34. Hukuman

4.8K 351 43
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

***

"Si anjing, anak orang bisa mati kalau dia nggak berhenti." Arsez terus mengaduh frustasi. Bagaimana tidak, sedari tadi Pion terus memukuli pengkhianat bernama Varo itu. Saat yang lain berusaha melerai, Pion malah balik melawan mereka.

"Panggil Tera buat diemin. Gue yakin, dia begini karena diputusin. Kagak beruntung banget dah tu bocah, ketauan pas Pion lagi emosi-emosinya. Jadi pelampiasan, kan," usul Keling sambil memegangi bibirnya yang terdapat luka memar. Dia salah satu yang mendapat tonjokan dari Pion karena berusaha menarik cowok itu.

"Gue yang bakal bujuk Tera ke sini." Arsez langsung berlari. Tidak mungkin berlama-lama. Yang ada Varo bisa kehilangan nyawa. Pion masih terus menendang sambil memaki-maki anak itu meski Varo sudah lemas tidak berdaya.

Jam pelajaran sebentar lagi akan dimulai. Arsez berlari sangat kencang sebelum guru yang mengajar datang ke kelas Tera. Semuanya akan menjadi semakin rumit jika itu terjadi.

"Tera... tolongin Pion," pekik Arsez dengan napas ngos-ngosan. Cowok itu jalan tertatih-tatih mendekati bangku Tera. Tubuhnya ambruk bersandar pada meja.

"Ter, tolong suruh Pion buat berhenti gebukin Varo, itu anak bisa mati, Ter," mohon Arsez.

"Bukan urusan gue," jawab Tera ketus.

"Loh, kok bukan urusan lo. Pion kan pacar lo, Ter?" tanya Lily bingung.

"Udah putus."

"Akhirnya lo sadar juga. Cowo sasimo kaya dia emang nggak pantes buat lo, Ter. Good job." ujar Lily memberikan dua jempolnya. Tera berdehem singkat menanggapi Lily.

"Anjir, Ly. Anak orang hampir mati, dan gue lagi bujukin Tera malah lo begini. Ini gimana jadinya... Tera please, Ter. Bisa-bisa Pion dipenjara karena bunuh anak orang," mohon Arsez. Cowok itu sudah terlihat sangat putus asa. Harus dengan apa membujuk Tera.

"Jangan percaya, Ter. Siapa tau ini akal-akalan mereka biar lo ke sana, terus dibujuk-bujuk biar maafin Pion," ujar Lily yang ditanggapi dengan deheman singkat lagi.

Arsez jatuh terduduk lemas. Dalam hatinya, ia sedang menyumpahi Lily karena sudah mempengaruhi Tera.

"Sez, ngapain malah duduk, bego!" Keling berseru. Dia menyusul Arsez karena cowok itu dirasanya sudah pergi sangat lama.

"Tera nggak mau, dia nggak percaya," cicit Arsez.

"Emang nggak bisa diandelin lo!" maki Keling yang sekarang sudah berdiri di depan Tera.

"Ter, lo mau jalan sendiri atau gue bopong. Lima detik nggak dijawab, gue bopong!" seru Keling mutlak, "satu... dua... tiga... empat... li--"

"Gue jalan sendiri!" jawab Tera kesal. Dia tidak mau dibopong, anak di dalam kandungannya bisa kenapa-napa jika perutnya ditekan.

PIONTERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang