9. Balapan

3.7K 327 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

"BRENGSEK!" teriak Arsez hendak maju melawan. Namun tangan Pion yang terangkat satu membuat langkah cowok itu terhenti.

Pion menyeka darah dari sudut bibirnya. Terkekeh atas serangan mendadak yang ia dapatkan. "Kalau mau ribut jangan di sini, pengecut. Ini sekolah gue. Malu kalau kalah!"

"Bayangin BUANA KUSUMA jadi bahan olokan anak DHARMA RAYA karena kecerobohan salah satu muridnya yang datang tanpa sopan santun, ngajak duel padahal skill nol besar!"

Lidah Pion menunjuk pipi kirinya dari dalam. "Lo pikir ini sakit? Nggak. Rasanya kaya digigit semut," ujarnya meremehkan.

Cowok berjaket hitam itu mengepalkan tangan. Emosi dirinya direndahkan seperti itu oleh Pion. Anggotanya ikut turun dari motor. Berdiri di belakangnya menatap tajam Pion yang justru masih tersenyum meremehkan. Sengaja bersikap setenang mungkin untuk membuat mental lawan jatuh.

"Kalo anggota lo milih buat gabung ke gue, harusnya lo intropeksi diri. Sebagai ketua lo bisa nggak naungin mereka? Kalau dilihat dari gerak-gerik lo yang gegebah, ya pantes sih mereka akhirnya milih buat pindah haluan."

"Bacot! Gue tetep nggak terima anggota gue diambil sama lo!"

"Woy, Pion nggak rebut kita. Kita keluar karena kita ngerasa nggak guna gabung sama geng lo. Zegas nggak jelas! Balapan sama geng lain aja kalah karena lo sendiri sebagai ketua licik! Lo sering dapat suap dari geng lain buat ngalah kan? Duitnya lo makan sendiri!" Salah satu anggota PIONTER yang merupakan mantan anggota geng Zegas berseru.

"Anggota lo terluka dan lo malah foya-foya!" imbuhnya lagi.

Alis Pion terangkat satu. Bergaya cool memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Kan? Pantes!"

"Diem lo! Mentang-mentang bukan anggota gue lagi lo seenaknya nuduh gue!" Cowok itu menunjuk wajah anggota PIONTER tadi.

"Santai, Bos. Kalo dia salah harusnya lo nggak perlu marah dong. Bener nggak?" Pion bertanya mengangkat dagu pada anggotanya. Mereka semua kompak mengangguk.

"Siapin satu anggota lo buat balapan sama gue ntar malem di jalan Sudirman. Kalo gue kalah, ambil anggota gue. Tapi kalau lo kalah, anggota gue yang lo ambil harus balik jadi anggota gue!"

"Kalau mereka nggak mau. Gue bakal bikin DHARMA RAYA nggak tentram!" Cowok itu mengancam lantas menaiki kembali kuda besinya dan pergi dari sana bersama anggotanya.

"Gue yang bakal balapan sama dia! Kalian bubar. Kita ketemu di jalan Sudirman ntar malam!" seru Pion. Mereka semua diam. Khawatir, jelas. Apalagi Keling dan Arsez. Mereka tau betul jika Pion sebenarnya tidak terlalu suka balapan motor. Dia lebih suka adu balap menggunakan mobil.

Saat berbalik badan, Pion melihat Tera dengan wajah khawatirnya melihat dari balkon depan kelasnya. Pion tersenyum mengatakan tanpa suara kalau dia baik-baik saja. Cowok itu berlari cepat menghampiri Tera. Tidak ingin gadisnya khawatir seperti itu.

PIONTERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang