Vanilla Latte

44 8 0
                                    

"Vanilla latte itu punya gue." Suara bariton terdengar dari arah belakang Kallea.

"Mas Raka.. ke mana.."

Bibir Kallea hampir saja mencapai sedotan, namun spontan dia simpan kembali minuman itu ke meja. Setelah mendengar suara bariton dari arah belakangnya.

Kallea dan Anna menoleh.

Manik mata Kallea tidak sengaja bertemu dengan manik mata pria berkemeja hitam yang sedang menatapnya. Berbeda dengan Anna yang spontan mengerutkan keningnya menatap apa yang ada di hadapannya.

"Arka?" Gumam Kallea dan Anna bersamaan.

Lain hal dengan Arka yang tidak peduli kehadiran Kallea dan Anna. Dia malah menatap Raya yang tengah berlari kecil ke arahnya. Sudut bibir Arka terlihat mengembang kemudian dia berjongkok dan melentangkan kedua tangannya untuk menyambut Raya.

Kallea dan Anna saling melirik. Wajah keduanya tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut melihat apa yang dilihatnya saat ini. Interaksi Raya dan Arka yang sangat menggemaskan sekaligus mengejutkan.

Raya melepaskan pelukannya pada kakaknya, lalu mata bulatnya mengedarkan tatapannya. "Mas Raka mana?" Tanya Raya membuka pembicaraan dengan Arka-kakaknya.

"Mas Raka ada urusan, Yaya sama mas Arka dulu ya. Mau?"

Raya mengangguk sembari tersenyum.
"Mau."

"Tos dulu." Ucap Arka sembari menyodorkan kepalan tangan yang di sambut kepalan tangan kecil milik Raya.

"Tos."

Kemudian Raya dan Arka terlihat tertawa bersama. Hangat sekali keadaan di antara keduanya. Melihat itu sudut bibir Kallea terangkat, momen adik-kakak selalu terlihat hangat dimata Kallea.

Empat
-Vanilla latte-

Kini tatapan Raya beralih menatap Kallea dan Anna yang sedang duduk memperhatikan dirinya dan Arka. Kemudian, jari telunjuk kecilnya terangkat dan menunjuk tepat pada Kallea.

"Ini kakak cantik baik hati yang dibilang mas Raka."

Bola mata Arka mengikuti apa yang sedang di tunjuk oleh Raya. Kemudian dia menggeleng. "Bukan, dia bukan teman mas Raka."

Mendengar itu, Kallea bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Arka dan Raya. "Hai Arka." Ucapnya.

"Hai Kal."

Mendapat jawaban dari Arka, Kallea melanjutkan bicaranya. "Sorry, tadi gue liat Raya sendirian terus gue tanya sama siapa dan ternyata dia emang sendirian di tengah ramainya kafe ini. Jadi, gue inisiatif temenin Raya sampai mas rak-"

"Oke, thank you."

Mulut Kallea seketika menutup ketika hendak melanjutkan ucapannya yang di potong oleh Arka. "Oke, dan sorry vanilla latte lo hampir gue minum. Itu belum gue minum sama sekali, tapi gue ganti ya."

Arka menggeleng, "Ga perlu, makasih udah jaga Raya."

Kallea mengangguk. "Iya sama-sama, gue duluan ya." Kemudian, tatapan Kallea beralih melihat gadis kecil yang sedang menatapnya.

accomplishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang