15-JAWABAN MASALAH

88 5 0
                                    

***
Drrrttt.... drrrttt...

Hp-ku getar.
Ku lihat ada notif WA masuk dari Kak Riko.

Tumben ??

Aku membukanya, kiriman video ternyata.
Video apa??

Aku yang penasaran mendownload video itu, kapasitasnya kecil, cuma 1 menit.

"Chatt dari siapa Kin ?" Tanya Nia padaku.

Saat itu kita berada di kantin karena lagi jam istirahat.

"Oh... ini, dari Kak Riko." Jawabku.

Aku cek ternyata downloadnya udah selesai.

Aku mulai memutar video itu, ternyata video Kak Ela dan Kakakku yang kemarin di kafe.

"Eh, Ni. Lu liat deh !" Kataku kepada Nia menyuruhnya melihat video itu.

Nia dan aku bersama melihat video itu.

Video itu berisi tentang Kak Ela yang awalnya naik ke panggung live kafe, dia memegang mic lalu berbicara kalau dia akan di tembak oleh Kak Fahmi saat itu.

NB: videonya mohon di bayangkan saja ya...😁 aku akan tulis isi obrolan dalam videonya aja. Mohon maaf🙏

"Fahmi, kamu mau nembak aku kan malam ini." Kata Kak Ela dalam video yang aku tonton itu.

Karena Kak Ela bicara menggunakan mic, seluruh pelanggan kafe pun mendengarnya. Bahkan yang di lantai atas pun dengar. Terlihat dari rekaman di video itu.

Suara riuh pelanggan kafe pun bersahutan.

"Fahmi, sini naik !" Kata Kak Ela mengajak Kakakku naik ke panggung live kafe.

Kak Fahmi pun menurutinya. Dia naik ke panggung live kafe.

Aku yang melihat video itu sedikit syok, kok Kak Fahmi mau sih ? Kesambet ya ?
Bahkan Nia yang juga melihat video itu juga ekspresi syok-nya sama kayak aku.

Tapi waktu Kak Fahmi naik ke atas panggung kafe, aku salfok sama segelas minuman di tangan kanannya.

Salfokku pun terbukti bukan cuma hal biasa.
Tiba-tiba Kak Fahmi menyiram Kak Ela dengan segelas minuman itu, kayaknya sih itu es kopi pesanan dia di kafe.

Kak Fahmi menyiram minuman itu dari atas kepala Kak Ela.
Sontak Kak Ela terkejut, nggak menduga hal itu Kak Fahmi lakukan padanya, di depan banyak orang pula.

Setelah itu Kak Fahmi mengambil mic yang ada di tangan Kak Ela.

"Tuh, dingin. Biar lu agak fresh buat ngadepin kenyataan. Kenyataan kalau lu di sini tuh cuma halu, seakan-akan gue ngejar dan suka sama lu. Gue pertegas ya, gue nggak pernah suka modelan kayak lu. Dan satu lagi, gue nggak pernah ngejar-ngejar lu, justru elu yang terus ngejar-ngejar gue kayak orang gila." Kak Fahmi bicara di mic.

Setelah Kak Fahmi membicarakan itu, di video terlihat Kak Fahmi pergi ninggalin Kak Ela, dan saat itu Kak Ela di ledekin sama pengunjung kafe, apalagi itu kafe jadi tempat tongkrongan yang hits banget, dan pasti ada salah satu siswa sekolah ini yang kebetulan nongkrong juga di situ dan kenal sama Kak Ela dan Kak Fahmi, makanya ada yang ngerekam video kejadian ini.

"Wah... gila sih ini. Tapi Kak Fahmi nggak salah sih... emang Si Ela-nya aja yang kegatelan mentang-mentang dia cewek hits. Tapi Kak Fahmi juga salah, salah dalam tindakannya." Nia berkomentar. "Pasti nih video udah nyebar ke satu sekolah, buktinya Kak Riko punya." Lanjut Nia.

Sekarang aku tahu alasan kenapa tadi pagi Kak Ela sikapnya kayak gitu ke aku.

Kak Fahmi udah keterlaluan banget.

Aku tiba-tiba berdiri dari kursi kantin, tanpa bicara apa-apa aku langsung pergi dari sana membawa hp-ku.
Nia memanggilku, namun aku nggak perduli.
Aku saat itu emosi banget, aku harus nemuin Kak Fahmi sambil nunjukin foto itu.

Aku melihat Kak Fahmi sedang nongkrong di depan kelasnya sendirian sambil baca buku, ya gitu lah... dia kan manusia es, judes pula, mana ada yang bisa berteman baik ke dia dan paham soal dia, cuma Kak Riko doang sih, dan sampai sekarang aku juga nggak tahu kenapa Kak Riko bisa temenan sama modelan kek gitu ?

Aku menghampirinya, lalu menunjukkan video itu kepadanya.

"Terus ?" Katanya dengan ekspresi datar dan nggak nonton video itu sampai selesai.

Iya... itulah dirinya.

"Udah ada buktinya, Kakak harus minta maaf sama Kak Ela." Jawabku.
"Kenapa lu berpihak ke dia ? Lu tahu apaan si dek ? Lu tuh nggak tahu apa-apa." Katanya.
"Apa yang nggak aku tahu ? Di video udah jelas semuanya. Kalau aku di posisi Kak Ela di permaluin kek gitu ya pastilah malu banget, kecewa dan marah. Kakak juga nggak mikirin aku, aku juga cewek Kak. Bisa-bisanya Kakak ngelakuin hal kayak gitu, tega nyakitin perasaan cewek, mempermaluin cewek kek gitu, sementara Kakak lupa kalau Kakak punya adik cewek juga. Ibu kita juga cewek Kak. Inget itu !" Kataku lalu pergi ninggalin Kak Fahmi.

***
Pulang sekolah aku males banget, pengen pulang tapi aku  nggak mau ketemu sama Kak Fahmi.
Muak aku ngelihat muka dia.

"Kin !" Sapa seseorang yang ternyata adalah Kak Riko.
"Hai Kak !" Sapaku balik.
"Ayo !" Ajak Kak  Riko.
"Loh ?? Maksudnya ??" Tanyaku nggak ngerti.
"Ya pulang. Aku anterin. !" Jawabnya.
"Lah... kok Kakak sih ? Kak Fahmi mana ?" Tanyaku yang masih bingung.
"Loh... gimana sih ? Kamu beneran nggak di kasih tahu ya. Tadi Fahmi bilangnya udah. Kok malah bingung gini jadinya." Kata Kak Riko  ikut bingung. "Jadi gini, tadi Fahmi nitip amanah buat aku, aku di suruh nganterin kamu pulang. Soalnya dia tahu kalau kamu seharian ini bete dan kesal banget sama dia, jadi dia nggak mau bikin kamu tambah badmood, emosi kamu makin menjadi-jadi. Tadi aku udah tanya ke dia, katanya dia udah ngasih tahu kamu soal ini. Eh... ternyata enggak." Jelas Kak Riko.
"Oh... tumbenan ? Sok peduli dan perhatian banget dia. Ya udah Kak, ayo ! Btw, maaf jadi ngerepotin Kakak." Kataku.
"Enggak kok. Nggak ngerepotin sama sekali." Jawab Kak Riko. "Ya udah, ayo ! Motor aku di parkir sebelah sana."

Jadinya aku pulang di anterin Kak Riko deh.
Huufftt...
Sedikit turun badmood-ku.

Kalau aja tadi aku pulang bareng sama Kak Fahmi, rencananya aku bakal nebeng Nia. Eh, nggak tahunya dia ngalah dan nyuruh Kak Riko buat nganterin aku pulang.

Beneran loh...
Baru kali ini dia pengertian gini.
Mungkin dia udah sadar gara-gara ucapanku tadi pagi, ya bagus deh kalau emang benar kayak gitu.

- -○○- -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY BROTHER MY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang