|CHAPTER 10| - Surface Tension

6.3K 828 75
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

DIANDRA Chapter 10 – Surface tension

A few hours ago....

"Langsung pulang, Tuan?"

"Apartment" balas Bara sembari menutup matanya begitu mobil beranjak dari lobby kantornya.

Ia butuh ketenangan di apartementnya.

Bara memang masih sering tinggal di mansion keluarganya karena Anna yang tidak suka kesepian di mansion.

Ya, lelaki itu memang sangat menempel dengan sang adik.

.

Setiap menuju Apartementnya, sang supir memang selalu memotong jalan seperti ini karena kemacetan dijalan utama yang sangat enggan dilalui.

Sedikit aneh melihat jalanan ini sangat sepi hingga tidak ada satu mobilpun.

Biasanya memang tidak padat namun setidaknya selalu ada mobil lain berlalu lalang.

Ini terlalu sepi.

"Pak-"

BRAKK!

***

Present time...

Diandra terkejut saat mendengar suara yang lumayan familiar ditelinganya.

"Diandra?"

Lagi, suara itu memanggil namanya.

'Ini bukan halusinasi kan?' batinnya, mempertanyakan kewarasan.

"Bara?"

"Sial, apa yang kau lakukan disini?" tanya Bara dengan intonasi meninggi.

'Exscuse me, kau tahu konsep diculik?'

"Kau pikir aku tahu?" kesal Diandra.

Bara berdecak sembari meringis.

Dari yang Diandra dengan, keadaan Bara mungkin tidak sebaik dirinya. Lelaki itu terdengar seperti menahan sakit.

"Bara, Are you okay?" tanya Diandra.

"I'm fine, hanya memar, apa kau baik-baik saja?"

Diandra menghela nafasnya, sedikit banyak ia lega mengetahui dirinya bukan satu-satunya manusia ditengah hutan ini.

"Aku baik-baik saja"

Srak... srak..

Bara dan Diandra seketika terdiam saat mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat kearah mereka.

DIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang