikannya pada jeno sembari duduk dihadapannya.
"Makasih Haechan." Ucap jeno tersenyum..
"Sama-sama. Tapi, jeno? Itu apa?" Ufap Haechan menunjuk berkas-berkas yang sedikit berantakan itu.
"Pekerjaan ku."
"Kau sudah bekerja? Tapi, bukannya masih SMA." Ucap Haechan kaget.
"Memang benar. Tapi, aku sudah menjadi wakil ceo di kantor ayah." Ucap jeno.
"Wah. Keren." Ucap Haechan sembari mengacungkan jempolnya.
"Tidak juga. Jaemin saja sudah menjadi ceo di salah satu anak perusahaan Paman Na. Bahkan perusahaan itu semakin maju." Ucap jeno.
"Apa?! Jadi jaemin ceo?" Ucap Haechan.
"Hmm. Dia ceo muda dengan banyak blackcard di dalam dompetnya. Jadi hidupnya tidak akan susah. Dan yang pasti semua orang hanya tau dia anak SMA." Ucap jeno.
"Waw."
"Sudahlah. Kau tidak capek?"
"Kenapa?"
"Kan sudah beres-beres dari tadi."
"Sudah biasa. Aku selalu bersama sepupuku renjun itu, dia sangat bersih makanya aku sudah terbiasa dan tidak kelelahan dengan mudah."
"Aaa. Memang dia belum berubah."
"Yasudahlah kau bekerja saja, aku akan bermain ponsel disini sembari menemanimu bekerja." Ucap Haechan.
"Baiklah." Ucap jeno lalu kembali fokus pada semua berkasnya.
Kembali lagi ke apartemen jaemren, akhirnya renjun menggeliat dan terbangun setelah 2jam tertidur, dan betapa kagetnya dia karena sudah berada di dalam kamar. Bahkan dia sampai menyibak selimutnya sendiri lalu bernafas lega seketika. Dan diapun keluar dari kamar itu dan melihat jaemin yang tengah sibuk dengan laptop juga beberapa map. Itu mengingatkan renjun dengan ayahnya yang super sibuk itu.
"Sedang apa?"
"Aaaa, hanya bekerja."
"Bekerja? Kau bukannya masih SMA?" Bingung renjun.
"Iya. Tapi, sejak satu tahun yang lalu aku sudah sah menjadi ceo di salah satu perusahaan Daddy. Dan aku harus bekerja karena sekarang aku ada tanggungan lain." Ucap jaemin datar.
"Aaa, ini." Ucap renjun memberikan blackcard itu pada jaemin.
"Untukmu. Pegang saja, belanjakan sesuka hatimu." Ucap jaemin datar.
"Kau serius?"
"Tentu saja. Aku ini suamimu. Dan aku berhak menafkahimu." Ucap jaemin sembari menatap renjun yang ntah kenapa memerah seketika.
"Baiklah. Aku akan menerimanya." Ucap renjun.
"Tapi sebagai gantinya kau harus menjadi istri yang baik."
"Hmm baiklah."
"Oke. Sekarang bisa tolong buatkan segelas kopi " ucap jaemin.
"Hmm." Ucap renjun lalu berjalan kearah dapur dan jaeminpun tersenyum seketika.
Tbc.
Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Maaf upnya kelamaan ya reader-nim😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married (jaemren & nohyuck)
Fanfictionmereka berdua terpaksa menikah muda bahkan saat mereka tidak saling mencintai. mpregt! bxb homopobic boyslove jaemren area! nohyuck area! hanya fiksi belaka