Belum menghabiskan makanannya, Keith sudah bangkit dari kursi makannya untuk menjawab telepon yang masuk ke ponselnya.
Dan kepergian Keith mencipta desahan lega yang terdengar dari bibir teman-teman Kiara.
Andai ini bukan suasana mencengangkan bagi Kiara ia akan tertawa karena melihat wajah teman-temannya yang tertekan karena ada Keith Wilson di antara mereka.
"Kia, kayaknya habis ini kita mau pulang aja deh, mainnya besok lagi aja. Sumpah ya, makan satu meja sama Pak Keith buat gue tahan napas mulu, mau batuk aja gue susah!" celetuk Gema menyerukan kesulitannya.
Dan apa yang Gema katakan itu disetujui oleh Fia serta Aura.
Kiara juga berpikir begitu, lebih baik teman-temannya pulang dulu. Karena ia tau setelah ini ia harus menerima omelan serta hukuman yang akan Keith beri padanya.
Tak perlu tanya bagaimana Kiara tau ia akan dihukum. Melihat dari wajah Keith sudah menjawab semuanya.
Kiara kemudian melihat Bima dan Satria yang masih makan dalam diam, kedua temannya itu seolah berada dalam pikirannya sendiri.
Jika Satria disenggol oleh Aura dan menyadarkan pria itu dari lamunannya, Bima justru segera bangkit dari kursinya ketika melihat Keith sudah kembali ke meja makan dan kembali bergabung bersama mereka.
"Aku mau mengembalikan piring kotor dulu, setelah itu kita pulang" ujar Bima sembari melirik Keith yang mengangkat alis menatapnya.
Bima membawa piring kotor tersebut ke dapur dan meletakannya di wastafel diikuti oleh teman-temannya.
Meninggalkan Kiara sendiri bersama Keith di meja makan.
"Mau kabur juga?" tanya Keith pada Kiara saat merasakan gadis itu sudah berdiri dari kursinya.
"Ti-tidak, aku mau membereskan ini" jawab Kiara sembari tangannya yang membereskan piring-piring lauk di hadapannya. Kiara merasakan tatapan Keith yang diberi padanya seolah menembus tulang punggungnya.
Kiara merasa kepanasan ditatap sangat intens oleh Keith.
Sampai tak lama beberapa temannya kembali dari dapur dan merasa kaku saat tatapan Keith kini beralih padanya.
"Pak Keith, kami izin pulang dulu. Kiara titip ucapan terimakasih sama tante Rima, maaf merepotkan" ucap Aura mewakilkan teman-temannya.
"Ya, lebih baik kalian pulang sekarang. Tak baik anak sekolahan bertahan lebih malam lagi di rumah temannya!" ujar Keith yang kata-katanya cukup menusuk.
Aura mengigit bibirnya dan hal itu ditenangkan oleh Satria yang berdiri di belakangnya.
"Yaudah Kia, kita pulang ya. Selamat malam Pak Keith" salam teman-teman Kiara pada Keith yang masih duduk di atas kursi meja makan dengan kedua tangan yang terlipat di dada dan jangan lupakan bagaimana raut pria itu yang terlihat sombong.
Kiara mengantarkan teman-temannya sampai ke pintu rumahnya dan meminta maaf atas sikap guru mereka yang sedikit ketus.
Namun untunglah semua temannya mengerti bagaimana sikap Keith dan memakluminya.
"Besok di sekolah, lo harus cerita detail tentang ini mengerti!" sinis Fia pada Kiara yang masih tak mengerti akan hubungan saudara Kiara dengan Keith.
Kiara tersenyum tipis dan mengangguk saja.
Ia melambaikan tangannya pada mobil Gema yang sudah berjalan meninggalkan kediaman rumahnya. Kiara masih bertahan di depan rumahnya meski mobil Gema yang mengangkut teman-temannya sudah tak ada di sana.
Sampai Kiara tersentak kaget saat merasakan sepasang tangan memeluk perutnya dan menyandarkan kepalanya di bahunya.
Kiara bisa merasakan napas hangat orang itu menerpa lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband
Romance(Sudah tersedia versi Ebook di google playbook!) Kiara tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seorang istri dari Keith Wilson, gurunya sendiri di usianya yang masih 17 tahun. Ia dan Keith menikah bukan karena saling cinta, melainkan perjodohan...