Part 17 - Long Overdue

333 56 10
                                    

Bertahun-tahun gue mengenal Yuki, membuat gue jadi hapal betul segala karakteristik wanita itu. Segalanya. Dari yang sederhana dan pasti orang lain sekitarnya tau, sampai kebiasaan-kebiasaan uniknya yang mungkin hanya dia tunjukkan di depan gue – seperti bagaimana dia selalu mengoles sedikit minyak zaitun ke goresan-goresan tipis di perutnya hasil mengandung kedua anak kami setelah habis mandi, atau bagaimana Yuki sangat suka kalau gue memijat lembut tengkuknya setiap kami mandi bersama, sampai bagaimana cara memanjakan Yuki setiap kami punya kesempatan untuk bercinta.

Iya. Untuk yang hal terakhir, jelas sudah pasti cuma gue yang tau bagaimana, kan? Secara gue suaminya, yang bahkan juga baru bisa mengetahui hal itu setelah kami menikah. Karena selama pacaran, kami sekalipun tidak pernah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman atau pelukan. Gue tahan diri gue, gue ingatkan selalu isi kepala gue kalau Yuki adalah sesuatu yang paling berharga dalam hidup gue, dan sekalipun tidak akan pernah gue rusak hanya untuk kepuasan gue. Sampai akhirnya dia jadi istri di kemudian hari. Sama-sama menyimpan momentum itu agar menjadi yang pertama bagi masing-masing saat kami sah menjadi suami istri.

Makanya, setelah menikah dan gue akhirnya bisa menyentuhnya lebih jauh, pelan-pelan gue pelajari bagaimana istri gue mau diperlakukan di ranjang. Dan akhirnya setelah beberapa waktu berlalu, gue bisa mengerti bagaimana cara memanjakan istri gue. Ternyata walaupun di keseharian wanita gue terkesan cerewet, cenderung judes, dan galak, dia akan berubah menjadi sosok yang lembut bagai bunga dandelion di ranjang setiap gue menyentuhnya. Dia selalu menyerahkan segalanya pada gue, pasrah dan meminta gue sepenuhnya memimpin dan memanjakannya tentu saja dengan kelembutan. Yuki tidak suka dikasari, dia senang disentuh dengan segala kelembutan dan cinta, makanya kami selalu menikmati ketenangan itu setiap kali berhubungan.

Sebisa mungkin gue memberikan suasana yang sudah pasti akan menenangkan hatinya setiap gue sentuh, karena gue cuma mau Yuki nyaman dengan bagaimana gue mencoba menyalurkan rasa cinta gue setiap kami bersetubuh. Gue juga selalu suka bagaimana pipinya memerah malu setiap gue menyentuhnya dengan hati-hati, membuat gue selalu tidak sampai hati kalau gue tidak sengaja membuatnya merintih kesakitan. Dan gue juga tau, buat Yuki, sex adalah kegiatan bercinta. Iya, gue selalu tau, untuk Yuki sex tidak akan pernah hanya jadi kegiatan 'casual' semata. Jadi sangat tidak mungkin dia mau melakukan itu tanpa cinta.

Karena itu, setiap gue kembali memutar segala kemungkinan yang sampai sekarang tidak pernah dibantah oleh Yuki: tentang bagaimana kini sudah ada laki-laki lain yang mungkin punya pengetahuan yang sama dengan gue tentang Yuki akan hal itu, kepala gue tidak pernah tidak mengepul karena emosi yang sudah meletup. Gue marah. Bahkan kalau ada kata yang bisa menjelaskan perasaan gue yang rasanya sudah lebih dari marah ini, gue akan gunakan saat ini juga. Hati gue sakit, kepala gue mau pecah, dan darah gue selalu mendesir, membayangkan laki-laki itu juga sudah pernah melihat Yuki yang gue miliki. Yang selama ini hanya menjadi milik gue. Dan yang membuat gue makin mau gila lagi adalah kalau kenyataannya bagi Yuki sex adalah bercinta, lalu si bangsat itu benar-benar sudah pernah meniduri istri gue, berarti Yuki juga sudah mencintainya, kan? Inget nggak yang gue bilang di atas? Yuki tidak pernah mau melakukan hal itu kalau tanpa cinta.

"Bangsat!" maki gue dengan suara lirih namun penuh dengan amarah. Gue lempar puntung rokok gue yang memang sudah pendek ke lantai balkon kemudian gue injak tidak sabaran. Membuat benda itu mati, seakan-akan gue menginjak kepala laki-laki bajingan itu sampai mati. Hahaha... Anjing, gue rasa gue udah jadi psikopat sinting sekarang. Anjing!

Dan gue membenci diri gue yang seperti ini. Psikopat sinting yang sudah dengan tolol hampir menyakiti istri gue sendiri. Sialan! Sialan Stefan, isi kepala lo apa sih malam itu? Bisa-bisanya lo bikin dia nangis ketakutan waktu lo pegang seenaknya. Bisa-bisanya lo bikin dia gemetar sambil liat lo dengan matanya yang bengkak karena menangis tersedu itu saat lo bikin dia hampir nggak berdaya di bawah kukungan lo. Nggak seharusnya lo begitu! Lo yang paling tau dia gimana! Lo yang paling ngerti kalau Yuki nggak bisa dikasarin! Dan lo kasarin dia! Goblok! Tolol! Sialan lo Stefan! Bangsat!

Senandung Hati Melodi Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang