Bissmillahhirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Gimna kabarnya? Alhamdulillah semoga sehat selalu
Sudah vote? Sip
Jnagan lupa ramaikan oke!
Selamat membaca🌼
Penghuni pondok pesantren Al-Fuqon seketika gempar dengan berita Aneira cucu dari kyai Adam itu pingsan tidak sadarkan diri. Arshman serta keluarganya dengan satu orang laki-laki yang membopong tubuh Aneira ikut mengantarkan Aneira pergi kerumah sakit.
Saat di perjalanan tiba-tiba..
"Hoam" Aneira tiba-tiba bangun. Arshman serta yang lain pun kaget sekaligus lega melihat Aneira yang sudah sadarkan diri.
"Kamu tidak apa-apa kan nak? Ada yang sakit atau tidak?hm" ucap Arshman dengan khawatir.
"Eira gapapa kok yah, emangnya Eira kenapa? Trus kita mau pergi kemana ini naik mobil?" Tanya Aneira dengan kebingungan.
"Tadi kamu di bangunin tidak bangun-bangun kita panik jadi kita mau bawa kamu ke rumah sakit" jelas Arshman.
"Eira gapapa ayah... orang Eira tadi lagi mimpi ketemu cogan-cogan di korea, Eira sih tadinya ga mau bangun malah" ucap Aneira dengan watadosnya. Asrhman dan yang lain tercengang mendengar penuturan Aneira, bagaimana tidak khawatir? Jelas-jelas ini anak tidak bangun-bangun tidak ada respon seperti mayat hidup.
Arshman yang gemas dengan kelakuan anaknya pun langsung menjitak kepala anaknya, anaknya ini ada saja kelakuannya untung anak kalo bukan sudah ia buang ke kali ciliwung.
"Awsh sakit tau ayah" ngeluh Aneira dengan nada sewot.
"Kamu ini ngerjain orang saja, mana sudah malam" ujar Arshman dingin, ia kesal dengan anaknya yang satu ini untung ia sabar.
"Kok nyalahin Eira sih" ucap Aneira dengan tidak suka, apa-apaan ini ia dituduh oleh ayahnya? Huuhh. Ucapnya dalam hati.
Aneira baru menyadari sesuatu bahwa ia duduk di pangkuan seseorang? What. Dengan hati-hati dan perlahan ia menengok kebelakang dan... Ya! Itu Akhmad berarti yang menggendongnya itu Akhmad? Seketika tubuh Aneira kaku bagaikan patung.
"Ayah.. tukeran tempat duduk" ucap Aneira dengan tidak nyaman.
Arshman yang baru menyadari anaknya itu pun langsung menyuruh Aneira pindah tempat duduk, bagaimana ia bisa lupa? Anaknya ini memang duduk di pangkuan Akhmad.
Akhmad dalam hati ingin tertawa Aneira terlihat sangat lucu bila sedang salah tingkah seperti tadi mana badannya kaku begitu.
"Ekhem maaf om" bagaimana pun juga Akhmad masih mempunyai etika ia meminta maaf karna ia pun juga lupa bahwa sedari tadi ia mempangku Aneira karna juga ikut khawatir.
"Ya gapapa" Arshman pun tidak bisa marah karena Akhmad lah yang membantu membopong Aneira.
"Oh ya Hasan kita balik lagi ke pondok pesantren" ujar Arshman kepada Hasan yang sedang menyetir mobil dan langsung di angguki olehnya.
"Ayah mampir ke tempat makan dulu yuk, Aneira laper kasian cacing di dalam perut Aneira pasti kelaparan" memang dasarnya Aneira masih sempat-sempatnya ia memikirkan makan sampai segela memfitnah cacing yang ada di dalam perutnya.
Yang di dalam mobil hanya menggelengkan kepala.
"Sudah malam tidak ada yang buka jam segini" sebenarnya Arshman malas saja menuruti kemauan anaknya ini ia sudah terlanjur kesal.
"Ish ayah masa gak kasihan sama anaknya? Anaknya ngidam ini" ucap Aneira ngawur. Arshman Akhmad dan yang lain kaget, apa tadi katanya ngidam? Hamil anak siapa Aneira.
"Kamu?" Tanya Akhmad yang sudah nethink.
"Ish kalian mah, maksud Eira ngidam itu kepingin loh bukan ngidam hamil, Eira masih perawan tau" kata Aneira dengan nada sedikit kesal. Yang lain pun hanya mengangguk dan menyimak ucapan Aneira.
"Tidak usah berhenti nyari makan, makan di pesantren saja kasihan yang lain pasti menunggu kedatangan kamu karena mereka juga khawatir dengan keadaan kamu" jelas Akhmad pelan.
"Iya benar kata nak Akhmad lebih baik kita langsung pulang ke pondok pesantren kasian umi, abi, eyang sama abah kamu pasti nungguin"
Kenapa mereka tidak ikut? Karna Arhman yang sudah panik langsung pergi gitu saja dengan Akhmad yang membawa Aneira dan Hasan yang menyetir. Dan alhasil yang lain pun hanya menunggu di pesantren.
"Hmm yaudah deh, mas Hasan cepetan donk bawanya Eira beneran laper tau" tidak tahu diri? Mungkin iya. Lihat saja sudah mengerjai orang malah minta buru-buru mementingkan diri sendiri.
"Ini sudah malam Aneira, lebih baik pelan tapi selamat daripada cepat-cepat malah celaka" Hasan yang sudah sedikit kesal dengan adenya itu pun hanya bisa bersabar karna percuma bila bicara dengan Aneira dengan kekerasan tidak akan mempan dan yang ada malah tambah menjadi.
"Ya ya ya terserah mas deh, Eira mau lanjut tidur ajalah masih ngantuk, hoam" seperti tidak ada beban ia pun melanjut tidurnya lebih tepat supaya ia bertemu oppa-oppanya lagi. Dan yang lain pun diam membiarkan Aneira karna ribet bila Aneira bangun pasti ia akan menanyakan ini itu yang membuat mereka pusing.
🌼
20 menit hanya bolak-balik mengantar Aneira kini mereka sudah sampai lagi di pondok pesantren tepat jam 10 malam, kehadiran mereka sudah di tunggu oleh sang keluarga dan mereka pun menjadi pusat perhatian penghuni pondok pesantren.
"Alhamdulillah nak kamu gapapa?" Tanya umi Aisyah dan umi Fatimah khawatir.
"Eira gapapa kok umi"
"Asrhman, bagaimana kata dokter" ujar abah Adam bagaimana pun juga ia sangat mengkhawatirkan cucu perempuan satu-satunya itu.
"Eira gapapa bah, tuh tanya aja sama anaknya dia malah bilang gini orang Eira tadi lagi tidur mimpiin cogan-cogan korea tadinya gamau bangun malah" kata Arshman dengan menirukan ucapan Aneira di mobil tadi. Dan yah yang lain lagi-lagi pun tercengang dan menggelengkan kepala.
"Astagfirullah haladzim Aneira, kamu ini" abah Adam sampai tidak bisa berucap dengan tingkah lakuannya tapi ini belum apa-apa malah Aneira dulu sampai pernah masuk kantor polisi ya walaupun niatnya baik untuk menolong tapi dia malah salah menolong orang yang di tolong malah pelakunya dan dia dikira bersekongkol alhasil ia ikut di tangkap untungnya masih bisa di bebaskan.
"Hehe, maaf semuanya Eira sudah buat kalian semua khawatir" ucapnya dengan tulus. Dan yang lain pun mengangguk tanda memaafkannya.
"Oh iya umi, Aneira laper nih mau makan" seperti tidak ada beban Aneira berucap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, yang melihatnya pun hanya menggelengkan kepala.
"Eira kamu ini malu-maluin saja" ucap Arshman malu.
"Ihh kenapa Eira cuma minta makan kok bukan minta duit yakan umi" protesnya kepada Arshman. Yang lain melihat isteraksi ayah dengan anak itu pun tertawa.
"Iya sayang, mumpung masih ada ayam kecap tadi siang gapapa kan?" Ujar umi Fatimah.
"Iya gapapa umi, ayam kecapkan emang kesukaannya Eira, jadi ayo kita makan" ucap Aneira kegirangan, yang tuan rumah siapa yang tidak tahu diri siapa.
"Yasudah Eira sama umi kedapur biar yang lain istirahat saja sudah malam juga ini" kata umi Fatimah kepada yang lain dan di angguki semuanya.
"Ayo mi, dadah semua" ujarnya dan langsung jelan begitu saja sambil bersenandung ria. Umi Fatimah pun hanya tersenyum dan mengikuti Aneira dari belakang, semuanya pun pamit pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
🌼
Maaf banget baru up kelupaan hehe, yang belum vote cepat vote di pojok kiri bawah☆ sudah? Oke sip terimakasih
Cisoka, Tangerang Banten
21 Februari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cintanya Allah
Ficção GeralFOLLOW SEBELUM MEMBACA • • • Ceklek Sebelum membuka jendela Aneira pun mengambil acang-acang karna takut maling atau ada hantu kan? "Aaaaaaaa" Plak Tunggu tunggu kok bisa ketabok ya? Berarti manusia donk? Batinnya. Dengan perlahan ia membuka mata...