Kini rasamu untukku sudah seperti cos 90° tapi anehnya rasaku untukmu seperti tan 90°
-Archakra Jonathan
Pagi ini seperti biasa kebiasaan Lavanya olahraga pagi sebelum kuliah. Menyiapkan sarapan untuknya dan Ibu, dan menyiapkan diri untuk pergi sekolah.
Hampir setiap hari Sagara selalu menjemput Lavanya di rumahnya. Namun sebelum menjemputnya laki-laki itu akan menjemput Felycia terlebih dahulu. Padahal Lavanya sudah sering menolak agar Sagara tidak menjemputnya. Karena rumahnya dan Sagara berlawanan arah.
"Selamat pagi." sapa Sagara dan Felycia diambang pintu yang sudah siap untuk ke kampus.
Lavanya yang masih sarapan menoleh dan tersenyum hangat. "Selamat pagi kalian." balasnya menyapa.
"Sayang, ibu udah berangkat kerja?" tanya Sagara duduk dikursi hadapan Lavanya.
Lavanya mengangguk. "Iya."
"Lava, aku mau minta minum boleh?" tanya Felycia sambil memberi kode dia sangat kehausan.
"Pasti Saga maksa kamu cepet berangkat kan?! Sampe kamu lupa enggak minum dulu habis sarapan." Lavanya menuangkan air ke dalam gelas kemudian memberikannya pada Felycia yang ikut duduk di samping Sagara.
"Iya," sahut Fely tidak berdaya. Pasalnya bukan terjadi sekali, melainkan sering kali Felycia seperti ini. Bahkan Lavanya sudah sangat hapal dengan kebiasaan mereka.
"Lagian kamu lelet." cibir Sagara.
"Kamunya yang kecepatan jemput aku." keluh Felycia.
"Kan kamu kelas pagi hari ini, sama kayak aku dan kamu tau aku harus jemput pacar aku Fel." ucap Sagara tegas yang membuat Felycia terdiam kaku. Jika seperti ini Felycia pasti merasa dirinya hanya beban untuk Sagara.
Lavanya yang tau situasi kurang enak dia mencoba mencairkan suasana. "Gaa, kan udah aku bilang enggak perlu jemput aku tiap hari. Aku bisa bawa motor sendiri ke kampus." ucapnya mengalihkan topik.
"Kamu pacar aku Lavanya." tegas Sagara.
"Yaa tapi kan enggak harus antar jemput tiap hari Sagara." sahut Lavanya.
"HARUS." satu kata yang keluar dari mulut Sagara dengan tegas dan membuat kedua gadis itu terdiam saling pandang. Jika sudah seperti ini Sagara tidak ingin berdebat.
Sagara memang sedikit keras kepala dan harus dituruti kemauannya. Namun dibalik keras kepalanya dia sangat penyanyang dan baik.
"Aku enggak mau ribut. Mending kita berangkat sekarang." ucap Lavanya kemudian meminum air di gelas dan memakai tas ranselnya. Dia berjalan menuju keluar rumah diikuti oleh Felycia serta Sagara.
Selama beberapa menit perjalanan suasana di dalam mobil terasa dingin. Tak ada yang mengobrol seperti biasanya, Sagara fokus menyetir, Lavanya sibuk menatap jalanan yang ramai, Felycia sibuk menatap layar ponselnya.
Sampai akhirnya Felycia membuka suara kembali. "Katanya bakal ada anak teknik baru." ucapnya.
Lavanya menoleh pada Felycia yang duduk di kursi belakang mobil sedangkan Sagara melihatnya di kaca.
"Anak baru?" tanya Lavanya.
"Iya, di grup sih gitu. Katanya anak baru itu jurusan teknik informatika." jawab Felycia.
"Ooohhh,"
"Satu kelas sama kalian berarti ya?!"
"Iya pastinya, kan jurusan kita cuma satu kelas." ucap Lavanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/300058667-288-k808335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Limit (Infinity 2)
Romance"Ada batas diantara kita yang tidak bisa aku robohkan sampai kapanpun." -Lavanya Carolyn. "Kalo cari imam di masjid. Jangan ngelirik yang di gereja," sindir Archakra pada gadis yang tengah duduk menunggu kekasihnya selesai beribadah. Lavanya terdia...