04. Terimakasih

43 5 1
                                    

Bughh

"Anjing!". Belum sempat mencium Gabriella lelaki bertato tersebut tersungkur karena pukulan seseorang.

Lelaki bertato itu bangkit dan memandang lelaki yang masih menggunakan seragam putih abu dilapis dengan jaket kulit hitam, yang baru saja memukul nya dengan tatapan bengis.

"Siapa lo?! Mau jadi pahlawan, hm?" ucap lelaki bertato tersebut sambil tersenyum remeh.

Setelah mengatakan itu lelaki tersebut memanggil kedua temannya untuk menghajar orang yang berani mengganggunya.

Aksi pukul-pukulan pun terjadi, lelaki bertato dan dua temannya melawan seorang remaja SMA.

Sekitar 10 menitan ketiga preman tersebut pun mulai kewalahan dan di menit berikutnya ketiga preman itu akhirnya tumbang.

Cowo bertato yang notabenenya adalah ketua preman tersebut tidak terima atas kekalahannya, ia hendak berdiri tetapi sebelum dia berdiri pundaknya di injak kuat oleh remaja itu.

"Pergi atau lo bertiga mati ditangan gue!" Pelan tapi sangat mengerikan.

Cowok bertato dan dua temannya pun bangkit lalu pergi meninggalkan remaja tersebut bersama mangsanya dengan perasaan kesal dan muka lebam.

Sedari tadi Gabriella diam ketakutan dan sedikit menjauh dari perkelahian ketiga cowo asing tersebut. Gabriella berjongkok dan menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangan nya yang bertumpu dengan lutut sambil menangis.

Gabriella tidak bisa berbuat apa apa selain diam dan menangis, untuk lari dan pergi dari tempat itu pun dia enggan karena tiba tiba kaki nya sulit di gerakan.

Gabriella terus menangis ketakutan sampai tiba tiba ada seseorang yang menepuk pelan bahunya.

"Heii!".

Gabriella yang mengira lelaki tersebut orang jahat semakin menenggelamkan kepalanya dan menangis histeris.

"Heii! Ini gue Erlangga. Jangan takut!" Ucap cowok bernama Erlangga. Yaa cowo yang menolong Gabriella adalah Erlangga.

Dengan ragu ragu Gabriella membuka telapak tangannya dan detik kemudian dia langsung memeluk Erlangga erat.

Grebb

"Gue takut! Hiks" cicit Gabriella pelan.

"Ada gue!" Ucap Erlangga sambil membalas pelukan Gabriella dan mencoba menenangkan gadis tersebut.

Hening, mereka larut dalam pikirannya masing masing. Tidak ada yang ingin melepaskan pelukan itu satu sama lain.

"Terimakasih" ucap Gabriella membuka suara dan melepaskan pelukan hangat tersebut sambil tersenyum tulus kepada Erlangga.

Erlangga terpaku melihat senyuman itu. Ada sedikit rasa khawatir dan ingin melindungi gadis tersebut. Mungkin kah perasaan ini hanya karena kasihan? Maybe.

Erlangga hanya mengangguk kecil menanggapi gadis tersebut. Kemudian kedua nya bangkit dan keheningan melanda kedua remaja tersebut.

Tanpa sepatah kata pun Erlangga pergi ke arah motor sportnya berada, kemudian menaikinya dan berhenti tepat di depan Gabriella dan langsung memberikan helm nya kepada Gabriella.

Gabriella hanya diam karena bingung dengan cowok di depannya itu. 'Kenapa?' batin Gabriella.

"Gue anter" ucap Erlangga menjelaskan maksudnya.

Gabriella masih terdiam dan tidak berniat sedikit pun untuk mengambil helm yang diberikan Erlangga karena dia masih takut soal kejadian yang baru saja menimpanya.

ERLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang