Langit berwarna jingga, menemani Kallea yang tengah duduk di balkon kamarnya. Hari ini dia bisa sampai di rumah lebih cepat, karena tidak ada kendala macet seperti di hari-hari sebelumnya. Membuat Kallea memiliki waktu lebih untuk beristirahat, lebih tepatnya untuk bernapas lega.
Kallea duduk dengan nyaman di salah satu dari kursi kecil berwarna biru. Ia melanjutkan membaca buku yang di pinjam dari perpustakaan. Buku yang membuat Kallea bertemu dengan Arion.
"Arion." gumam Kallea.
"Namanya familiar banget di ingatan, tapi di mana ya gue pernah denger nama itu selain dari mulut Anna." Gumam Kallea.
Nama Arion tiba-tiba terlintas di ingatan Kallea. Membuatnya sedikit terdiam untuk mengingat hal yang sangat "de javu" di ingatannya. Pria yang sangat lekat diingatannya hanya satu, yang menjadi satu-satu nya alasan Kallea kembali bersekolah di Nusa Bangsa.
"adek."
Kallea sedikit tersentak, lalu menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya gadis cantik berambut panjang, sedang tersenyum menatapnya. Ia memiliki tatapan sayu, juga pemilik senyuman manis.
"Kakak, ngagetin Kal."
Gadis itu tertawa kecil, Kirana Alea Maheswari-kakak Kallea. "Gimana sekolahnya lancar?" Tanya Kirana, yang membuka obrolan di sore hari.
Kallea mengangguk sembari menatap kakaknya yang berdiri di mulut pintu.
"Lancar kak. Sini kak duduk, pegel tau berdiri." Ajak Kallea.Kirana mengangguk lalu berjalan mendekat pada Kallea. Ia duduk di kursi kosong sebelah Kallea. Tatapannya langsung beralih menatap langit sore yang mulai terlihat indah dengan perpaduan warna yang unik.
"Indah banget ya Kal."
Mendengar ucapan Kirana, Kallea menoleh pada kakaknya. Menatap penuh lekat gadis berambut pirang disisinya. Semakin lama menatap Kirana, membuat Kallea semakin rindu kepadanya.
"Kakak." Panggil Kallea.
"Hm."
"Sudah bisa berdamai dengan kir-"
"Belum." Kirana memotong ucapan Kallea dengan sangat cepat. "Jangan ucap itu ya Kal, kakak belum siap."
"Maaf kak,"
Kirana mengangguk sembari menampakkan senyumnya, kemudian mengusap puncak kepala adiknya. Rasa hangat mulai menyelimuti hati Kallea, sudah lama sekali rasanya dia tidak berinteraksi dekat dengan kakaknya.
"Kal, boleh minta satu permintaan kak?"
"Boleh, jangan aneh ya."
Kallea mengangguk diiringi tawa kecil, kakaknya masih selalu ingat adiknya yang terkadang aneh dalam berbagai hal ini. "Kita jadi teman cerita lagi kak, bisa tidak?" pinta Kallea. "Walaupun mama suka tanya how's your day tapi rasanya beda kak."
Kirana tersenyum menatap lekat adiknya, "boleh, nanti tiap sore kakak ke kamar kamu ya."
Mata Kallea seketika membola, "SERIUS KAK?!"
Kirana mengangguk, membuat Kallea spontan memeluknya. Kallea tersenyum sangat lebar dalam pelukan kakaknya, Kirana pun begitu sudah lama dia tidak berada diposisi ini.
Sejak kejadian dua tahun lalu, membuatnya sangat jarang berinteraksi dengan adiknya. Sebab setiap berbincang dengan Kallea dalam waktu lama, membuat Kirana merasa ditarik pada waktu dua tahun lalu.
Namun, untuk hari ini hingga seterusnya Kirana mulai membiasakan untuk bisa berbincang kembali dengan Kallea adik satu-satunya yang dia miliki. Gadis kecil yang saat ini sudah berusia sama sepertinya dua tahun yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
accomplish
Teen FictionTerkadang banyak hal yang menghancurkan rencana-rencana yang sudah dibuat. Hidup tidak selalu berjalan mulus. Memang tuhan yang menentukan segalanya, baik buruk tuhan lebih tahu. Tapi terkadang, seorang gadis SMA yang masih labil dalam emosinya mera...