7 || Restunya

30 10 0
                                    

Aku sudah tidak ingin menunda perpisahan ini lagi

beberapa orang pergi meninggallkan kelas setelah mata kuliah pertama selesai, namun tidak dengan Lavanya. Gadis itu memilih diam di kelas dan berusaha menyelesaikan tugas mata kuliah yang harus dikumpulkan nanti malam. 

"Sayang, keluar yuk." ajak Sagara pada kekasihnya yang masih saja sibuk menatap layar laptop tanpa sedikitpun meliriknya.

"enggak deh." 

"ayok dong sayang. aku udah janji mau anter Fely ke mall sekalian makan siang." ucap Sagara. 

kali ini Lavanya menoleh dan berkata. "Kamu pergi aja sama dia, aku enggak ikut." 

"Kenapa? karena tugas? itu gampang bisa dikerjain nanti." 

"Aku enggak bisa pergi." 

"Terus nanti kamu makan siang sama siapa?" tanya Sagara.

"Ada AArchakra. ada lili, dan yang lain." balas Lavanya. 

"oke, kamu sama Archakra aja." putus Sagara.

Lavanya mengangguk paham. "Kamu mau ketemu mamahnya Fely ?" 

"kok kamu tau?" 

"Iya. Fely bilang."

"Itu alasan kamu enggak mau ikut? kan ada aku, kamu pacar aku." 

"Aku tau, tapi Fely? dia itu bakal sama kamu nantinya." ucap Lavanya.

Sagara membulatkan matanya penuh. "kamu tau dari mana soal perjodohan aku sama Fely? sayang, aku lagi coba buat batalin perjodohan ini." 

"Aku dukung kamu sama Fely."

"Aku enggak ngerti sama pemikiran kamu. Lavanya, aku berjuang buat hubungan kita. tapi kamu malah dengan mudahnya dukung aku sama Fely?"

"Denger aku Ga, kita itu enggak mungkin bisa bersatu selamanya, kamu sama Fely pasti akan bersatu bahkan keluarga kamu aja nerima dia."

"Aku bakal ngomong ke keluarga aku buat restuin hubungan kita." potong Sagara.

"Tapi tuhan enggak merestui kita Ga." 

"Aku bisa..."

"Aku gamau itu terjadi." tegas Lavanya.

"Tapi.."

"Udah ya, Ga. Mending kamu pergi sekarang, cukup ya. Enggak bahas itu lagi." ucap Lavanya.

Sagara menghela nafasnya berat. "Okay. Jangan lupa makan sayang." ucapnya sambil mengelus kepala kekasihnya itu.

Lavanya hanya mengangguk.

Setelah Sagara pergi meninggalkan kekasihnya, Archakra mulai menghampiri Lavanya yang tengah sibuk dengan dunianya.

"Sssssttt"

"Apaansih?!"

"Makan yuk." Ajak Archakra, dia tau jika Lavanya sebenarnya lapar namun enggan untuk pergi ke kantin karena moodnya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Enggak." tolak Lavanya secara tegas.

"Lo bisa nugas di kantin, sambil makan. Kayak waktu dulu." ucap Archakra.

Lavanya mendongkakan kepalanya menatap Archakra. "Gue yang sekarang bukan gue yang ada di masa lalu Lo." tegasnya.

"Tapi orang yang ada dihadapan Lo ini, mau itu dulu atau sekarang dia akan tetap sama. Akan tetap cinta sama Lo!!"

"Gue enggak ngerti apa yang Lo omongin barusan." Lavanya pergi meninggalkan Archakra sambil membawa buku dan laptop miliknya.

Archakra tidak diam saja, dia menyamakan langkahnya dengan gadis itu. "Lo sebenarnya tau apa yang gue maksud."

"Enggak." Kekeh Lavanya.

"Gue juga tau kalo Lo cinta sama gue." ucap Archakra dengan santai.

Lavanya menghentikan langkahnya kemudian menengok kanan dan kirinya memastikan bahwa tidak ada orang yang mendengar ini. "Itu dulu. Dan gue minta Lo enggak perlu bahas ini di tempat umum."

"Kalo bahas ini cuma ada kita berdua, berarti boleh dong?" tanya Archakra.

"Enggak. Gue enggak mau denger Lo bahas masalah ini lagi." ucap Lavanya dengan tegas.

Archakra tersenyum menatap gadis manis dihadapannya. "Ini bukan masalah, justru ini hal yang sangat indah dan enggak boleh dilupain. Vanya, kita saling cinta. Come on balik ke gue, Lavanya."

Lavanya menarik lengan Archakra kasar dan menyeretnya hingga ke taman belakang kampus. "Gue emang cinta sama Lo! Tapi itu dulu, sekarang gue sama Sagara. Jadi, gue mohon Lo bisa menghargai keputusan gue." Ucapnya.

"Iya gue tau. Tapi gue juga tau, kalo Lo dan Sagara itu enggak akan bersatu. Dan Lo juga menyadari itu." ucap Archakra.

Lavanya terdiam, benar apa yang dikatan oleh Archakra bahwa dirinya tidak mungkin bisa bersatu sampai kapanpun dan bagaimanapun caranya.

"Lo nyadar kan?!"

"Gue nyadar sejak awal." Ucap Lavanya.

"Terus, kenapa Lo milih menyakiti diri Lo sendiri?"

"Gue udah terbiasa dengan rasa sakit, dan pilihan gue memang untuk menyakiti diri gue sendiri."

Archakra cukup kesal dengan jalan pikiran Lavanya. "Bukan cuma Lo yang sakit disini, beberapa orang Lo sakitin termasuk gue." ucapnya.

"Sorry." kata itu keluar dengan nada sendu.

"Lo mau bales dendam karena gue pernah nyakitin Lo?"

"Enggak gitu. Lo enggak ngerti gue."

"Vanya, Lo nyakitin gue, Fely, Sagara dan terutama diri Lo sendiri."

"Gue tau."

"Kalo Lo tau kenapa Lo lakuin ini?"

"Itu diluar kendali gue. Gue..."

Archakra langsung memeluk gadis dihadapannya yang mulai meneteskan air mata. "Gue ada disini."

Belum sempat Lavanya membalas pelukan Archakra. Dia melihat laki-laki yang dia cintai sedang menatapnya diambang pintu. Dengan cepat Lavanya melepas pelukan Archakra.

"Ga..."

"Kamu bener, harusnya kita enggak perlu Nunda perpisahan ini." ucap Sagara dengan berat hati.

"Sagara." ucap Archakra.

"Kita putus ya, Lava. Makasih untuk semuanya." Meski berat namun Sagara mengambil langkah ini demi kebaikan semuanya. Dia sudah melihat jelas jika Archakra lebih pantas untuk gadis yang dia cintai ini.

"Gaa.."

Sagara mengelus kepala Lavanya. "Kita berbeda. Tapi kita bisa jadi sahabat, apa yang dibilang Archakra itu bener. Aku setuju sama semua ucapan dia."

"Gue enggak bermaksud untuk kalian selesai." ucap Archakra.

"Gue tau. Gue ambil keputusan ini penuh pe ygrtimbangan, dan Lava juga pasti akan lepasin gue. Cuma dia masih cari waktu, jadi dari pada buang-buang waktu gue akhiri semuanya di hari ini."

"Aku minta maaf." Lirih Lavanya.

"No!!! Jangan pernah bilang maaf. Gue pergi ya." ucap Sagara.

Lavanya tentu meneteskan air mata. Hubungannya kandas begitu cepat diluar dugaannya. Dia sangat menyayangi Sagara, dan dia juga tau jika laki-laki itu juga sangat menyayanginya.

"Gue percaya Lo bisa bahagian Lavanya. Bawa kembali Lavanya yang dulu Lo kenal." ucap Sagara sambil menepuk bahu Archakra.








Note :
Lama ya nungguin up lagi????

Gimana sama part ini? Suka?

Limit (Infinity 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang