8. Alasan

4 1 0
                                    

Luke terdiam, dia merasa belum saatnya untuk menjelaskannya, namun jika dia tak menjawab, Alice pasti akan mengamuk lagi

Alice menghela, "jika tidak mau jawab ya sudah" ujar Alice saat hanya menerima keheningan dari Luke

"bukan seperti itu, namun aku tak tahu harus mulai dari mana" balas Luke dengan cepat

Luke dengan cepat menyeduhkan teh pada cangkir kayu yang tersedia di pondok itu, ia kemudian memberikannya pada Alice, "minum lah terlebih dahulu, ini dapat menenangkanmu" ujarnya, "ah, teh ku memang bukan yang terbaik, namun masih bisa diminum tenang saja!" lanjutnya meyakinkan

Alice menyerngit heran, dia hanya menghela, "berhenti" balasnya, ia kemudian mengambil cangkir teh itu dan meminumnya

"aku benar-benar minta maaf ..." ujar Luke, matanya tak berani menatap ke arah Alice, entahlah dia benar-benar merasa bersalah sekarang, padahal dia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya

Alice terdiam sebentar, ia menghela, "ini juga salahku, aku yang tak cukup kuat melawan mu, jadi berhentilah meminta maaf"

Keduanya terdiam, keheningan mulai tercipta di ruangan

"kita tidak beberes lagi?" tanya Alice

Luke menatap tajam padanya, "kaki mu masih merah dan bengkak, kau mau berjalan lagi dengan kaki seperti itu?" saat matanya tertuju pada kaki Alice, Luke tak bisa berkata-kata kembali, "maaf kan aku" hanya itu yang bisa ia katakan

"mau sampai kapan kau meminta maaf? sudahlah, aku sudah memaafkan mu" ujar Alice, Luke langsung menoleh, menatap mata Alice untuk menemukan kebohongan disana, namun nihil, "jika seperti ini terus akupun tak akan tenang, dan kau juga memiliki alasan untuk membawa ku dalam perjalan mu bukan?"

"kau benar-benar memaafkanku?!" tanya Luke memastikan

Alice menghela, "mau berapa kali aku harus mengatakan untuk tidak meminta maaf lagi padaku? sudahlah, rasanya benar-benar ada yang salah saat raja iblis meminta maaf padaku seperti ini" jelasnya, benar-benar terasa aneh jika Luke meminta maaf padanya, Luke adalah raja iblis dan bukannya raja iblis tak kenal kata maaf?

"aku bahkan tak tahu mengapa aku terus meminta maaf, rasanya seperti bukan diriku" Luke menghela, ia kemudian memegang dadanya, "pada dadaku, rasanya aneh saat aku melihat mu seperti ini, rasanya hati ku terasa tercabik, entah mengapa sebuah penyesalan besar datang menghantui ku ... aku tidak tahu kenapa aku seperti ini" jelas Luke, ia menghela, ia kemudian menatap wajah Alice, dia dapat melihat raut terkejut dari Alice, "apa? kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya nya heran

Saat Alice sadar, dia menatap arah lain, "ah, tidak" jawabnya, ia kembali menatap Luke, "rasanya kau seperti baru saja mengungkapkan cinta padaku" ujarnya dengan senyum kikuk dan pipi yang merona

Melihat itu, tiba-tiba darah terasa naik pada kepalanya, wajahnya tiba-tiba memerah saat ia mendengar itu, "siapa bilang aku mencintaimu?!" kesal Luke saat ia kehilangan ketenangannya, "benar-benar memalukan!" gumamnya, sesekali ia melihat wajah Alice yang masih merona, "ah sialan!" kesalnya kemudian berjalan menjauh dari Alice

Saat Alice melihat bagaimana Luke kehilangan ketenangannya, suara tawa terdengar dari mulutnya, suara tawa yang benar-benar kencang dan tawa puas

Di sisi lain, Luke berdiri pada pintu pondok, rasa bangga tiba-tiba muncul di benaknya saat ia mendengar Alice tertawa, dengan rasa puas dan bangga ia berjalan ke arah sungai yang berada di samping pondok untuk mengambil air sesekali ia bersenandung ria

.

Disisi lain,

Pada ruangan gelap penuh dengan kristal dan perhiasan, Shie menatap pada bola kristalnya yang menunjukan Luke dan Alice di dalamnya, Shie yang melihat bola kristal di depannya itu tersenyum puas, "menarik sekali" gumamnya pelan

Angel Has Fallen DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang