Orang bilang berdamai dan memaafkan masalalu buruk yang pernah terjadi itu melegakan.
Dan kenyataannya memang benar, Kiara bisa merasakan hal itu setelah memilih berdamai dengan masalalunya setelah bertemu dengan tuan dan nyonya Ferry.
Keesokan harinya, Keith lansung membawa Kiara kembali ke rumah besar itu.
Keith hanya mau menyelesaikan semua masalah yang ada di kehidupan Kiara agar semuanya cepat usai dan ia bisa kembali fokus membina hubungan asmaranya dengan sang istri kembali harmonis dan tidak memikirkan masalah pelik ini.
Sebelum masuk ke rumah besar tuan Ferry, Kiara tak mengerti bagaimana Keith yang bisa mendapat nomor telepon Kakeknya itu dan tiba-tiba saja sekuriti yang kemarin pernah menahannya dan mencoba mengusirnya berbalik mempersilahkan dirinya masuk dan berkata bahwa tuan serta nyonya Ferry sudah menunggunya.
"Bagaimana kamu bisa mendapat nomor telepon tuan dan nyonya kaya ini?" bisik Kiara pada Keith yang sungguh penasaran.
Namun Keith hanya tersenyum lebar dan mengangkat bahu, Kiara mendesis kesal dan tak bertanya lebih lanjut. Dia dan Keith yang tangannya saling menggenggam itu memasuki halaman rumah tuan Ferry yang luas dan dipandu seseorang ke ruang dimana tuan dan nyonya Ferry berada.
"Kiara kamu datang!!" Kiara melihat nyonya Ferry yang duduk di kursi roda itu kembali merentangkan kedua tangannya namun karena tau Kiara tidak akan membalas pelukannya wanita itu segera menurunkan kedua tangannya diikuti wajah sedihnya yang justru melukai hati Kiara.
Setelah berada di dekat kedua orangtua itu, Kiara tiba-tiba melepas genggaman tangan Keith dan menghampiri nyonya Ferry untuk didekap wanita itu yang duduk di kursi rodanya.
Mencipta raut kaget yang tak hanya diberikan nyonya Ferry namun tuan Ferry yang juga tak percaya pada apa yang Kiara lakukan.
"Kiara?"
"Maafkan sikapku kemarin ... Aku sangat tidak sopan pada kalian, dan aku dihantui perasaan bersalah serta menyesal" bisik Kiara meminta maaf dan Keith yang melihat itu tersenyum tipis.
Istrinya yang manis dan tidak bisa menyimpan dendam dan kekesalan sangat lama pada orang lain. Hanya membuat dia makin mencintai Kiara.
Nyonya Ferry yang dipeluk Kiara itu mendekap dan membalas pelukan Kiara dengan erat dan tak kuasa mengeluarkan tangis harunya atas apa yang Kiara lakukan.
Gadis itu mau meminta maaf yang menurut si nyonya tidak memiliki kesalahan apapun. "Kamu tidak salah Kiara, kamu tidak pernah salah ... Tidak perlu meminta maaf" nyonya Ferry mengusap kepala Kiara penuh sayang dan menarik Kiara agar bangkit berdiri.
"Jadi kamu menerima kami kan Kiara? Kamu memaafkan kami?" bisik nyonya Ferry mencari tau dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Kiara.
"Ya, tentu saja. Maaf karena sudah membuat kalian sedih akan sikap dan perkataanku kemarin. Aku sadar sekarang, kalian pasti menyayangi Papah dengan begitu besar."
Kiara memutuskan untuk berdamai dan tidak lagi menaruh kebencian pada dua orang yang merupakan keluarga kandungnya ini, terlebih keduanya pun hidup kesepian tidak ada anak cucu yang menemani membuat Kiara kian merasa bersalah andai terus menaruh benci.
Tuan Ferry bangkit dari duduknya dengan kedua mata berkaca namun raut wajah yang masih terlihat datar itu menghampiri Kiara yang masih berjongkok di dekat kursi roda sang Nenek.
"Apa kamu tidak mau memelukku juga Kiara?" ucap datar tuan Ferry, namun siapapun orang yang berada di ruangan ini bisa melihat bagaimana kedua mata tuan Ferry yang berkaca-kaca dengan binar bahagia di telaga beningnya saat menatap Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband
Romance(Sudah tersedia versi Ebook di google playbook!) Kiara tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seorang istri dari Keith Wilson, gurunya sendiri di usianya yang masih 17 tahun. Ia dan Keith menikah bukan karena saling cinta, melainkan perjodohan...