Sebelum jam tuju pagi Henna sudah bangun. Dibantu oleh pelayan pribadinya untuk membersihkan diri. Dia ingat hari ini adalah hari libur. Kemarin adalah hari terakhir, atau genap satu bulan dia menerima pelajaran etiket untuk pantas disebut bangsawan. Meski hari libur, Ana pelayan pribadinya. Tetap melakukan tugasnya seperti biasa. Membangunkannya tepat waktu. Membantunya membersihkan diri. Tidak lupa seluruh perawatan kecantikan yang entah kapan sudah siap dalam pemandian.
Setiap hari dia berjuang melewati hari-hari yang berat. Meski akan ada waktu untuknya melakukan relaksasi seperti sekarang ini. Tapi memang dia akui hidup sebagai bangsawan itu sulit. Belum lagi semua tata krama yang harus selalu ditaati. Entah apakah dia akan tetap bertahan jika lebih lama dari satu bulan.
Acara mandi hari ini lebih lama, karena dia yang memintanya. Dipijat merata dengan beberapa tekanan lembut. Terbukti ampuh mengembalikan semua otot-otot yang semula kaku. Memperbaiki moodnya akibat banyak pelajaran yang memaksanya untuk terus belajar dan menghafal. Henna menikmati semua pembelajaran itu dengan hati ikhlas. Karena belum tentu gadis lain juga dapat mengenyam pendidikan sepertinya.
Butuh waktu dua jam sampai Henna benar-benar puas akan pijatan Ana. Sebenarnya dia sudah terlambat untuk sarapan. Tapi tidak ada dari pelayannya yang menegur atau mengingatkan. Biasanya mereka mengetuk pintu terus menerus. Mengingat jika sarapan sudah harus dimulai. Karena mereka juga tidak mau terkena omelan dari Emi. Ketepatan waktu yang dia gunakan, mempengaruhi semua kinerja para pelayan di paviliun ini.
Beberapa kali Henna menyuarakan ketidaknyamanannya memakai gaun dengan belahan dada rendah. Ana sempat protes namun kemudian menuruti permintaan sang nona. Karena Henna memasang muka murung yang benar-benar memelas. Jadilah hari-hari selanjutnya, dia sudah tidak pernah memakai gaun dengan model seperti itu. Menurutnya model gaun dengan belahan dada rendah. Hanya digunakan dengan maksud menggoda. Mempertontonkan seberapa bagus dan berisinya buah dada. Bahkan pemikiran seperti itu sedikit ngeri bagi Henna yang berasal dari desa.
Setelah masuk ke dalam istana dan menjalani harinya. Pelayan tidak pernah lupa untuk menyajikan tonik kesehatan untuknya. Ana mengatakan jika ramuan tersebut berguna untuk menjaga kesehatan dan staminanya. Awalnya Henna ragu, tapi setelah meminum ramuan tersebut. Tidak ada efek buruk yang terasa di tubuhnya. Akhirnya Henna terus meminum ramuan tersebut sesuai dengan anjuran pelayan.
.
Harold tengah berjalan bersama Eric dan beberapa pengawal dibelakangnya. Mereka sedang menuju sebuah paviliun yang tertelak disebelah selatan. Terletak jauh dari komplek istana utama. Bahkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama jika ditempuh dari komplek kediaman Ratu. Harold sengaja memilih paviliun Rosella sebagai tempat dimana Henna tinggal. Terletak jauh dari istana dalam, tempat Ratu dan para selir tinggal.
Matahari terasa hangat menerpa sisi wajahnya dari arah timur. Berjalan diantara pepohonan rimbun. Paviliun Rosella terletak cukup tersembunyi di balik hutan buatan dibagian selatan istana. Orang lain tak akan mengira jika dalam hutan buatan tersebut ada sebuah paviliun.
Pengawal dia perintahkan untuk tetap berjaga di luar gerbang masuk. Lalu sisanya mengikuti langkah Harold memasuki komplek paviliun. Melangkah memasuki ruang makan, Harold mengisyaratkan agar Eric tetap menunggu di luar. Ruang makan luas itu terlihat masih sepi. Hanya kepala pelayan yang terus mengikutinya.
Harold duduk di ujung, tempat kepala keluarga biasa duduk. Dia menatap datar semua pelayan yang dengan cekatan menyiapkan sarapan. Waktu sudah berjalan melewati pukul tujuh. Namun nona yang ditunggu belum juga muncul. Harold mencegah kepala pelayan saat ingin memanggil Henna. Pria itu ingin selir kecilnya menikmati waktu dipaviliun ini. Karena gadis itu suka tidak suka akan terus berada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Raja
RomancePernikahan kerajaan yang berdasarkan perjodohan dan dorongan politik tak pernah membuat hatinya ikut luluh. Harold de Vant akhirnya memilih sendirinya selirnya. Dirinya yang semakin muak dengan dorongan para dewan mentri. Memutuskan untuk mengambil...