Chapter 5

1K 103 25
                                    

Weekend seperti ini biasanya Yangyang akan bekerja pada pagi hari karena perkuliahannya hanya sampai hari Jum'at saja, Sabtu dan Minggu perkuliahan kosong tidak ada jadwal. Jika tidak ada tugas kelompok, Yangyang akan meminta shift nya pada pagi hari namun jika ia ada kepentingan perkuliahannya ia akan tetap pada shift siang ataupun sore.

Yangyang sudah berpakaian seperti biasanya. Hanya casual look saja, memakai kaos polos dengan jaket sebagai pasangannya beserta celana ripped jeans hitamnya. Pakaian khusus pramuniaganya, ia letakkan pada loker di butik. Taeyong memang menyediakan loker untuk penyimpanan barang, salah satunya seragam staff butiknya. Maka dari itu, staff butik tidak perlu repot harus menggunakan seragam butik dari rumah.

Setelah selesai, ia langsung mengambil tas kesayangannya seraya keluar dari kamar miliknya. Saat keluar, ia berpapasan dengan Jaemin. Yangyang hanya meneguk ludahnya, kejadian beberapa hari lalu masih terngiang olehnya. Yangyang bodoh! Padahal ia sedang berusaha untuk melupakan pria ini, tapi kenapa ia harus menerima ciuman tersebut. Tidak peduli akan eksistensi Jaemin yang mematutnya dalam, ia berjalan melewati Jaemin namun sialnya tangannya dicekal oleh si kurus tampan.

"Ada apa, Tuan? Jika membutuhkan sesuatu anda bisa memberitahukannya pada maid. Oh! atau mau saya sampaikan. Silahkan lebih cepat, karena saya harus buru-buru ke butik ibu Tuan"

Yangyang tersenyum sopanㅡ lebih tepatnya pura-pura. Jaemin hanya diam tanpa bereaksi, ia masih mematut wajah manis kesayangannya ini. Si manis pun berdecak kesal, ia ingin menarik tangannya namun tidak bisa karena ditahan oleh Jaemin. Ia hanya mendengus kasar.

"Tuan, tolong lepaskan cekalan anda. Saya ingin pergi ke butik! Nanti saya telat menaikki bus"

Cup

Yangyang membelalakkan matanya dan tubuhnya kaku layaknya patung. Jaemin menutup matanya seraya menyesap pelan bibir bawah si manis meskipun hanya sebentar saja. Jaemin melepaskan ciuman tersebut dan tersenyum kecil menatap Yangyang yang masih mengerjap kebingungan dengan kejadian baru saja.

"Morning kiss. Sudah lama aku tidak menerima ini darimu, baby."

Jaemin pergi begitu saja setelah mencium keningnya. Sialan! Yangyang masih mencerna apa yang baru saja terjadi bahkan jantungnya berdegup kencang layaknya ia bermain di wahana menyeramkan. Seketika wajahnya memerah layaknya tomat rebus. Ia pun langsung teriak tertahan dan mengumpati Jaemin dalam hati. Semoga kejadian tadi tidak dilihat oleh siapapun. Jika dilihat oleh salah satu penghuni mansion ini, bisa di kubur hidup-hidup dirinya.

Ia pun langsung turun menuju dapur untuk sarapan bersama maid. Sudah menjadi kebiasaannya, namun kali ini berbeda dirinya disuruh oleh Taeyong untuk sarapan di meja makan. Yangyang awalnya menolak namun karena dua bocah menggemaskan itu memintanya, jadilah dirinya harus mengiyakan kemauan dari cucu kesayangan keluarga Jung ini. Sialnya, ia harus duduk di sebelah Jaemin. Pagi yang buruk.

Sarapan kali ini sedikit riuh karena celotehan dari bocah dua itu terus berkumandang tanpa adanya henti. Bahkan pertengkaran kecil antara Chenle juga Jisung berada di meja makan kali ini. Biasanya suasana akan terasa tenang karena dua bocah ini akan sarapan terlebih dahulu dan pergi menuju sekolahnya bersama supir pribadi. Namun, karena hari ini adalah weekend jadilah keluarga Jung tersebut melakukan sarapan mereka dengan sedikit ceria.

"Yangyang hyung, nanti kita pergi ke Sea World yuk. Lele ingin melihat ikan paus"

Yangyang menium air mineralnya dan menatap bocah umur 5 tahun ini kebingungan. Apa yang harus ia jelaskan untuk tidak membuat si manis lucu ini tidak kecewa.

"Sayang, Yangyang hyung kan harus bekerja. Jadi, hyung tidak bisa menemanimu nanti kita pergi sama-sama ya dengan Daddy"

Haechan memberi pengertian untuk anaknya namun Chenle merajuk tetap ingin hari ini untuk pergi menuju wisata air itu. Yangyang pun ikut bingung bagaimana membujuk bocah ini.

My Sugar Pain [JAEMYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang