Saat pembelajaran sedang berlangsung Erlangga tertidur lelap di bangkunya. Dimas sudah beberapa kali mencoba membangunkannya tetapi hasilnya nihil.
"Woy Er! Bangun anjir!" Ujar Dimas berbisik.
"Ni anak mati kali ya. Bangun sialan!"
"Mampus tuh guru ngeliatin Erlangga! Ngeri njir!" ucap ikbal sangat pelan saat melihat tatapan Bu Tuti selaku guru kimia yang tengah mengajar dikelasnya.
Dan benar saja saat Bu Tuti melihat ke arah Erlangga yang sedang tertidur pulas dengan cepat dia menghampiri meja Erlangga dan...
Brakk
Guru yang terkenal sangat killer itu langsung menggebrak meja Erlangga membuat sang empu terbangun.
Sebenarnya Erlangga sudah bangun, dia sengaja ingin membuat guru itu marah agar menyuruhnya keluar kelas.
"Enak banget ya kamu tidur di jam pelajaran ibu!" Ucap Bu Tuti marah.
"Keluar kamu!" Lanjutnya garang.
"Okay" ucap Erlangga kelewat santai kemudian berjalan keluar dengan watadosnya.
"Dasar anak zaman sekarang gak ada sopan santunnya!" Ucap Bu Tuti jengah.
Setelah kepergian Erlangga mereka melanjutkan pelajaran yang sempat tertunda tadi.
Ketiga sahabat Erlangga menggerutu dan ingin ikut kluar dari kelas tetapi nyalinya tidak sebesar nyali Erlangga.
"Bisa-bisanya tuh anak bolos sendirian" gerutu ikbal pelan.
"Iya! Gue juga kan pengen keluar" balas Adrian pelan.
"Udah, udah! Nanti Lo berdua dihukum tau rasa lo!" Ucap Dimas memperingati.
Dilain tempat, tepatnya di rooftop seorang lelaki tampan sedang duduk di pembatas rooftop dengan sebatang nikotin di sela-sela jarinya.
Dia Erlangga, saat keluar dari kelas dia memutuskan untuk bersantai di rooftop. Dia masih memikirkan ucapan Dimas semalam.
Apakah dia suka dengan anak baru itu? Atau hanya penasaran belaka? Ah entahlah memikirkan itu membuatnya pusing.
Tapi kenapa dia sangat tidak suka kalau anak baru itu dekat dengan Ardi? Mengingat hal itu membuat moodnya jelek.
Bagaimana tidak? Dia sangat bersemangat ke sekolah hari ini, sampai di parkiran sekolah dia melihat dan bertukar pandang dengan anak baru itu. Tapi saat dia ingin menyusul gadis itu, dia melihat gadis itu mengobrol dengan Ardi.
"Arghh!" Teriak Erlangga geram sambil mengacak rambutnya.
"Lo siapa sih!?"
Erlangga memandang lurus ke depan, memori yang indah kini berputar-putar di kepalanya seperti kaset rusak.
Canda tawa yang sangat dia rindukan kini kembali ia rasakan, tetapi kenyataan pahit harus ia terima, waktu tidak akan bisa diputar kembali.
Erlangga tersenyum getir mengingat memori indah itu, dia harus ikhlas.
"Woyy!" Teriakan Adrian membuyarkan lamunannya.
Saat ini sudah memasuki jam istirahat, ketiga sahabat Erlangga menyusulnya ke rooftop.
"Lo kenapa Er?" Tanya Dimas yang sadar ekspresi Erlangga tidak seperti biasanya, ada sedikit kesedihan terpancar di matanya.
"Gapapa"
"Mata Lo gak bisa bohong men!" Erlangga hanya menggeleng dan tersenyum kecil mendengar ucapan Dimas.
"Gue gapapa!" Balas Erlangga sambil menepuk punggung Dimas meyakinkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA
Teen FictionErlangga Adiaksa Leonard Cowok berwajah datar nan dingin yang sialnya sangat tampan seperti dewa Yunani dengan pahatan wajah yang sempurna, alis tebal, bulu mata lentik untuk seukuran cowo, hidung mancung dan rahang yang tegas, tidak ada satu pun ka...