Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tetapi Gabriella belum beranjak dari tempat duduknya dikarenakan dia masih menyalin catatan pelajaran milik salsa.
"El! Ayo ke kantin, gue laper nih" ucap salsa yang sedari tadi masih setia menunggu teman barunya padahal cacing diperutnya sudah demo ingin di beri makan.
"Lo duluan aja sa, nanti gue nyusul" ucap Gabriella tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Lo emangnya tau letak kantin dimana? Atau gini aja deh, lo mau pesen apa biar nanti gue yang bawain ke sini" tawar salsa yang langsung ditolak secara halus.
"Nggak usah sa, ngerepotin. Biar nanti gue nyusul lo aja ke kantin, Lo duluan aja gapapaa"ucap Gabriella meyakinkan salsa.
Salsa pun pasrah dan langsung pamit pergi ke kantin duluan. "Oke! Gue ke kantin duluan, nanti Lo nyusul oke?!" Gabriella hanya mengangguk kan kepalanya tanda iya menyetujui ucapan salsa.
Sekitar sepuluh menit kepergian salsa akhirnya Gabriella menyudahi kegiatan mencatatnya dan ia melihat jam yang berada dipergelangan tangannya.
"Tinggal 10 menit lagi, masih keburu ga ya? Semoga masih keburu" gumam Gabriella pelan dan langsung melangkahkan kaki nya menuju kantin.
Saat sudah memasuki kantin Gabriella langsung mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin guna mencari keberadaan salsa.
Jangan tanya kenapa Gabriella bisa tau letak kantin, karena memang disetiap sudut koridor banyak terdapat denah lokasi dan Gabriella baru menyadarinya saat matanya tak sengaja melihat denah itu saat ingin pergi ke kantin.
Gabriella berjalan pelan menghampiri salsa tapi sebelum sampai ke tempat yang salsa duduki, ada seorang cowok yang tak sengaja menabraknya yang menyebabkan Gabriella terjatuh.
Brukkk
"Aww" Gabrielle merintih saat bokongnya beradu dengan lantai. "Sorry! Sorry!" Ucap cowok yang barusan menabraknya sambil membantu Gabriella berdiri.
"Sorry gue ga sengaja" ucap cowok tersebut sambil memperhatikan cewe yang baru saja ia tabrak
"Iya gapapa".
"Gue Ardi, nama lo siapa?" Ucap Ardi memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya yang dibalas dengan ragu oleh Gabriella.
"Gue Gabriella, panggil aja Ella".
"Kalau gitu gue pergi ya, permisi"
Setelah mengatakan itu Gabriella pergi untuk melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda untuk menemui salsa.
Boleh juga. ucap Ardi dalam hati dan tersenyum smirk, lalu pergi meninggalkan kantin.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada yang memperhatikan interaksi antara Gabriella dan Ardi dengan emosi yang meletup letup entah karena apa, padahal mereka kenal saja belum tapi mengapa rasanya ia tidak suka jika cewek tersebut dekat dengan cowok, terlebih lagi jika cowo itu adalah Ardi.
"Woyy Er! Ngelamunin apaan lo" ucap Dimas yang sadar bahwa sahabat nya tengah melamun dengan rahang yang sedikit mengeras.
"Lu ngeliatin apaan sih Er? Sampe merah gitu mukanya" ucap Adrian yang juga penasaran tentang perubahan sikap Erlangga sedari masuk ke kelas sampai membolos dan sekarang pun masih tetap sama, aneh.
"Jangan-jangan Lo kesurupan! Ehh woyy ini Erlangga Beneran kesurupan woyy!" Ucap Ikbal heboh dan teman temannya yang lain langsung melihat ke arah Erlangga.
Diam beberapa saat, dan sedetik kemudian mereka bertiga langsung meloncat dan menghampiri Erlangga yang sedang duduk, Adrian dengan beraninya memegang kepala Erlangga dengan tangan kanannya dan tangan kirinya mengadah keatas dengan mulut berkomat-kamit seperti Mbah dukun yang sedang merapatkan mantra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA
Teen FictionErlangga Adiaksa Leonard Cowok berwajah datar nan dingin yang sialnya sangat tampan seperti dewa Yunani dengan pahatan wajah yang sempurna, alis tebal, bulu mata lentik untuk seukuran cowo, hidung mancung dan rahang yang tegas, tidak ada satu pun ka...