Chapter 6

23 2 0
                                    

Violla pergi ke tempat David di rawat.

"Boy, David gpp kan?" Violla bertanya kepada Boy dengan tergesa gesa dan panik.

"Pala lu gpp liat noh anak lagi koma kayak begitu dikata gpp? buta mata lu ya?" Boy menjawabnya dengan kletus.

"Ya gw tau dia koma, tapi dia kenapa bisa begitu? setau gw David itu cowo yang tangguh gk mudah bikin dia begini." Violla masih tidak percaya bahwa David dapat di buat seperti ini.

"Iye dia di keroyok sama kakak kelasnya, itu semua gara gara lu Olla!!! karena demi lu dia ngelawan kakak kelasnya, sekarang dia begini." Boy menyalahkan semuanya kepada Violla atas apa yang di alami oleh David.

"Iya gw minta maaf, gw juga pacaran sama pentolan sekolah gw demi mereka gk nyerang sekolahan David, karena gw sayang sama dia!!!" Violla yang menangis karena dia merasa bersalah kepada David.

"Untung bokap gw orang kaya, jadi gw bisa bayarin biaya perawatan David disini." Boy menyombongkan dirinya sendiri.

"Santay aja Boy, entar gw bilang sama bokap gw biar di ganti uang bokap lu." Violla berjanji akan ganti rugi.

"Gk usah gw cuman butuh lu bilang sama bokap lu buat masukin kita berdua ke sekolah Laskar Pelajar, gw rasa di sana David bisa lebih diterima oleh siswa di sana." Boy meminta bantuan itu kepada bokap Violla.

"Klo masalah itu bisa diatur sama bokap gw, dia juga udh restuin gw sama David." Violla menggampangkan permintaan Boy dengan santay.

Di tengah perdebatan mereka Dokter keluar dari ruangan David seusai memeriksa keadaan David.

"Bagaimana Dok keadaan pacar saya?" Violla langsung bertanya dengan khawatie.

"Saudara David beruntungnya mempunyai tulang leher yang cukup keras dan tidak ada ada luka serius di kepalanya, dia hanya mengalami memar saja karena sehabis di pukul benda tumpul." Dokter itu menjawab dengan santay.

"Terus kapan bisa kami bisa bawa pulang dia Dok?" Boy bertanya kepada dokter itu.

"Mulai besok juga sudah bisa di bawa pulang." Dokter langsung menoleh ke arah Boy.

"Baik Dok." Boy menghela nafas bahwa sahabatnya tidak mengalami masalah yang fatal.

"Baiklah saya permisi dulu ya." dokter itu pergi dari hadapan Boy dan Violla

"Silahkan Dok." Violla memberi jalan kepada dokter itu untuk pergi.

Setelah Dokter pergi, Boy kembali memerintah Violla agar segera mempercepat proses perpindahan Boy dan juga David.
Agar mereka berdua bisa sekolah dengan aman dan tenang.

Violla langsung menelfon Bokapnya.

"Ayah, tolong pindahin David pacar aku dari sekolahnya Yah." Violla memohon kepada Ayahnya dengan nada yang cukup membuat Ayahnya bingung.

"Kenapa dengan calon menantu Ayah?" bokap Violla merasa aneh karena anaknya menelfon dengan nada khawatir.

"David sekarang lagi ada di rumah sakit, untungnya dia gk kenapa kenapa Yah, dia abis di pukulin sama kakak kelasnya." Violla menjelaskan sebagian kepada ayahnya.

"Loh kok bisa sih? emang kenapa?" Bokapnya kembali bertanya hingga membuat Violla tertekan.

"Ahh Ayah, intinya Ayah segera urus perpindahan sekolah David dan sahabatnya Boy ke sekolah aku sekarang, nanti aku jelasin semuanya setelah aku di rumah." Violla meminta kepada Ayahnya dan langsung menutup telfon.

"Nih anak kenapa coba, ah ilah ywdh lah gua urus aja dulu kesian juga calon menantu gw sampe di pukulin di sekolahnya sendiri." bokap Violla langsung pergi ke sekolah Harapan Tunggal.

#Next Chapter 7

CINTA BEDA SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang