part 4

51 10 0
                                    

Bissmillahhirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr wb
Sudah vote? Sudah oke lnjut
Silahkan membaca

🌼

Setelah bantu-bantu umi Fatimah, Aneira pun balik ke kamarnya untuk melaksanakan sholar ashar karna sekarang sudah pukul 04.00 PM. Setelah sholat Aneira pergi ke kamar mandi untuk mandi.

15 menit berlalu Aneira baru keluar dari kamar mandi, biasa ritual mandi dulu dan hmm tau lah yang biasa manusia lakukan ketika sudah kelebet.

Setelah selesai Aneira istirahat di kasur tapi tiba-tiba saja ia kepikiran dengan Akhmad, "Amad kan sekolahnya masih di kairo hmm kira-kira Amad punya cewe gak yah di sana? Banyak yang suka gak ya? Tapi pasti ada si gak mungkin Amad yang ganteng itu gak ada yang naksir" batin Aneira.

Saat sedang asik melamun sambil memikirkan Amad, tiba-tiba ada yang mengetok jendela kamar Aneira dengan sigap pun Aneira membawa guling dan pergi menghampiri jendela dengan mengendap-endap.

Ceklek

"Baaa!!"

"Astagfirullah haladzim allahumma bariklana, eh" Aneira yang kaget pun malah kebablasan baca do'a makan.

"Hahahaha" seseorang pun nongol dari luar kamar Aneira sambil tertawa.

"Ihhhhh Arif!! Untung Eira gak punya riwayat jantung coba kalo punya, ih amit-amit kalo Eira pulang duluan Eira belum lulus, belum nikah, belum punya anak, belum bahagiain ayah" Aneira yang kesal ngomongnya pun sampai nyeleneh.

"Hust, kalo ngomong yang bener inget omongan itu do'a" ucap Arif mengingatkan.

"Astagfirullah haladzim, ya Allah maafin Eira ya Ya Allah, Eira tadi kebablasan keceplosan janji Eira gak ngomong gitu lagi" ucap Aneira dengan polosnya sambil mengangkat kedua tangannya. Arif sebisa mungkin tidak tertawa karna melihat Aneira yang khusyuk sekali berdo'anya.

Tapi tetap saja Arif tidak bisa menahan tawanya dan seketika tawanya pun pecah.

"Pfftt, hahaha Eira kamu ada-ada aja, kamu kok polos banget sih tapi gapapa sih bagus" Aneira kesal karna telah di kerjai pun menggebug Fatir dengan guling yang ia bawa tadi.

Bugh

Arif yang kaget karna dapat serangan tiba-tiba dari Aneira pun kejedot jendela kamar Aneira dan berakhir jatuh terduduk di tanah.

"Yahahaha, sakit gak? Kasian haha" Aneira pun tertawa terbahak-bahak tidak baik untuk di contoh senang dalam penderitaan orang lain.

"Ekhem"

Aneira dan Arif yang mendengar deheman seseorang pun langsung diam, lalu menengok ke sumber suara tersebut yang terdapat Akhmad disana.

"Eh mas, maaf mas tadi Arif lagi buang sampah trus gak sengaja liat Eira yaudah Arif jailin Aneira Ajah sekalian, hehe" jelas Arif dengan agak was-was.

"Hm, cepat kamu balik" usir Akhmad kepada Arif.

"Ngih mas, assalamu'alaikum" pamit Arif lalu pergi. Aneira yang melihatnya pun hanya diam.

"Ngapain Amad disini?" Tanya Aneira to the point.

"Saya sedang melihat-lihat sekitar saja sambil jalan-jalan tidak sengaja melihat Arif yang sedang ada di depan jendela kamarmu itu" jawab Akhmad dengan sedikit berbohong. Inget yah sedikit karna Akhmad malu bila harus mengakui bahwa ia sengaja lewat belakang kamar Aneira karna ia sedari tadi trus memikirkan Aneira.

"Owh begitu, yaudah sana Amad balik lagi saja" usir Aneira karna jujur saja bahwa jantung Aneira saat ini sedang konser jedag-jedug.

"Ngusir saya?" Tanya Akhmad dengan datar.

"Eee enggak gitu, emangnya Amad mau ngapain kesini? Eira mau istirahat" ucap Aneira dengan sedikit gagu.

"Saya cuma lewat doank, kamu kalo mau istirahat tinggal istirahat ngapain urusin saya" ucap Akhmad.

"Ya yaudah Eira mau masuk" setelah berucap Aneira langsung buru-buru menutup jendela kamarnya. Akhmad yang masih berada di luar pun mengembangkan senyum tipis, ingat ya tipiss.

"Huft ini jantungnya gak bisa di ajak kompromi banget sih" Aneira masih medumel sendiri sampai akhirnya ia malah ketiduran di kasur.

🌼

"Eira... Aneira!" Ucap seseorang membangunkan Aneira yang sedang tidur seperti kebo, lihat saja bantal selimut gulingnya di bawah badannya ke samping.

"Eugh... eh ayah sejak kapan disini" pertanyaan pun keluar dari mulu Aneira.

"Sejak setengah jam yang lalu Aneira" ucap Arshman penuh penekanan, karna ia sudah kesal sedari tadi Aneira tidak bangun-bangun.

"Emang iya?"

"Sudah-sudah jangan bercanda cepat kamu ambil air wudhu lalu sholat setelah itu langsung ke aula karna sebentar lagi acara tahlilan di mulai" ucap Arshman.

"Iya ayah" setelah itu Aneira langsung mengambil air wudhu dan Arshman pun keluar dari kamar Aneira. Setelah sholat dan berganti pakaian Aneira pun bergegas pergi ke aula karna sudah banyak orang yang sudah berdatangan.

"Assalamu'alaikum" salam Aneira ketika masuk.

"Wa'alaikumussalam" orang-orang yang berada di sana pun membalas salam Aneira.

"Eira sini, jangan di sana itu tempat laki-laki" ucap umi Aisyah dari arah ujung. Aneira yang merasa terpanggil pun celingak-celinguk mencari sumber suara. Beberapa orang disana yang melihat tingkah Aneira tertawa karna lucu menurut mereka.

Setelah ketemu siapa yang memanggilnya Aneira pun menghampirinya yang sudah ada umi Aisyah, umi Fatimah, eyang Fitri, ustadzah dan santriwati karna emang tempatnya di pisah tidak boleh di campurkan.

"Hehe maaf umi tadi Eira ketiduran jadinya gak bisa bantuin umi sama yang lain" ucap Aneira dengan tidak enak.

"Iya gapapa, yaudah sini duduk bentar lagi mau mulai" ucap umi Aisyah dengan lembut. Aneira pun duduk di samping umi Aisyah dan umi Fatimah.

Jam 8 malam acara tahlilan pun baru selesai bila yang lain ikut membaca yasin segala macam tidak dengan Aneira yang malah ketiduran sejak 5 menit tahlilan baru dimulai dan umi Aisyah pun tidak membangunkannya lantaran ia tidak tega karna muka Aneira terlihat sangat kelelahan padahal tidak ngapa-ngapain.

"Eira bangun nak" umi Aisyah membangunkan Aneira dengan pelan tapi Aneira tidak kunjung bangun sedaritadi karna panik umi Aisyah dan umi Fatimah pun menghampiri laki-laki yang masih mengobrol di dalam aula termasuk Arshman ayahnya Aneira.

"Arshman, Aneira sedari tadi tidak mau bangun sudah di bangunkan masih saja tidak bergerak sama sekali" ucap umi Aisyah panik. Arshman dan yang lain pun ikutan panik dan langsung menghampiri Aneira yang di kerumuni santriwati yang coba membangunkan Aneira tapi usahanya pun nihil.

"Aneira... nak bangun nak jangan membuat ayah panik" ucap Arshman panik sambil membangunkan Aneira dengan menepukkan pipinya. Tapi Aneira pun tidak kunjung bangun. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri kerumunan itu dan langsung menerobosnya.

"Eira kenapa om" tanyanya.

"Om juga tidak tahu, ayo nak bantu om bawa kerumah sakit terdekat om sangat khawatir dengan Aneira" ucap Arshman yang sudah sangat panik. Laki-laki itu pun mengangguk dan langsung menggendong Aneira ala bridle style.

🌼

Ada apa dengan Aneira? Apakah dia baik-baik saja? Siapakah yang menggendong Aneira? Kepo kan... tunggu di part selanjutnya ya bye bye

Cisoka, Tangerang Banten
18 februari 2022

Mengejar Cintanya Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang