"Nih, orang sibuk baru datang"
Kiara memberikan senyuman lebarnya pada teman-temannya yang sudah berkumpul di mejanya dengan Fia itu.
"Kenapasih manyun terus tuh bibir" Kiara mencolek pipi Fia yang merajuk padanya karena Kiara mengacuhkan pesan gadis itu.
Ya, bagaimana bisa Kiara memegang ponsel jika ada Keith di dekatnya.
Pria itu selalu mengganggunya dengan godaan kecil atau mengajak Kiara untuk pergi jalan-jalan meski hanya sebatas berbelanja isi kulkas dan makanan ringan kesukaan Kiara.
Keith bahkan meminta pada Kiara untuk mengambil liburan, karena Keith mau membeli tiket bulan madu mereka.
Namun Kiara berusaha menolak dan memberikan alasan pada Keith, ia tidak bisa bolos begitu saja, karena dia baru naik kelas 11 dan jika ia berlibur di awal semester ia akan banyak ketinggalan materi.
Keith mencoba mengerti dan Kiara tak bisa menolak Keith yang meminta liburan semester Kiara untuk mereka gunakan liburan dan berbulan madu.
Setidaknya sekarang Kiara masih bisa terbebas dari Keith.
Mengingat Keith, Kiara jadi merona karena pria itu tak lagi menjaga jarak padanya.
Keith selalu mencari kesempatan untuk menyentuhnya, entah itu ciuman ataupun sentuhan di tubuhnya. Meski Kiara selalu menolaknya dan berkata pada Keith akan ketidak siapannya tak menyurutkan niat Keith yang terus memberikan godaan kecil pada tubuhnya.
"Kan, ngelamun! Gak mau jelasin lo soal kemaren ilang?!" Fia menyenggol lengan Kiara hingga mengembalikan pikiran gadis itu dari sosok Keith.
"Kan gue udah bilang di pesan kalo gue ada acara keluarga, keluarga Papah ada yang nikah jadi gue harus pergi ke luar kota" bohong Kiara begitu lancar.
"Tapi kenapa lo yang susah dihubungin? Kayak lo yang nikah tau, dua hari lo gak pegang ponsel!" celetukan Gema yang duduk di belakang membuat jantung Kira berdebar keras sebelum kembali normal karena ia melihat Bima yang menepuk kepala Gema.
"Yakali Kiara nikah! Gue tau kalo ada keluarga yang nikah pasti sibuk banget. Karena orang-orang selalu nyiapin apapun dan terkadang kita yang gak tau apa-apa pasti disuruh bantuin" jelas Bima yang Kiara angguki dengan kuat merasa setuju dengan apa yang Bima katakan.
"Uhh, pengalaman pribadi kayaknya" ujar Satria yang terkekeh geli melihat wajah Bima yang memberikan raut sombongnya.
Kiara kini dapat bernapas sedikit lega karena obrolan tentangnya mulai pudar karena ditutupi dengan kekonyolan Gema dan teman-temannya.
Kini ketakutan baru menghantui Kiara karena menyembunyikan pernikahannya dari teman-temannya. Kiara bingung untuk memberitahu mereka dan tak siap akan reaksi mereka nantinya.
Namun jika terus disembunyikan lalu mereka tau bukan darinya itu justru membuat Kiara makin ketakutan.
Itulah yang kini ada di pikirannya sampai ia tak menyadari bahwa guru fisikanya sudah masuk ke kelas dan bersiap memulai pelajaran.
***
"Ngerjain pr bareng yuk, gue gak akan ngerti kalo ngerjain fisika sendirian" ajak Gema pada teman-temannya sebelum mereka meninggalkan kelas untuk pulang.
"Boleh tuh, mau dimana?" Bima mengangguk mensetujui ajakan Gema, pr mereka kali ini memang sedikit sulit dan akan mustahil jika dikerjakan sendiri.
"Di rumah Kia aja, biasanya tante Rima suka bawain banyak makanan" Satria mengajukan usul yang lantas diangguki oleh teman-temannya, namun sayang hal itu tidak baik untuk Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband
Romance(Sudah tersedia versi Ebook di google playbook!) Kiara tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seorang istri dari Keith Wilson, gurunya sendiri di usianya yang masih 17 tahun. Ia dan Keith menikah bukan karena saling cinta, melainkan perjodohan...