20. Luka

2.9K 286 51
                                    

Hola semuanya...
Anh lagi pengin update padahal jadwalnya besok..
Nggak tau besok up apa enggak😙

Yaudahlah, yok dibaca!
Jangan lupa vote readers tersayang🥰🤩

Yaudahlah, yok dibaca!Jangan lupa vote readers tersayang🥰🤩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf tanpa tindakan hanya menjadi kata tak bermakna.
*
*
Lentera Genni

***

"Air, ambil ikat pinggang papah!"

Mendengar itu, Tera sedikit tersentak namun tidak melawan. Dia Diam dengan rambut yang masih ditarik kuat oleh Bara. Dia terkekeh mendapati Sani hanya diam dan tidak mau membantunya. Jangankan membantu, melihat Tera saja sani enggan.

"Ini, Pah." Air memberikan ikat pinggang yang sepertinya sudah disiapkan oleh Bara dengan suka cita. Wajahnya begitu bahagia akhirnya bisa menyiksa Tera lagi.

Tera didorong hingga jatuh tersungkur. Di saat itulah, Bara tampa ampun memecut punggung Tera hingga tiga kali. Seragam yang gadis itu kenakan sedikit koyak. Darah merembes keluar mengotori seragamnya.

"Segera berhenti bekerja, jangan bikin malu saya, atau kamu bakal saya siksa seperti ini setiap hari! Nggak tau diuntung!"

"Bukannya Papah nggak suka Tera di sini. Tera kerja biar cepat keluar dari rumah ini, Pah. Jadi sebenarnya mau Papah itu apa?" tanya Tera lirih. Punggungnya begitu perih. Tenaganya habis.

"Alah sok-sokan kerja. Lo aja nyuri duit gue kan?" Air menunjukan amplop coklat berisi uang yang pagi tadi Zero berikan pada Tera, "uang sebanyak ini dapat dari mana kalau bukan nyuri? Pantes duit gue suka ilang," ujarnya berbohong agar Bara semakin murka.

"Itu uang tabungan aku, Air. Kembalikan."

Bara menendang tubuh Tera yang hendak merangkak menuju Air hingga gadis itu terhuyung. Semakin jatuh tengkurap tak berdaya.

"Anak haram tidak tahu diri! Beraninya mencuri uang anak saya!" seru Bara laku memberikan Tera satu pecutan lagi.

"PAPAH!" teriak Zero yang baru saja masuk, "gila kalian semua!" makinya.

"Zero, jangan ikut campur. Sini sama Mamah," ujar Sani.

"Mamah itu Mamah Tera juga, kenapa Mamah cuma diem aja liat Tera disiksa. Kalian memangnya sudah tidak takut dengan video yang Tera punya!" seloroh Zero sambil membantu Tera untuk berdiri.

Dia pulang kembali karena akan mengambil sesuatu yang ketinggalan. Firasatnya juga mendadak tidak enak. Dan ternyata benar, saat membuka pintu, dia langsung melihat Tera yang sedang dipecut dengan ikat pinggang milik Bara.

"Videonya sudah Air hapus. Papah nggak akan takut lagi sama anak haram ini! Zero lepas, tinggalkan dia sendiri!" Bara berseru memerintah Zero. Dia menarik lengan putranya itu agar menjauh dari Tera.

PIONTERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang