Membenahi diri setelah hampir 45 menit dirinya berendam di air yang cukup hangat untuk pagi ini. Aroma terapi dari lilin yang ia nyalakan membuatnya tenang akan kecamuk gelisah dan kebingungan. Pemuda Liu itu sedari tadi menghela nafasnya untuk menenangkan detak jantungnya yang kembali berdetak disaat rencana bodohnya terlintas begitu saja dalam pikiran.
Mengingat kejadian semalam membuat dirinya berinisiatif untuk mengajak pemuda tampan itu pergi menuju tempat yang menurutnya bisa mengembalikan mood dan suntuk. Tapi semua ide bodoh itu selalu ia tepis karena akan janjinya pada diri sendiri, tak lagi mau berurusan dengan manusia bernama Jaemin Jung. Setelah berhelatan akan batin dan pikirannya, Yangyang memutuskan bahwa ia tidak akan mengajak Jaemin untuk pergi bersamanya ke tempat usulannya. Tidak, lebih baik ia pergi ke butik saja karena kelas pagi ini lagi-lagi harus di undur.
Bersiap dengan setelan casual seperti biasanya, si manis itu tersenyum ramah pada pekerja dirumah besar ini. Terkadang ia akan membantu untuk menata meja makan atau sekedar mengangkat sarapan yang sudah siap disantap. Meskipun kepala pelayan disana menyuruhnya untuk diam dimeja makan, menunggu sarapan siap dihidangkan.
"Sudah tidak apa, bi. Aku sudah terbiasa dengan ini semua" ujarnya kala kembali menolak halus ucapan kepala pelayan itu. Sarah hanya menghela nafas pasrah dan kembali mengerjakan pekerjaan yang belum dikerjakan oleh pelayan lain.
Selesai, Yangyang tersenyum puas melihat makanan telah tersaji diatas meja. Tak lama, suara tapak kaki berisik dengan sahutan khas anak kecil memasuki gendang telinga. Tak hanya itu, suara peringatan dari seseorang pun juga ikut andil disana berputar pada pendengaran si manis. Yangyang tersenyum hangat kala Chenle dan Jisung menyapanya dengan ceria, apalagi seragam yang dikenakan begitu lucu dilihatnya.
"Pagi Yangyang" sapa Renjun hangat. Haechan hanya tersenyum simpul seraya menarik kursi disebelah sang anak, kala Yangyang menoleh kearah dua pemuda manis tersebut. "Pagi hyung" jawabnya sopan.
Tak lama semua keluarga Jung memasuki ruang makan itu tapi ada satu yang tak hadir dalam sarapan kali ini. Jaemin tidak menampakkan diri. Meskipun ketidak hadirannya jelas terlihat, namun semuanya begitu tidak perduli. Bahkan mengabaikan satu orang yang entah sedang apa saat ini. Ada sedikit khawatir dan iba saat tau, Jaemin memang tidak diinginkan.
Sesi sarapan kali ini begitu tenang karena duo kecil itu terlalu sibuk dengan sarapannya. Sarapan kesukaan keduanya. Setelah semuanya selesai, mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing dan Yangyang kembali membantu meskipun sudah ditolak keras oleh Sarah. Ia pun akhirnya menurut dan terlintas untuk mengambilkan makanan. Lauk pauk itu terus ia letakkan diatas piring dan segelas air putih sudah ia sediakan diatas nampan.
"Untuk apa tuan mengambil makanan sebanyak ini?" tanya Anna. Yangyang menoleh saat pelayan berambut blonde itu membersihkan meja makan dengan raut kebingungan. "Untuk tuan Jaemin. Ia tidak terlihat saat sarapan tadi, jadi aku memutuskan untuk mengambilkan semua ini untuknya" jawabnya. Anna mengangguk paham dan ia kembali untuk pekerjaannya.
"Ah ya tuan, biasanya jika tuan Jaemin melewati jam sarapannya. Ia saat ini berada di rumah pondok, belakang rumah ini. Tepatnya bersebelahan dengan danau buatan, nanti kau bisa melihatnya jika sudah berada dibelakang" ujar Anna kembali memberitahu. Yangyang mengangguk paham dan kembali menapakkan kakinya untuk menuju tempat Jaemin berada.
Hanya membutuhkan waktu 7 menit, dirinya sudah sampai di depan pondok kecil yang terlihat minimalis dari luar. Kaca yang cukup besar tanpa gordain itu memperlihatkan sedikit isi di dalam pondok milik keluarga Jung itu. Berisi sofa, meja belajar, rak-rak buku, dan satu piano putih. Yangyang sedikit tercengang akan isi pondoknya, seberapa kaya keluarga Jung ini. Ia tak habis fikir.
Mengetuk pintu berkusen cokelat terang itu tanpa ada sautan dari dalam. Lagi ia mengetuk lebih kencang dan terbukalah pintu jati tersebut, memperlihatkan sang pemilik pondok dengan gaya santainya. Kaos putih tipis dan celana training hitam bergaris putih. Jaemin terlihat tampan jika berpakaian santai seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Pain [JAEMYANG]
FanfictionBukan berisi kisah romantis dengan dibumbuhi banyak kemanisan di dalamnya. Tetapi berbanding terbalik dari semua hal itu. Bagaimana kisah ini dipenuhi oleh sebuah konflik yang begitu rumit dengan seseorang dimasa lalunya. Yangyang Liu, pemuda manis...