Bab 46 - Mencari Keadilan

285 16 0
                                    

Aku lupa mau pub cerita ini hehe :) 

***


Kiara mengusap kedua batu nisan yang menuliskan nama kedua orangtuanya. Dirinya baru saja selesai mendoakan keduanya dan menaburkan bunga yang ia beli sebelum datang ke tempat ini. 

"Maaf Mah, Pah, Kiara melupakan kalian ... Kalian tidak marah sama Kiara kan?" Kiara membersihkan kedua mata basahnya dari air mata yang mengaburkan pengelihatannya. 

"Cukup sulit untuk mengembalikan ingatan Kiara di masalalu, tapi walau begitu Kiara tetap menyayangi kalian karena berhasil menjadi kedua orangtua yang hebat meski kita tidak bisa bersama sampai saat ini" 

Kiara menundukan pandangannya, menghalau air matannya yang tak mau berhenti mengalir. "Kiara akan menemui Kakek hari ini juga Pah, Mah! Kiara mau keadilan untuk kalian berdua! Orang jahat harus dihukum! Kiara tidak takut jika Kakek tua itu akan marah dan membalaskan kemarahannya pada Kiara, Kiara sudah siap! Tapi Kiara mau melakukan ini untuk kalian terutama untuk Papah! Tidak ada orangtua yang senang atas kesulitan yang dihadapi anaknya! Namun pria tua itu begitu jahat karena mengirimkan kesulitan untuk kalian berdua! Aku sangat marah, andai dia menerima kalian, kita pasti masih menjadi sebuah keluarga utuh yang bahagia!" 

Kiara mengepalkan kedua tangannya dengan erat tubuhnya bergetar karena amarah yang berkobar di hatinya. Jika kedua orangtuanya tak mendapat keadilan dulu, saat ini Kiara yang akan memberikannya. 

"Kiara akan segera kembali berkunjung Mah Pah, Kiara akan pergi ke rumah pria tua itu terlebih dahulu!" 

Kiara bangkit dari atas kubur kedua orangtuanya, ia menghapus jejak air mata di pipinya. 

Tadi sebelum ia datang ke makam kedua orangtuanya, Kiara melihat alamat rumah sang Kakek di rumah kecil kedua orangtuanya yang ternyata masih dijaga dan dirawat oleh Bu Sari, yang lokasinya tak begitu jauh dari panti tersebut, bisa Kiara tempuh dengan berjalan kaki. 

Di rumah kecil itu Kiara masih bisa melihat barang-barang peninggalan kedua orangtuanya, dan juga alamat Kakeknya yang ia temukan di kamar kedua orangtuanya. 

Papahnya masih sangat memikirkan orangtuanya, dan menyimpan semua berita yang meliput ataupun info-info yang masuk ke dalam majalah juga koran. 

Kakeknya itu orang berpengaruh di negara ini, dan juga orang terpandang pantaslah pria tua itu sangat menjunjung tinggi nama baik dan citra bagus tanpa celah. 

Kiara benar-benar geram dan membenci pria tua itu, karena dia lah dalang utama pengrusak dan penghancur keluarganya. 

Karena uang dan kekuasaan, Kakeknya bisa mengatur dan melakukan hal buruk pada Papah dan Mamahnya sampai membuat mereka tak berdaya. 

Kiara kini sudah keluar dari area pemakaman dan berjalan mencari taksi yang akan membawanya pergi ke kediaman pria itu. 

Ferry Deninan, seorang mantan anggota dewan dan pebisnis sukses, nama besarnya dikenal oleh para pejabat negara dan para pebisnis besar di negara ini. Itulah sebab kenapa, Kakeknya sangat  menjunjung tinggi nama baik, karena musuh dan orang yang ingin menjatuhkannya sangat banyak. 

Tapi apa yang pria itu lakukan pada kedua orangtuanya itu sudah sangat keterlaluan dan pantas untuk diberi balasan. 

***

Kiara menghentikan taksi yang ditumpanginya saat tujuannya sudah berada di depan matanya. 

Sebuah rumah bertingkat tiga berdiri di hadapannya. Rumah yang terlihat begitu mewah dan berada di perumahan elit berisikan tempat tinggal orang-orang kaya. 

Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang