Bab 4. PUTUS ASA

121 53 57
                                    

"Hal yang paling saya rindukan dari rumah adalah memiliki keluarga yang utuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hal yang paling saya rindukan dari rumah adalah memiliki keluarga yang utuh."
-Nadora-
***

Di sebuah bangku taman, Nadora duduk sendirian.

"Ya Tuhan, sampai kapan aku harus mengalami ini semua?! Kenapa harus aku?! Kenapa?!" Nadora berteriak histeris.

"Kenapa harus aku yang harus merasakan ini?! Kenapa, Tuhan?! Kenapa?! Argh!"

Setelahnya, gadis itu berusaha menenangkan diri. Ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang.

[Dav, lo di mana?]
[Temuin gue di ×××]

[Ya udah, tunggu.]

Beberapa saat kemudian, David pun datang. Laki-laki itu terkejut dengan keadaan Nadora. Mata gadis itu sembab dan rambutnya pun acak-acakan.

"Ya Allah, Ra. Lo kenapa kayak gini?" tanya David kawatir.

"D-David  gue nggak kuat, Dav!" ujar Nadora di sela tangisnya.

"Lo kuat, Ra. Pasti kuat," ucap David menyemangati.

"Lo nggak tahu, Dav gimana rasanya jadi gue," tegas Nadora.

"I feel you," ucap David.

"Yuk, kita pulang aja. Udah tengah malam ini," ajak David.

"Apa?! Pulang?! Lo ngajak gue ke neraka?!"

"Astaghfirullah, Ra,"

"Nggak, gue nggak akan pulang."

" Ya udah, lo mau ke mana?"

"Ke mana aja asal nggak pulang."

"Ayo, ikut gue."

"Hah? Ke mana?"

"Ya kan tadi katanya ke mana aja. Ya, ayo ikut gue."

"Hem, ayo."

Gue bakal buat lo seneng malem ini, Ra.

***
Di perjalanan.

"Perut lo sakit?" tanya David karena dari tadi Dora memegangi perutnya terus.

"Nggak," sahutnya.

"Terus?"

"Laper," jawab gadis itu memelas.

"Mau makan apa?" tanya David.

"Terserah."

David pun meminggirkan mobilnya. Untung saja masih ada warung tendaan pinggir jalan yang masih buka.

"Yuk, turun," ajak laki-laki itu.

Mereka pun memesan beberapa makanan dan minuman. Melihat Nadora makan dengan begitu lahapnya, David pun tersenyum.

"Ngapa lo senyum-senyum?" tegur Nadora.

"Eh, e-enggak, Ra," sahutnya gelagapan.

Setelah selesai makan, David mengajak Nadora ke suatu tempat.

"Dav, tempatnya bagus banget," ucap Nadora tersenyum.

"Lo suka?"

"Suka banget!"

Mereka berdua duduk memandangi langit yang sangat indah pada malam itu.

"Dav, makasih ya, udah buat gue seneng malem ini," ucap Nadora.

"Sama-sama."

"Oh iya, lo mau tidur di mana malem ini?" tanya David.

"Cari kosan aja."

"Ya udah, yuk!"

"Ke mana?"

"Cari kosanlah!"

Setelah beberapa menit mencari kos-kosan yang masih kosong, akhirnya David menemukannya.

"Ra, kalo ini lo suka nggak tempatnya?" tanya David. "Yah, malah tidur," lanjutnya.

David pun menggendong Nadora sampai kamar.

"Masa iya gue tinggalin dia sendirian di sini? Gue tidur di depan aja kali ya?" ucapnya pada diri sendiri.

"Selamat tidur bidadarinya David," ucapnya, lalu pergi.


Sampe sini dulu yaa🥰

Jangan lupa tinggalkan jejak 🤗

Salam manis dari akuuuu😋❤️

Salam manis dari akuuuu😋❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Terlahir dari Luka || (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang