Chapter 8

900 94 9
                                    

Memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya dengan perasaan membuncah bahagia. Hari ini, pemuda manis bermarga Liu tersebut sudah diperbolehkan memasuki kelas perkuliahan. Meskipun tadi ada perdebatan kecil dengan Nyonya rumah ini, namun Yangyang dapat meyakinkan pemuda paruh baya berparas cantik tersebut. Akhirnya, Taeyong pun mengizinkan Yangyang untuk pergi ke Universitas.

Ia sudah berada di meja makan keluarga besar Jung dengan beberapa celotehan kecil dari kedua anak balita, Jisung dan Chenle. Sarapan kali ini cukup hikmat meskipun beberapa kali dirinya melirik Jaemin yang terlihat diam tanpa mau bersitatap dengannya. Tidak biasanya, batin si manis.

"Yangyang, kau yakin akan pergi untuk kuliah? Apakah kondisi fisikmu sudah jauh lebih baik dari sebelumnya?" tanya Jaehyun disela-sela sarapannya. Yangyang berjengit kecil dan langsung menatap sang kepala keluarga seraya tersenyum ramah.

"Tentu dad. Aku sudah lebih baik dari sebelumnya. Sekarang, tanganku pun sudah tidak merasakan nyeri lagi" ujarnya. Jaehyun mengangguk paham dan kembali memakan sarapannya. Taeyong tersenyum kecil dan menyuruh si manis untuk mengambil lagi lauk yang tersedia, Yangyang mengangguk mengiyakan sesekali melirik Jaemin yang masih berkutat dengan sarapannya.

"Sungchan, nanti kau berangkat bersama dengan Yangyang ya. Kau satu kelas dengannya bukan?" tanya Taeyong dan diangguki oleh si bungsu dengan semangat. Siapa yang tidak akan semangat jika berurusan dengan pujaan hatinya.

"Tentu! Yangyang akan berangkat denganku pastinya. Ayo Yangyang, sebentar lagi kelas akan dimulai" ujarnya dengan melihat jam yang berada di pergelangan tangannya. Sebelum Yangyang berbicara, suara decitan dari kursi yang terdorong terdengar pada inderanya. Ia menatap sosok tersebut yang sama sekali tak menatapnya, ada perasaan tak enak kala Jaemin menghiraukannya.

"Aku selesai. Bu, aku berangkat ada pertemuan setelah ini" pamitnya dan diberi anggukan oleh Taeyong. Jaemin pergi dari sana sedikit melirik si manis yang menatapnya, tapi pada akhirnya ia terus berjalan meninggalkan meja makan tersebut.

Yangyang hanya menghela nafas pelan dan tepukan pelan dari anak bungsu keluarga Jung itu membuatnya harus berdiri saat ini. Ia pun mengangguk kecil dan mulai bergegas pergi dari sana, tak lupa untuk berpamitan dengan semua keluarga terhormat. Tapi Yangyang menghiraukan tatapan salah satu dari mereka yang menatapnya dan juga Jaemin curiga.

.
.

Sedari tadi Yangyang selalu tidak fokus dengan materi yang telah dijelaskan, fikirannya selalu melalang buana kepada sikap Jaemin yang entah kenapa berubah begitu saja. Padahal kemarin malam, pemuda itu masih bersikap semestinya bahkan menceritakan kisahnya tanpa beban kepada dirinya. Tapi apa yang membuat Jaemin semakin tidak tersentuh dan membuat tembok tinggi seperti itu? Yangyang tak mengerti.

"Tolong kerjakan materi yang sudah saya jelaskan berupa power point dan pertemuan berikutnya saya meminta kalian mempresentasikan di depan. Ada yang ditanyakan?"

Mahasiswa disana tidak ada yang mengangkat tangan, mereka semua diam. Profesor tersebut mengangguk paham dan meninggalkan kelas yang mulai ricuh. Yangyang masih melamunkan hal yang sama tanpa tahu bahwa pengajar dikelasnya sudah pergi dari beberapa menit yang lalu.

"Apa yang sedang kau lamunkan, Liu?" tanya seseorang yang sudah duduk dibangku sebelahnya. Si manis berambut coklat itu tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah teman sekelasnya tersebut. "H-hah? Tidak ada" jawabnya.

Gadis berambut panjang dengan penampilan seperti pria itu hanya mengangguk mengerti. Yangyang kembali menatap sekitarnya yang sudah mengurang jumlahnya, ia mengernyit bingung. Kemana perginya semua orang?

"Giselle, dimana semua orang? Kenapa kelas terlihat sepi?" tanyanya kepada gadis disebelahnya. Giselle menatap si manis dengan satu alis terangkat, yang benar saja. Ia menghela nafas dan menaruh pulpen yang ia kenakan untuk menulis diatas meja. "Sudah kuduga kau memang melamun tadi. Semua orang sudah pergi dari 15 menit yang lalu dan kau masih berdiam diri disini tanpa pergerakan apapun" ujarnya.

My Sugar Pain [JAEMYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang