43. Denial

4.1K 423 50
                                    

Gengsss... thanks for 35k views, kalian keren❤❤

 thanks for 35k views, kalian keren❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Turnamen basket yang digaungkan sejak lebih dari satu bulan lalu. Turnamen yang sempat dijadikan alasan konyol Pion untuk membohongi Tera, kini telah memasuki babak final. Dan tim basket DHARMA RAYA menjadi salah satu dari dua tim yang bertanding memperebutkan juara pertama.

Tidak mudah, karena sejauh ini, Pion bermain dengan permainan yang cukup buruk. Konsentrasinya kerap kali pecah mendadak. Dan sekarang, skor dengan tim lawan selisih sangat tipis. DHARMA RAYA dua puluh lima, sementara tim lawan dua puluh tiga.

Bola sedang dikuasi oleh Pion, mendrible, berkelok, mengecoh lawan. Dia akan menuju posisi yang pas untuk melakukan shoot. Saat akan melompat, tiba-tiba kakinya terpeleset karena lantai yang licin terkena tetesan keringat para pemain. Bola lepas, dan berhasil diambil tim lawan. Tak lama, sorak sorai dari pendukung tim lawan menggema. Seorang pemain melakukan shoot dengan skor tiga poin. Menjadikan mereka balik memimpin untuk sementara.

"GHEA ...." Pion berteriak kencang. Ghea yang berada di tepi lapangan berlari dengan tongkat pel. Gadis itu dengan sigap menggerakan tongkat itu.

"Lo bisa ngepel nggak, sih!" bentak Pion mengambil tongkat pel dari Ghea. Dia mengepel lantai yang membuatnya tergelincir dengan marah, "ngepel itu gini, lelet banget jadi manusia!" makinya dan melempar tongkat itu ke lantai.

"Sez, gue rasa Pion udah kelewatan," ujar Keling merapatkan diri ke Arsez.

"Ini yang gue pikirin dari kemaren. Anak-anak sebenarnya juga udah pada kasian, tapi Pion belum nyuruh berhenti. Udah sebulan Ghea diperlakukan kaya kacung. Gue rasa ini udah cukup, kita harus omongin sama Pion setelah tanding," kata Arsez. Keling mengangguk setuju, dia lalu berlari ke posisinya kembali.

Pluit ditiup, permainan dimulai kembali. Pion seperti kerasukan, dia langsung bermain dengan panas. Seluruh tenaganya ia keluarkan. Dan poin untuk DHARMA RAYA pun bertambah semakin banyak.

Waktu tinggal satu menit, poin mereka jauh meningalkan lawan. Bola masih di tangan Pion, dengan kecepatan yang dimiliki, dia berhasil menambah dua poin untuk timnya bersamaan dengan pluit panjang yang melengking. Permainan usai, tim basket DHARMA RAYA keluar menjadi pemenang.

Sorak sorai penggemar kembali menggema. Lebih kencang, lebih menggelegar dari sebelumnya. Di tengah lapangan, para pemain saling berpelukan. Keling diangkat, dilempar ke udara. Sementara Pion, dia menjauh dari sana. Keluar dari area lapangan begitu saja.

"Tanggung jawab gue sebagai ketua udah selesai. Ay, gue ke sana, ya. Tunggu gue," ucapnya saat berhenti sejenak di ambang pintu keluar sambil mengenggam liontin kalung yang ia pakai.

Dengan cepat Pion membersihkan diri dan berganti pakaian. Dia sudah siap untuk pergi, sebelum akhirnya Keling dan Arsez datang.

"Ke sana lagi?" tanya Keling.

PIONTERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang