Chapter 2

51 7 0
                                    

Setelah bel sekolah berbunyi David langsung mendatangi kelas Boy.

"Woi Boy!!" David meneriaki Boy yang masih piket di kelas.

"Iya sabar dikit kek anjir gw lagi piket dulu." Boy menoleh ke depan pintu yang sudah ada David.

"Argh lama banget piket lu dah kayak siput, dah ayo tinggalin aja dulu besok lu bisa lagi, GC!" David mulai menarik tangan Boy.

"Iyeiye nih gw tinggalin, tapi kalo gw diomelin sama ketua kelas gw, lu ya yang gw salahin." Boy yang melepas tangan David dan memilih melanjutkan piketnya karena takut diomelin Ketu yang galak.

"Sans aja, takut amat lu sama ketua kelas doang." David yang menyepelekan piketnya Boy.

"Ywdh sekarang dimana tempat pentolan sekolah kita biasa nongkrong?" David bertanya dengan muka songong.

"Sekarang kita pergi ke belakang sekolah disana tempat pentolan sekolah kita nongkrong." Boy yang mulai menuruti kemauan David.

"Ywdh ayo gaskeun." David langsung menarik tangan Boy untuk keluar dari sekolah.

Mereka berdua berjalan ke belakang sekolah dan bertemu banyak kakak kelas yang melihat nya sangat sinis.

"Nah tuh dia yang lagi duduk sambil naekin satu kaki, itu dia pentolan kita." Boy menunjuk salah seorang murid yang tampangnya seperti preman.

"Oke sekarang kita samperin." David langsung nyamperin orang yang ditunjuk Boy.

"Ayo, gw mau tau lu mau ngapain sama pentolan kita." Boy mengikuti David dari belakang.

David dan pentolan sekolah Harapan Tunggal saling tatap tatapan dengan sangat menaruh emosi.

"Bener lu pentolan sekolah Harapan Tunggal?" David menunjuk orang itu.

"Ya gue pentolan disini, kenapa?" orang itu turun dari tempat duduknya.

"Gua mau minta lu untuk ubah peraturan sekolah kita kalo kita gk boleh punya pacar dari sekolah Laskar Pelajar, sekarang!" David menunjuk tepat ke arah muka pentolan itu.

"Buseh!! lu itu masih bocah ingusan mau merintah gue, gede juga nyali lu." pentolan sekolah langsung menepis tangan David yang menunjuknya.

"Emang kenapa lu sampe berani nyuruh gue ngubah peraturan yang udh ada sejak dulu." pentolan sekolah langsung membetulkan kerah David dengan sengal.

"Gua punya pacar namanya Violla anak Laskar Pelajar, karena itu gw nyuruh lu buat hapus peraturan kuno itu." David berkata dengan tegas dan membersihkan kerahnya yang tadi dibenarkan pentolan sekolah.

"Anjing!! beraninya lu ngelanggar peraturan dari kakak kelas kita zaman dahulu?!!!" pentolan sekolah itu sangat marah dan pengepalkan tangannya.

"Kenapa?! kalau lu gk mau ngubah peraturan itu sendiri, biar gua yang ngubah." ucap David sambil menunjuk kepada pentolan sekolah.

"Gede juga nyali lu nantangin gue, oke klo mau lu itu, kita selesaiin dengan cara pria sejati, bagi yang menang akan menjadi pentolan sekolah ini selanjutnya dan kalau yang kalah akan menjadi pecundang dan akan menjadi bawahan yang selalu disuruh oleh yang menang, gimana setuju lu?!" tantang pentolan sekolah dengan sangat percaya diri.

"Ayo setuju gua, mau dimana kita mau ribut?!" David memenuhi tantangan dari pentolan sekolah.

"Seh seh, boleh boleh nyali lu, Woi semuanya!! sekarang lu semua bikin arena pertarungan untuk penentuan siapa yang bakal jadi pentolan sekolah kita!!" pentolan sekolah bertepuk tangan atas nyali David.

Semua anak buah pentolan kelas sekarang langsung membuat arena pertarungan antara David dengan pentolan sekolah sekarang.

Dalam pertarungan itu David selalu mendapat kecurangan dari pentolan sekolahnya, David selalu di pegangin ketika dia ke pinggir arena dan sempat jatoh terbaring ke tanah.

"Ayo, ayo serang gue ayo!! bangun lu pecundang sampah!! ayo lawan gue lagi." pentolan sekolah itu langsung meludahi David.

"Sialan!!! lu udh berani bikin gw marah, terima serangan gw ini!!!" teriak David yang langsung mengeluarkan jurus terlarang dari Muay Thai.

Yang langsung menumbangkan pentolan itu hingga tak sadarkan diri.

Melihat pentolan itu di kalahkan, semua anak buahnya langsung ingin mengeroyok David namun beruntung pentolan sekolah itu sangat menghormati yang namanya janji.

"Berhenti!!! sekarang dia yang jadi pentolan sekolah kita." Pentolan itu langsung mengangkat tangannya dan mulai berdiri.

Semuanya langsung menuruti perintah itu dan mengakui bahwa David sekarang telah menjadi pentolan baru di sekolah ini.

"Gue akuin gue kalah dari lu, sekarang lu yang jadi pentolan di sekolah ini." pentolan sekolah lalu mengangkat tangan David menandakan David lah pemenangnya

#Next Chapter 3

CINTA BEDA SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang